Bersabda Nabi saw:
"Ketahuilah bahwasanya marah adalah kobaran api yang tersembunyi dalam hati anak Adam. Tidaklah kalian lihat kemerah- merahan matanya dan kegembungan urat lehernya ? Karenanya, siapa saja yang merasakan hal ini (marah) hendaklah ia membenam ke bumi." (HRTurmudzi)
Dalam hadis lain disebutkan:
"Marah adalah salah satu kobaran api Jahannam yang menyala di antara kedua mata anak Adam, tidaklah kalian lihat kemerah- merahan kedua matanya saat marah?"
Dan Nabi saw memberi terapi atas kecondongan syaitaniyah ini dengan bersabda:
"Jika ia berdiri, duduklah. Jika telah duduk, tenanglah."
Marah, menyebabkan memerahnya kedua mata dan pancarannya, juga menggelembungnya urat leher, yang selanjutnya darah mengalir deras dari hati ke kepala. Manusia awam meny ebutnya dengan istilah naik darah. Istilah kedokteran menyebutnya: hipertensi, yaitu gejala badan yang tidak mengenakkan.
Hadis-hadis yang telah disebutkan di muka barangkali membuat kita saling bertanya-tanya: Adakah Muhammad bin Abdulah saw seorang dokter, psikolog, atau konsultan kesehatan? Alumnus universitas manakah dia? Sampai-sampai mengerti dan menyadari ilmu-ilmu tersebut?
Kami —Muhammad Ali Qutb— tak ingin terpaku atas pertanyaan-pertanyaan ini. Jawaban termudah dan paling praktis kita ambil saja dari Al-Qur 'anul Karim yang tiada kebatilan dari hadapannya dan belakangnya. Diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Allah ber-firman:
"Tidaklah Muhammad itu berbicara dari hawa nafsu. Ucapan Muhammad tiada lain adalah wahyu yang diisyaratkan kepadanya. Diajarkan oleh Jibril yang gagah perkasa." (QS an-Najm: 4-5)
الاَ وَإِنَّ الْغَضَبَ جَمْرَةٌ فِي قَلْبِ ابْنِ آدَمَ٬ أَمَا رَأَيْتُمْ إِلَى حُمْرَةِ عَيْنَيْهِ وَانْتِفَاخِ أَوْدَاجِه٬ فَمَنْ أَحَسَّ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ فَلْيَلْصِقْ بِالأَرْضِ ٠
"Ketahuilah bahwasanya marah adalah kobaran api yang tersembunyi dalam hati anak Adam. Tidaklah kalian lihat kemerah- merahan matanya dan kegembungan urat lehernya ? Karenanya, siapa saja yang merasakan hal ini (marah) hendaklah ia membenam ke bumi." (HRTurmudzi)
Dalam hadis lain disebutkan:
الْغَضَبُ جَمْرَةٌ مِنْ جِمَارِ جَهَنَّمَ تَتَوَقَّدُ بَيْنَ عَيْنَيْ ابْنِ آدَمَ ٬ اَلاَ تَنْظُرُوْنَ إِلَى حَمْرَةِ عَيْنَيْهِ عِنْدَ الْغَضَبِ٠
"Marah adalah salah satu kobaran api Jahannam yang menyala di antara kedua mata anak Adam, tidaklah kalian lihat kemerah- merahan kedua matanya saat marah?"
Dan Nabi saw memberi terapi atas kecondongan syaitaniyah ini dengan bersabda:
فَإِنْ كَانَ قَائِمًا فَلْيَقْعُدْ ، وَإِنْ كَانَ قَاعِدًا فَلْيَقِفْ٠
"Jika ia berdiri, duduklah. Jika telah duduk, tenanglah."
Marah, menyebabkan memerahnya kedua mata dan pancarannya, juga menggelembungnya urat leher, yang selanjutnya darah mengalir deras dari hati ke kepala. Manusia awam meny ebutnya dengan istilah naik darah. Istilah kedokteran menyebutnya: hipertensi, yaitu gejala badan yang tidak mengenakkan.
Hadis-hadis yang telah disebutkan di muka barangkali membuat kita saling bertanya-tanya: Adakah Muhammad bin Abdulah saw seorang dokter, psikolog, atau konsultan kesehatan? Alumnus universitas manakah dia? Sampai-sampai mengerti dan menyadari ilmu-ilmu tersebut?
Kami —Muhammad Ali Qutb— tak ingin terpaku atas pertanyaan-pertanyaan ini. Jawaban termudah dan paling praktis kita ambil saja dari Al-Qur 'anul Karim yang tiada kebatilan dari hadapannya dan belakangnya. Diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Allah ber-firman:
"Tidaklah Muhammad itu berbicara dari hawa nafsu. Ucapan Muhammad tiada lain adalah wahyu yang diisyaratkan kepadanya. Diajarkan oleh Jibril yang gagah perkasa." (QS an-Najm: 4-5)