Apabila doa diiringi kehadiran hati kepada Allah dan konsentrasi penuh atas apa yang dimohonkan, serta dilaksanakan tepat pada waktu mustajab yang enam, yakni sepertiga akhir malam, ketika adzan, antara adzan dan iqamah, tiap selesainya shalat lima waktu, saat iman naik mimbar pada hari Jum’at hingga selesainya shalat Jum’at, akhir waktu ashar hari Jum’at, dilakukan dengan hati yang khusyuk, luruh, merasa hina, dan tunduk di hadapan Tuhan, sementara posisi sang pendoa menghadap kiblat, dalam keadaan suci, mengangkat tangannya kepada Allah, mengawali doa dengan puji syukur kepada Allah, membaca shalawat atas Baginda Muhammad Saw., bertaubat dengan membaca istighfar sebelum menghadap Allah, kemudian memohon kepada-Nya dengan penuh cinta dan rasa takut, bertawasul dengan nama, sifat, dan ketauhidan-Nya, serta dilakukan dengan tulus maka doa ini pasti akan dikabulkan.
Terlebih lagi, jika doa-doa yang dipanjatkan sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Nabi Saw. dan juga yang mengandung al-lm al-A'zham (nama Allah teragung), doa itu pasti terkabul.
Di antara doa yang diajarkan oleh Baginda Nabi Saw. ialah doa yang terdapat dalam Shahib Ibnu Hibban, dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya bahwasanya Rasulullah Saw. mendengar seseorang berdoa dengan mengucapkan:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْاَلُكَ بِاَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اﷲُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا احد
"Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu dengan bersaksi bahwa sesungguhnya, Engkaulah Allah. Tiada Tuhan selain-Mu, Yang Maha Esa, yang menjadi tempat memohon, yang tidak beranak, tidak pula diperanakkan, dan tiada yang menyerupai."
Rasulullah Saw. memberikan komentar, "Orang itu sungguh telah memohon kepada Allah dengan nama yang tatkala Dia diminta dengan nama itu, Dia akan memberi, dan apabila memohon dengannya, Dia akan mengabulkan.
Dalam redaksi yang lain, Rasulullah Saw. memberi komentar, “Engkau benar – benar telah meminta kepada Allah dengan nama yang teragung.”
Diriwayatkan dalam shahih Abu Hatim bin Hibban juga, dari Anas bin Malik Ra. Yang bercerita bahwa ketika ia sedang duduk bersama Rasulullah Saw, ada seseorang yang melaksanakan shalat, kemudian ia berdoa:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْاَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الحَمْدُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمِنَّانُ بَدِيْعُُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَاذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَاحَيُّ يَاقَيُّوْْمُ
"Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu dengan sesungguhnya, segala puji bagi-Mu dan tiada Tuhan selain Engkau, Dzat Yang Maha Memberi anugerah, Dzat yang menciptakan langit dan bumi. Wahai Dzat Yang Maha Memiliki Keagungan dan Kemuliaan, ivahai Dzat Yang Maha Hidup, wahai Dzat Yang Maha Mengurus semua makhluk."
Nabi Saw. berkomentar, "Orang itu sungguh telah berdoa dengan nama teragung-Nya yang bila Dia dimohon dengannya, pasti Dia mengabulkan, dan andai diminta dengannya, Dia pasti memberi."
Dalam Jaami' at-Tirmidzi, dari Asma' binti Yazid yang meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Nama teragung Allah ada dalam dua ayat ini:
"Dan, Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."(Al-Baqarah : 163)
Dan juga pada pembukaan surat Ali Imran:
"Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Dzat Yang Maha Hidup kekal lagi Maha Mengurus makhluk-Nya."
At-Tirmidzi menyatakan : "Hadits ini hasan shahih." (Ali-Imran : 2)
Dalam Musnad Imam Ahmad dan Shahih al-Hakim, dari Abu Hurairah Ra., Anas bin Malik Ra. dan Rabi'ah bin Amir meriwayatkan bahwa Nabi Saw. Bersabda:
يَاذَ الجَلاَلِ وَالإِكْرَام
Hendaklah kalian lazimkan kalimat,
(wahai Dzat yang Maha Memiliki Keagungan dan Kemuliaan).
