Masa anak remaja yang dialami oleh semua pemuda dan pemudi adalah masa-masa bergeloranya perasaan cinta dan bergejolaknya emosional. Masa remaja adalah masa-masa yang penuh dengan mimpi-mimpi yang indah, angan-angan yang melayang tinggi dan pandangan-pandangan yang romantis.
Pada masa ini, mata dan pendengaran para pemuda akan selalu terbuka untuk melihat dan mendengarkan nyanyian-nyanyian tentang cinta, cerita-cerita dan film-film percintaan yang disebarluaskan oleh alat-alat yang mendatangkan kehancuran apabial tidak dilandasi dengan ajaran islam. Sehingga, pikiran pemuda akan selalu tersesat dan hatinya selalu terampas. Peralatan-peralatan yang menghancurkan itu mencela dari luar, sedangkan kerinduan kepada lain jenis mendorongnya dari dalam.
Seorang pemuda dan pemudi akan selalu tersesat. Setiap dari keduanya akan selalu berpikir dan selalu ingin mencoba. Dia mulai menulis agu-lagu tentang cinta dan kemudian menghafalnya. Dia membeli buku-buku murah yang di setiap ujungnya terdapat kata-kata cinta yang mendalam dan ungkapan-ungkapan tentang kerinduan dan cinta yang membara. Dia menghafal beberapa ungkapan yang manis dan membuat perangkapnya. Apabila di dalam perangkapnya terdapat seorang pemudi, maka dia akan berkata,
Setiap yang terperosok dalam kehidupan akan bernilai rendah (tak ada harganya)
Dan untuk setiap barang yang murah pasti akan laku pada suatu hari
Dari sinilah muncul cerita-cerita tentang cinta. Dan dari sinilah tampak gejala-gejala orang yang jatuh cinta, begadang, tidak dapat tidur, eggan makan, berkhayal, malas menghafal dan berkreasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Hammad Ar-Riwayah, yaitu ketika ditanya tentang cinta, maka dia menjawab, “Cinta adalah pohon yang akarnya adalah pikiran, getahnya adalah ingatan, cabang-cabangnya adalah bergadang, daun-daunnya adalah kesengsaraan dan buahnya adalah kematian."
Hidup Qais penuh dengan pengharapan akan datangnya Laila. Tatkala Laila pergi dari sisinya, Qais merasa malam pun menjadi tak mempesona dan cahaya pun tak mampu menghilangkan kegelapan yang ada di sanubarinya. Dan Tatkala Laila menjumpai Qais, maka Laila pun akan meletakkan kenikmatannya di atas kedua tangan Qais.
Dari sinilah, dia mulai mengeluarkan kata-kata manis, janji-janji pertemuan, saling menulis surat dan saling bertukar foto. Di sinilah terjadinya awal penyimpangan dan awal berakhirnya suatu masa depan orang yang saling mencintai.
Cinta inilah yang dinamakan dengan "cinta anak remaja" atau "cinta anak pelajar". Dari percintaan ini, seorang pemuda atau pemudi tidak dapat memetik apa-apa kecuali ketercerai-beraian, penyia-nyiaan kemampuan, bergadang, menangis dan selanjutnya penyimpangan atau malas untuk belajar dan penghancuran masa depan di atas perasaan yang gersang.
Posting Komentar untuk "Pandangan Islam: Masa-Masa Sulit Cinta Anak Remaja"