Untuk mencapai rasa aman dari siksa dan juga hukuman Allah SWT., maka seseorang hendaklah mengucapkan kalimat"LAA ILAAHA ILLALLAAH" dengan penuh iman, hati yang ikhlas, beri'tikad dengan penuh keyakinan, serta berma'rifatullah, mengerti akan arti dan maksud juga tujuannya dengan cara yang sangat khusyu', maka ia akan masuk dalam benteng pertahanan milik Allah SWT. yakni benteng dari segala benteng kesulitan.
Melalui lisan yang mulia Nabi Muhammad saw. Allah SWT. memberitahukan kepada kita sebagai hamba-Nya karena de¬ngan mengucapkan kalimat tersebut di atas, maka kita akan merasa aman dari siksa dan juga hukuman Allah SWT..
Dan sudah barang tentu akan merasa aman dari serangan musuh dan juga akan jauh dari marabahaya, apabila seseorang, dapat masuk ke dalam satu benteng pertahanan yang sangat kokoh serta kuat, dan itu tidak dapat diragukan lagi akan kebenarannya.
Haruslah lebih banyak untuk mengucapkan dan berdzikir dengan kalimat tauhid "LAA ILAAHA ILLALLAH", serta dilakukan dengan penuh pengertian, tadabbur, renungan yang lebih mendalam juga siap sedia melaksanakan kewajibarn- kewajiban-Nya dan juga menjauhi semua larangan-larangan- Nya, apabila seorang mukmin itu ingin mensucikan dirinya dari perbuatan kemaksiatan.
Mengapa demikian adanya?. Sebab kalimat tersebut mengandung arti dan makna yang begitu mendalam yakni siapa- pun orangnya tidak boleh menyembah kepada sesuatu selain Allah, serta tidak boleh mengharapkan kepada sesuatu selain Allah juga, dan tidak boleh berpegang teguh kepada sesuatu pun juga selain Allah.
Berkenaan dengan kalimat tauhid tersebut, Nabi Muham¬mad saw. pernah bersabda serta memberikan petunjuk dalam mengamalkannya yaitu berbunyi :
Artinya :
Anak kunci surga itu ialah ikrar Tuhan hanyalah Allah". (lili. Al-Bazzar dan Ahmad bin Hambal yang bersumber ilari Mn'adz bin Jabbal ra.).
Kalimat tersebut tidak saja merupakan pintu gerbang Islam, melainkan lebih dari itu, sesungguhnya merupakan suatu prinsip yang menjadi jiwa atau roh Agama Islam itu sendiri, oleh itulah kalimat tersebut tidak boleh berubah sedikit pun ikuti ajaran Tauhid di dalam kalimat "ASYHADU ALLAA- IIA HA ILLAALLAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARASULULLAH"
Karenanya di dalam kalimat tersebut terdapat juga sebuah sisipan "LAA ILAAHA ILLALLAH", bahwa urat akar Islam, Islam dan juga inti sari Islam itu ialah kalimat Tauhid, 'menurut Abdul A'la Maududi).
Undakan pelanggaran terhadap prinsip tauhid ini dikutuk oleh Islam, sehingga orang yang melanggarnya itu digo¬longkan sebagai orang musyrik sebab sangat sesuai sekali denan posisi ajaran tauhid yang demikian vitalnya di dalam Islam.
Adapun kutukan Islam itu berupa antara lain:
1) Menetapkan dosa besar dan tidak dapat diampuni, karena telah mempersekutukan Allah dengan yang lainnya, sebagaimana sangat sesuai sekali dengan firman Allah SWT. yang mempunyai arti sebagai berikut: "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa persekutuan dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya, barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, maka sesungguhnya ia telah sesat sejauh-jauhnya". (QS. AN-Nisa' : 116).
Menetapkan semua amal,orang yang mempersekutukan Tuhan sebagai amal yang percuma, sebab amal tersebut tidaklah diterima oleh Allah SWT., berdasarkan pada firman Allah yang mana artinya adalah berbunyi :
"Dan jikalau mereka mempersekutukan Tuhan, sungguh menjadi percumalah apapun jua yang mereka amalkan". (QS. Al- An'am : 88).
1)
2) Menganggap orang yang mempersekutukan Tuhan sebagai orang yang kafir dan diharamkan untuk masuk ia dalam surga Allah SWT.. Firman-Nya berbunyi : "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah akan mengharamkan kepadanya surga dan. tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang Dzalim itu seorang penolong pun". (QS. Al-Maidah : 72).
2) .
3) Menamakan orang-orang yang mempersekutukan Tuhan sebagai orang-orang yang sangat kotor atau najis, dan tidak boleh dekat-dekat dengan masjidil Haram. Sebagai¬mana firman Allah yang artinya adalah : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya 'orang-orang yang musyrik itu najis, sebab itu janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini". (QS. At-Tauhah : 28).
Yang merupakan satu prinsip yang menjiwai ajaran-ajaran mereka itu adalah paham Tauhid, sebab di dalam ucapan kalimat "LAA ILAAHA ILLALLAH" ini tidak saja diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. akan tetapi juga telah diajarkan oleh semua Nabi Allah SWT. yang pernah lahir dan hidup di muka bumi ini.