Wusul itu adalah mempunyai arti sampai, sedangkan wusul kepada Allah itu artinya adalah sampai kepada Allah SWT sesuai ahli thariqah yakni melihat Allah SWT. dengan memakai mata hati (bashirah).Maksud dari melihat Allah dengan mata hati itu ialah sampai melalui ilmu hakekat. Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat ilmu Yaqin ialah sesampainya manusia kepada Allah SWT. dengan melalui tahapan, yang mana dimulai dengan mengetahui akan wujud Allah SWT. dengan melihat ciptaan ciptaan-Nya di alam semesta. Ini dinamakan pada tingkat pertama.Sedangkan tingkat Ainul Yaqin adalah termasuk tingkat atau tahapan kedua yang disebut dengan Bashirah, dan disebut juga dengan ilmu Ma'rifat.Tingkat yang tertinggi dari perjalanan iman seorang hamba Allah SWT. yang telah mencapai Wusul-Nya yaitu pada tahapan yang ketiga sampai pada wusul Haqqul Yaqin.
Yang dimaksud dengan Haqqul Yaqin ialah : Suatu keyakinan yang benar-benar tak terpisahkan dari dirinya sifat Ilahiyah dan ia telah menjadi satu di dalam sifat-sifat Allah SWT.. Dan pada setiap gerakannya itu adalah gerak-gerik yang berdasarkan pada sifat Ilahiyah tersebut.Seorang hamba yang telah berniat untuk melaksanakan Ibadah Haji itu adalah termasuk dekatnya si hamba kepada Allah SWT. di dalam tingkatan-tingkatan tertentu, sebab dia telah yakin bahwa ibadah haji juga negeri Mekkah serta Madinah itu memang ada. Di samping itu dia telah yakin bahwa Makam Nabi Muhammad saw. itu ada di Madinah, dan di dalam tahap ini ia telah berada di tingkat ilmu Yaqin.
Maka sebagai contoh di sini adalah sebagai berikut : Pada suatu hari seorang hamba Allah telah mendapatkan sebuah karunia untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu menunaikan ibadah Haji, setelah tiba di Mekkah Al-Mukarramah, ia melihat dengan mata kepala sendiri apa yang pernah dipelajari, pernah di dengar, serta pernah dilihatnya dalam bentuk gambar ataupun dalam bentuk yang lain, akan tetapi sekarang dia telah mengalaminya sendiri, melihat sendiri, merasakan sendiri secara langsung tidak dari berita atau pun cerita.
Di dalam mengerjakan ibadah Haji, ia telah mengerjakan sesuai dengan hukum dan juga peraturannya, ia mengerjakan ibadah haji dengan jasmani dan ruhani, secara lahir dan batin, sehingga ia sekarang telah berada di tingkatan Haqqul Yaqin
Di dalam hal ini maka Syaikhul Athaillah memberik.m gambaran sebagai berikut :
Artinya :
"Taqarrubmu dengan Allah, seolah-olah kamu menyaksikan Allah sangat dekat denganmu, kalau tidak demikian, dari mana kamu tahu dekatnya wujud Allah denganmu?".
Di dalam hal dekatnya seorang hamba dengan Allah SWT. itu, bukan hanya terletak pada saat hamba itu melaksanakan suatu kewajiban yaitu berupa shalat, puasa, dzikir serta ibadah yang lain. Seperti ia sendiri yang telah merasakan suatu hubungan yang dekat antara seorang hamba dengan hamba yang lain nya, itulah contoh mendekatnya seorang hamba dengan Allah sebagai Tuhannya.
Demikian juga hubungan antara manusia dengan Allah SWT, adalah merupakan kecintaan seorang hamba kepada Ma'budnya, serta kecintaan Ma'bud kepada 'Abid-Nya yang mana sangat erat di dalam wilayah yang sangat luas sesuai dengan kebesaran dan juga kesempurnaan dari sifat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Allah SWT. telah menerangkan di dalam hadits qudsi yaitu
" Apabila hamba-hamba-Ku mendekati-Ku satu depa,maka Aku akan mendekatinya satu hasta, apabila engkau datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadamu dengan berlari".
Karena dekatnya si hamba dengan Allah SWT., sebagaimana firman Allah SWT. di dalam surat Qaf ayat 16 :
"Dan Kami (Allah) lebih dekat padanya daripada urat nadi nya sendiri". (Qaf: 16).
Di samping itu juga Allah mengingatkan kita di dalam surat Al-Baqarah ayat 186, yaitu artinya :
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya, katakanlah sesungguhnya Aku sangat dekat".
Nabi Muhammad saw. telah bersabda di dalam haditsnya yang lain bahwa: "Seorang hamba yang beribadah menghadap Ku, hendaklah ia seakan-akan berhadapan, langsung dengan Aku", juga Rasulullah saw. menambahkan sabdanya berbunyi: "Sembahlah Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya, jikalau engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu".
Dan untuk mempertegas dari penjelasan atau sabda dari Rasulullah saw. tersebut, maka Allah telah berfirman untuk sebagai bukti akan kebenarannya yaitu di dalam surat Al-Waqi- 'ah yaitu :
Artinya :
"Bahwa Kami sangat dekat denganmu, akan tetapi kamu sendiri yang tidak melihatnya".