Cara Islam Mendidik dari Segi Psikologi Anak

Para Pendidik perlu juga memperhatikan berbagai aspek dalam mendidik anak yaitu salah satunya dari aspek psikologi atau kejiwaan anak. Dalam hal ini yang diharapkan dari pendidik adalah bahwa mereka perlu memperhatikan gejala malu. Apabila kita menjumpai si anak memiliki rasa malu, rasa rendah diri, bahkan hingga sampai tidak berani menghadapi orang lain, maka hendaknya pendidik menumbuh­kan keberanian anak, membangkitkan kecintaan berkumpul dengan orang lain, memberikan pengertian, kesadaran, kematangan berpikir dan rasa sosialnya.

Para Pendidik juga diharapkan memperhatikan gejala takut pada anak. Apabila kita menjumpai si anak didik bersifat penakut, menjauhkan kesukaran, maka hen­daknya para pendidik menanamkan keteguhan dan ketabahan, kebera­nian dan keperkasaan. Sehingga, diharapkan anak dapat mampu menghadapi ke­hidupan dengan segala bentuk persoalan dan bahayanya dengan jiwa yang tulus, dengan muka yang berseri.

Juga erupakan kewajiban sang ibu khususnya, untuk tidak menakut-nakuti anaknya dengan bayangan, kegelapan malam atau makhluk-makhluk aneh, dan menyebutkan jin dan ifrit (setan) agar sang anak tidak terbiasa takut.

Hendaknya dalam mendidik anak juga memperhatikan gejala rasa kurang. Apabila dijumpai pada diri anak sebagian dari perasaan ini. Maka, hendak­nya pendidik segera memperbaikinya secara bijaksana dengan nasihat yang baik, dan menghilangkan sebab-sebab yang meng­akibatkannya.

Jika sebab-sebabnya adalah penghinaan dan merendahkan diri, maka pendidik harus memanggil anak dengan panggilan yang baik, dengan pembicaraan yang menyenangkan.

Jika sebabnya adalah pemanjaan atau sifat manja yang berlebihan, maka pendidik harus memperlakukannya sesuai dengan pendidikan memberi pengajaran, hukuman dan berlembut hati.

Jika sebabnya adalah karena ia anak yatim, maka hendaklah memperlakukannya secara baik, dan memberikan rasa kecintaan dan kasih sayang.

Jika sebabnya adalah kefakiran, maka para pendidik hendaknya meniupkan semangat sabar dan tabah, bersandar pada diri sendiri dalam membangun kepribadian, Islam. Sehingga, anak tersebut mampu menguak jalannya dan merealisasikan apa yang dicapai oleh orang-orang besar, terkemuka, dan orang-orang kaya raya.

Jika sebabnya adalah karena sifat iri dengki, maka para pendidik hendaknya mem­perbaikinya dengan mencintai anak, menerapkan keadilan ter­hadap saudara-saudaranya yang lain, dan menghilangkan segala bentuk penyebab timbulnya iri dengki (hasad).

Pendidik hendaknya memperhatikan gejala marah/pemarah, apabila pendidik menjumpai anak marah karena suatu sebab yang remeh, segeralah para pendidik menghilangkan gejala tersebut dengan meng­hilangkan sebab-sebab yang mengakibatkannya:

Jika sebabnya adalah penyakit, maka segeralah pendidik mengobati ke dokter ahli.

Jika sebabnya adalah lapar, segeralah pendidik memberinya makan pada waktu tertentu:

Jika sebabnya adalah kecaman tanpa alasan yang benar, maka pendidik harus menjaga lisannya dari kata-kata penghina­an dan menjelekkan.

Jika sebabnya adalah manja dan kesenangan, hendaknya di­perlakukan dengan perlakuan biasa, dan membiasakan hidup susah.

Jika sebabnya adalah perolok-olokan, jauhkanlah sang anak dari setiap pembangkit emosi.

Bagi para pendidik, hendaknya mengambil kaidah-kaidah Islam dalam menenangkan marah), dan mengajarkan kepada anak anak sehingga mereka dapat menenangkan marah dan mengendorkan urat syarafnya ketika tegang.

Posting Komentar untuk "Cara Islam Mendidik dari Segi Psikologi Anak"