Diriwayatkan dalam Jaami' at-Tirmidzi dari Abu Hurairah Ra. bahwa di saat Nabi Saw. risau karena suatu persoalan, beliau menengadahkan kepalanya ke langit dan berdoa sungguh- sungguh dengan mengucapkan,
يَاحَيُّ يَاقَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
"Wahai Dzat Yang Maha Hidup, wahai Dzat Yang Maha Mengurus makhluk, dengan rahmat-Mu, hamba memohon pertolongan."
Abu Umamah meriwayatkan dalam Shahih al-Hakim, Nabi Saw. Bersabda: "Nama Allah yang teragung ada di tiga surat dalam al-Qur'an, yakni 'surat al-Baqarah, Ali Imran, dan Thaahaa."
Al-Qasim mengatakan, Aku mencarinya, dan ternyata ialah
اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ
Dalam jaami' at-Tirmidzi dan Shahih al-Hakim, dari Sa'd bin Abu Waqqash meriwayatkan bahwa Nabi Saw. Bersabda: Doa Dzu an-Nun ketika dalam perut ikan ialah:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سْبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
(Tiada Tuhan selain Engkau. Sesungguhnya, aku termasuk orang-orang yang zhalim).
Tiada seorang muslim berdoa dengannya melainkan Allah pasti mengabulkan doanya." Al-Tirmidzi berkata, "Hadits ini shahih."
Sa'd meriwayatkan dalam Shahih al-Hakim bahwa Nabi Saw. Bersabda:"Sudikah kalian aku beri tahu sesuatu yang apabila seseorang sedang mendapat masalah lalu ia berdoa dengannya maka Allah akan memberinya jalan keluar. Itu adalah doanya Dzu al-Nun."
Diriwayatkan juga oleh Sa'd dalam Shahih al-Hakim bahwa dia mendengar Nabi Saw. bersabda, "Maukah kalian kutunjukkan nama Allah yang teragung? Itu adalah doa Nabi Yunus." Seseorang kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, adakah doa itu khusus hanya bagi Nabi Yunus?" Beliau Saw. menjawab, "Tidakkah kalian mendengar firman Allah Swt:
"Maka, kami Telah mengabidkan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah kami selamatkan orang-orang yang beriman." (Q.S. Al-Anbiya : 88)
Apabila seorang muslim sedang sakit, lalu ia berdoa dengan doa itu sebanyak empat puluh kali, kemudian ia meninggal dunia dalam kondisi sakitnya maka baginya pahala mati syahid. Andaikan ia sembuh dengan mendapatkan ampunan.”
Dalam Shahib Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika sedang dalam keresahan, Rasulullah Saw. mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اﷲُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اﷲُ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اﷲُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَ رَبُّ اَلأَرْضِ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tiada Tuhan selain Allah, Sang Pemelihara Arsy yang Agung. Tiada Tuhan selain Allah, Sang Pemelihara semua langit (tujuh lapis). Sang Pemelihara bumi dan Sang Pemelihara Arsy yang mulia. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya, dari Ali bin Abu Thalib Ra. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. mengajarkan padaku doa saat ditimpa keresahan agar aku mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اﷲُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ سُبْحَانَ اﷲُ وَتَبَارَكَ اﷲُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah dan Maha Luhur Allah, sang Pemelihara Arsy yang Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”.
Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad juga, dari Abdullah bin Mas'ud Ra. Berkata: "Rasulullah Saw. Bersabda: "Tidaklah seseorang ditimpa kerisauan dan kedukaan kemudian ia berucap:
اَللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجَلاَءَ حُزْنِي وَذِهَابَ هَمِّي
Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, dan anak dari hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku dalam genggaman kuasa-Mu. Hukum-Mu berlakupadaku. Ketetapan- Mu adil padaku. Hamba memohon pada-Mu ya Allah, dengan seluruh nama-Mu yang telah Engkau namai diri-Mu dengannya, nama yang Engkau ajarkan pada salah seorang dari makhluk-Mu, nama yang Engkau turunkan dalam kitab- Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar al-Qur'an yang Agung Engkau jadikan sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghapus gundahku, dan penghilang risauku."
