Saat akan meninggal dunia (ihtidhar) di sini, yang dimaksud ialah saat munculnya tanda-tanda akan mati pada orang yang sakit, dan mulainya sekarat, yaitu pencabutan nyawa dari jasadnya.
Pada waktu itu, hal-hal yang patut dilakukan ialah:
- Dianjurkan agar keluarganya membaringkan si sakit miring ke sebelah kanan, sedang wajahnya dihadapkan ke kiblat. Kalau itu sulit dilakukan, maka baringkanlah menelentang, sedang wajahnya terangkat sedikit, agar menghadap kiblat, dan begitu pula, bagian bawah telapak kakinya, sunnah dihadapkan ke kiblat
- Disunnatkan pula dituntun mengucapkan Syahadat, yaitu kalimat "La ilaha illallah", dengan perlahan tanpa mendesak-desak. Yakni, ucapkanlah berulang-ulang pada telinga si sakit kalimat "La ila illal¬lah", Itanpa menyuruh mengucapkannya.
Karena, menurut berita Muslim (916, 917):
لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ
AJarilah mayit-mayit kamu sekalian: Laa llaaha illallah.
- Sunnah dibacakan di sisinya Surat Ya Sin, karena ada sebuah hadits menyatakan:
اِقْرَءُوْا عَلَى مَوْتَاكُمْ (رواه ابو داود 3121 وابن حبّان 720 وصححه)
Bacalah Ya Sin terhadap mayit-mayitmu. (H.R Abu Daud: 3121 dan Ibnu Majah seraya mengesahkannya: 720).Sedang yang dimaksud mayit-mayit kamu, ialah-orang yang telah tfiengalami sakaratul maut.
- Sedang bagi si sakit yanig telah merasakan ancaman dan sekarat maut, disunnatkan berbaik sangka kepada Allah Ta'ala, dan agar membuang jauh-jauh gambaran-gambaran tentang dosa-dosa dan kemak- siatan-kemaksiatan yang pernah dilakukannya, dengan car$ mengingat bahwa dirinya tengah berhadapan dengan Tuhan yang Maha Pemurah, yang bisa saja mengampuni seluruh dosa-dosanya, selagi ia senantiasa memelihara iman dan tauhidnya kepada-Nya. Karena menurut sebuah hadits shahih:
اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِىْ بِى (رواه البخارى 6970 ومسلم 2675
Aku menuruti persangkaan hamba-Ku terhadap Aku. (HR. al-Bu- hari: 6970, dan Muslim: 2675)