Pengertian dan Hakekat Dzikir

Pengertian Dzikir itu sebenarnya adalah tidak hanya dengan lisan. Setiap perilaku, tindakan untuk mengingat Allah boleh disebut dzikir. Ada zikir dengan hati, ada dengan lisan, ada dengan pikiran dan ada dengan perbuatan. Boleh dzikir dengan berjalan, dengan duduk, dengan bekerja, dengan berbaring, atau zikir dengan tegak, duduk, dan beberapa cara selama tidak bertentangan dengan sunah Nabi Muhammad saw.

لاَ تَتْرُكِ الذِّكْرَ لِعَدََم حُضُُوْرِكَ مَعَ اللَّهِ فِيْهِ لأََنَّ غََفْلََتَكَ عَنْ وُجُوْدِ ذِكْْرِهِ اَشَدُّ مِنْ غََفْلََتِكَ فِى وُجُوْدِ ذِكْْرِهِ فََعَسَى اََنْ يََرْْفَعَكَ مِنْ ذِكْْرِ مَعَ وُجُوْدِ غََفْلََةٍ اِلَى ذِكْْرٍ مَعَ وُجُوْدِ يَقَظَةٍ ، وَ مِنْ ذِكْْرِ مَعَ وُجُوْدِ يَقَظَةٍ اِلَى ذِكْْرٍ مَعَ وُجُوْدِ حُضُُوْرٍٍ ، وَ مِنْ ذِكْْرِ مَعَ وُجُوْدِ حُضُُوْرٍٍ اِلَى ذِكْْرٍ مَعَ وُجُوْدِ غَيْْبَةٍ عَمَّا سِوَى الْمَذْكُوْرِ وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيْزِ٠ 

“Jangan engkau tinggalkan dzikir kepada Allah, sebab lalaimu terhadap Allah tanpa adanya zikir adalah lebih berbahaya daripada lalaimu kepada Allah dengan masih tertinggal dzikir dihatinya. Mudah-mudahan Allah mengingat kamu untuk berzikir dari suka melalaikan kepada sadar melaksanakan zikir. Dari dzikir yang sadar menjadi zikir yang penuh kehadiran hati. Dari zikir dengan hadirnya hati kepada zikir yang masuk kepada kegaiban. Tidaklah ada kesukaran bagi Allah tentang hal-hal seperti itu."

Dijelaskan ini dalam surat Ali Imran ayat 191: "Mereka adalah orang-orang yang mengingat Allah, sambil berdiri, duduk, di waktu berbaring, lalu memikirkan terciptanya langit dan bumi..." dzikir adalah jalan menuju Allah yang rahman, untuk mendalami wujud-Nya dengan mengingat dan menyebut sifat-sifat-Nya. 

Dzikir dengan bermacam-macam cara, menghendaki agar zikir itu dilakukan dengan kehendak yang kuat, untuk mencari kekuatan yang dapa memberi ketenangan bagi manusia. Atau dapat menjadi obat dan penawar bagi kesejukan hati sanubari. Allah swt menyebut dzikir ini dalam Al Qur'an: "Ingatlah akan Aku, tentu Aku akan ingi kepadamu, bersyukurlah padaKu dan jangan kamu ingkar." Allah berfirman: "Adapun orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenang dengan dzikrullah, karena dengan dzikrullah itu hati manusia menjadi tenang tenteram." (QS. Ar Ra'du: 29) 

Ingat kepada Allah dengan sungguh-sungguh dengan konsentrasi jiwa dan hati, akan membentuk manusia yang tenang, dan hamba Allah yang istiqamah, dengan hidup yang tertempa, serta banyak lagi fadilah dzikir yang akan diperoleh dan dirasakan oleh hamba yang suka berdzikir (mengingat terus menerus). Maqam tertinggi yang diperoleh oleh hamba yang berdzikir, adalah dzikir yang hidup dengan sendirinyu di dalam dirinya, yang sudah menjadi satu di sekujur anggota badannya Setiap gerakannya adalah dzikir, setiap ucapannya adalah dzikir, senyum dan kerdipan mata, naik turunnya napas adalah dzikir. Antara Allah swt dengan hamba-Nya yang berzikir tidak ada batasnya, tidak dibatasi waktu, masa, jarak, antara si hamba dengan Allah swt. 

Dalam suatu hadis Qudsi, Allah swt mengingatkan hamba-hamba Nya yang berdzikir: "Aku (Allah), selalu menuruti sangkaan para hamba terhadap-Ku. Aku (Allah) selalu menyertainya, bila ia ingat (dzikir) kepada-Ku. Bila ia dzikir dalam hatinya, maka Aku ingat kepadanya dalam Dzat-Ku. Jika ia dzikir kepada-Ku di tempat ramai, niscaya Aku akan ingat kepadanya di tempat yang lebih ramai, dan lebih baik lagi ingatan -Ku kepadanya. Demikian juga, apabila hamba-Ku mendekati Aku satu jengkal, maka Aku akan mendekatinya satu hasta. Bila ia dekat-dekat kepada-Ku satu hasta, Aku akan lebih dekat lagi kepadanya satu depa. jikalau ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari." 

Ibnu Abbas ra berakata: "Apabila Allah swt menetapkan suatu kewajiban kepada hamba-hamba-Nya, niscaya dibebankan kepadanya pula agar selalu ingat kepada Allah pada setiap waktu dan ketika apa pun, seperti diingatkan Allah swt agar selalu ingat kepada Allah terus menerus, di waktu duduk, berdiri, sedang tiduran, atau di waktu malam dan siang, ketika berada di darat atau di laut, bepergian atau tinggal di rumah. Demikian juga oleh orang kaya atau orang miskin, di waktu sehat atau waktu sakit, secara diam-diam atau terang-terangan, ringkasnya pada segala waktu." 

Abu Qasim Al Qusairy mengingatkan,"Dzikir itu akan meningkatkan martabat iman dan mendekatkan kepada Allah, lambang kewalian, pelita penerang kalbu, jiwa dari semua amal, karena tujuannya untuk taqarrub kepada Allah." 

Dalam salah satu hadis Qudsi disebutkan, "Aku (Allah) selalu mengikuti dugaan hamba-Ku terhadap diri-Ku, dan Aku selalu menyertainya di waktu ia berdzikir." 

Dzikir itu berjalan sepanjang masa tanpa batas waktu atau halangan, sebab ia diperbolehkan pada semua waktu.