Kecuali, Allah menghilangkan kerisauan serta kesusahannya, lalu menggantinya dengan kegembiraan. Ada yang bertanya? Bolehkah kami mempelajarinya? Rasulullah Saw. Menjawab: "Tentu boleh, barang siapa yang mendengarnya hendaknya ia mempelajarinya."
Ibnu Mas'ud Ra. berkata, "Tidaklah seorang Nabi mendapat cobaan kecuali ia meminta pertolongan (keselamatan) dengan bertasbih."
Dalam kitab al-Majaanin fi ad-Du'a, Ibnu Abi al-Dunya menuturkan, dari al-Hasan yang meriwayatkan bahwa, "Salah seorang sahabat Nabi Saw. dari kalangan Anshar dijuluki dengan Abu Mughollaq. Ia adalah seorang pedagang dengan memakai modal sendiri dan orang lain, lalu ia memperdagangkannya dan bagi hasil. Ia juga orang yang ahli ibadah yang wara' (sangat menjaga dalam hal agama). Suatu ketika, ia keluar dan bertemu dengan perampok bersenjata tajam. Perampok itu menyeru kepadanya, "Letakkan harta bawaanmu! Kau akan kubunuh." Sahabat tadi berkata, "Apa yang kau inginkan dari darahku? Bukankah yang kau ingin adalah hartaku?" Perampok itu berkata: "Harta itu telah kumiliki. Dan sekarang, aku hanya menginginkan darahmu!" "Jika demikian maka biarkanlah aku shalat empat rakaat dahulu." "Baiklah!", ujar si perampok. Ia segera berwudhu lalu shalat empat rakaat dan berdoa di akhir sujudnya. Sebagian doanya ialah:
يَا وَدُوْدُ يَا ذَاالْعَرْشِ الْمَجِيْدِ يَا فَعّاَلُ لِمَا تُرِيْدُ أَسْأَلُكَ بِعِزِّكَ الَّذِي لاَ يُرَامُ وَبِمُلْكِكَ الَّذِي لاَ يُضَامُ وَبِنُوْرِكَ الَّذِي مَلأَ أَرْكاَنُ عَرْشِكَ أَنْ تَكْفِيَنِي شَرَّ هَذَا اللَّصِّ يَا مُغِيْثُ أَغِثْنِي ﴿ثَلاث مَرات ﴾
"Wahai Dzat Yang Maha Mencintai, wahai penuhi Arsy yang agung, wahai Sang Pelaksana segala yang dikehendaki, hamba memohon kepada-Mu dengan keperkasaan-Mu yang tiada tertandingi, dengan kerajaan-Mu yang tiada tersaingi dengan cahaya-Mu yang memenuhi segala penjuru Arsy-Mu, agar Engkau mengamankan ku dari kejahatan perampok ini, wahai Dzat Yang Maha Penolong, tolonglah hamba... 3x."
Tiba-tiba, muncullah seorang .penunggang kuda seraya menghunuskan tombak di antara kedua telinga kudanya. Ketika si perampok mengarahkan pandangan kepadanya, sang penunggang kuda pun langsung menerjang dan membunuhnya. Lalu, ia menghampiri sahabat tadi dan berkata, "Berdirilah!". Ia bertanya, "Siapa kamu? Demi ayah dan ibuku, hari ini, Allah telah menolongku lewat dirimu." Penunggang kuda menjawab, "Aku adalah malaikat dari langit keempat. Saat engkau berdoa untuk pertama kalinya, aku mendengar pintu-pintu langit terguncang. Saat kedua kalinya engkau berdoa, aku mendengar suara gemuruh penghuni langit. Dan, saat ketiga kalinya, diserukan kepadaku, 'Ini adalah doa orang yang dalam kesulitan.' Kemudian, aku memohon kepada Allah Swt. agar diutus untuk membunuh si penjahat."
Sebab kisah nyata di atas, al-Hasan berkata, "Barang siapa berwudhu dan shalat, kemudian ia berdoa dengan doa ini maka dikabulkan doanya, baik saat dalam kesulitan maupun tidak."