Semua apa yang ada di alam semesta ini memberi tanda akan wujudnya Allah dan bahwa dunia ini mempunyai pencipta dan pengurusnya.
Kitab suci “Al-Qur’anul Karim” banyak mengetengahkan kenyataan ini dengan menarik perhatian dan mengajak orang untuk memikirkannya.
“Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (S. Aljatsiyah 3-5).
2.
Kepercayaan akan adanya Tuhan yang menciptakan alam semesta ini adalah suatu fitrah yang telah tertanam dalam naluri manusia yang diciptakan oleh Allah dengan firah itu. Itulah yang oleh para ulama disebut “religious instinct” – instink agama.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Arrum 30)
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua Kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang Kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka Apakah Engkau akan membinasakan Kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu. Dan Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran)”. (Al-A’raaf 172-174)
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)”. (Ath-Thuur 35-36).
وفى الحديث الصّحيح: كلّ مولود يولد على الفطرة.
Sabda Rasulullah saw. “ Tiap orang yang lahir dilahirkan menurut fitrah”. (Hadits Sahih).
Kepercyaan kepada adanya Tuhan yang tertanam dalam naluri manusia sejak dilahirkan dan yang kadangkala tidak disadarinya atau dipungkirinya akan bangkit menonjol bila manusia ditimpa bahaya, diserang penyakit dan terkena musibah.
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya Dia berdoa kepada Kami dalam Keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, Dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah Dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan”. (Yunus 12)
Wujud Tuhan Yang Maha Kuasa adalah suatu hakikat yang tidak diingkari dan yang menjangkau seluruh alam semesta, semua benda dan makhluk yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa. Tuhan adalah sangat dekat kepada manusia itu daripada dirinya sendiri. Dia mendengar do’a hamba-Nya, menyambut panggilannya serta memperkenankan harapan dan permohonan-permohonannya.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (Al-Baqarah 186)
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. (Surat Qaaf 16)