Termasuk di antara ajaran Al-Qur’an yang luhur ialah ajakan agar meninggalkan dosa-dosa di dalam batin, disamping dosa-dosa yang lahir. Dosa-dosa yang lahir atau tampak secara kongkrit. Kemungkinan akan banyak ditinggalkan oleh setiap orang lantaran perasaan malu kepada sesama. Atau bisa jadi lantaran takut terhadap berlakunya hukum. Tetapi bagi dosa-dosa batin atau yang tak tampak secara jelas, sebab erat hubungannya dengan masalah hati – sudah barang tentu pihak lain tidak akan mempu melihatnya. Namun demikian menjauhi dosa-dosa ini akan menghantarkan seseorang kepada derajat yang luhur, sempurna dan akhlak yang tinggi.
Dalam hal ini Allah berfirman :
“Katakanlah : “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau yang tersembunyi”. (Q.S. 7 : 33)
“Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan dosa yang tersembunyi” (Q.S. 6 : 120).
Wasiat yang dikemukakan dua ayat tersebut mengingatkan kita agar menjauhi segala macam perbuatan dosa atau perbuatan keji. Sudah barang tentu dosa di sini menyangkut dosa yang tampak maupun dosa yang tersembunyi, dan tak dapat dilihat pihak lain.
Seseorang muslim haruslah menjadi pengontrol bagi dirinya sendiri, baik dalam kedaan sendiri ataupun bersama-sama dengan orang lain. Dan seorang muslim harus mempunyai keyakinan bahwa terdapat kekuasaan Ilahi yang mengawasi pekerjaan dirinya, dan akan dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya.
Allah berfirman :“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada dalam hatimu atau menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu” (Q.S. 2 : 284).
Itulah salah satu keistimewaan masyarakat Islam yang selalu membedakannya dengan masyarakat yang berasaskan materi. Di dalam masyarakat yang berlindung di bawah kekuatan materi, sangat mungkin seseorang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan undang-undang secara tersembunyi. Sebab, di dalam hatinya seseorang akan merasa aman dari kejaran hukum. Tetapi bagi seorang muslim, dirinya mempunyai self-control, baik dalam keadaan sendirian maupun dalam keadaan bersama-sama dengan orang lain. Sebab, seorang muslim akan merasa takut terhadap pembalasan Allah di hari akhir kelak.
Mengenai self-control ini, kiranya perlu kami ingatkan bahwa Islam menghubungkannya dengan pemikiran secara rasional dan perasaan seorang mukmin. Karenanya, Islam menganggap amal kebajikan dan amal saleh sebagai perbuatan yang menenangkan hati dan jiwa. Sebaliknya, perbuatan dosa justru akan mengguncangkan jiwa.
Didalam menanggapi masalah tersebut, Rasuluillah bersabda :
اَلْبِرُّ مَا سَكَنَتْ اِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأِنَّ اِلَيْهِ الْقَلْبُ وَاْلإِثْمُ مَالَمْ تَسْكُنْ اِلَيْهِ النَّفْسُ وَلَمْ يَطْمَئِنَّ اِلَيْهِ الْقَلْبُ وَاِنْ أَفْتاَكَ الْمُفْتُوْنُ (رواه الامام احمد)
“Perbuatan baik adalah suatu perbuatan yang membuat jiwa tentram dan hati menjadi tenang. Dan pebuatan dosa adalah perbuatan yang menjadikan jiwa guncang dan hati gusar, sekalipun kamu mendapatkan petuah dari ahli fatwa (mufti)”.14
اَْلإِ َثْمُ ماَ حَا كَ فِيْ نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ اَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّا سُُ.
(رواه الامام احمد)“Yang dinamakan dosa ialah suatu yang terasa menggelisahkan jiwa, dan kamu tidak mau menampakkannya kepada orang lain.”15
دَعْ مَا يُرِيْبُكَ اِلىَ مَا لاَ يُرِيْبُكَ (رواه النسا ئ)
“Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu dan kerjakanlah apa yang tak kau ragukan.”16
Islam juga menganjurkan kepada pemeluknya agar berbuat kebaikan dan menjauhi dosa-dosa.
Sebagai penyambung lidah, Rasulullah bersabda :
اِذَا هَمَّ عَبْدِيْ بِسَيِّئَةٍ فَلاَ تَكْتُبُوْهَا عَلَيْهِ، عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا عَشْرًا (رواه مسلم)
“Apabila hamba-Ku (Allah) berniat akan melakukan kejelekan, kalian (para malaikat) jangan menulisnya lebih dahulu. Apabila manusia melakukannya, maka tulislah suatu perbuatan jahat. Apabila hamba-Ku berniat melakukan kebaikan kemudian tidak mengerjakannya, maka tulislah satu amal kebaikan. Apabila mereka melakukannya, maka tulislah sebagai sepuluh perbuatan baik”.17
Keterangan :
14. Hadits riwayat Imam Ahmad.
15. Hadits riwayat Imam AhmadKeterangan :
14. Hadits riwayat Imam Ahmad.
16. Hadits riwayat An-Nasai
17. Hadits iwayat Muslim
Posting Komentar untuk "Cara-Cara Menghindari dosa-dosa Lahir dan Batin Dari Kacamata Islam"