Sering aku temui bahwa terkabulnya doa sebab disertai rasa butuh pada Allah, ketakwaan kepada-Nya, dan karena kebaikan yang telah dikerjakan sehingga Allah mengabulkan doa itu sebagai balasan atas kebaikan si pendoa atau bisa juga doa terkabul karena bertepatan dengan waktu mustajab dan lain sebagainya.
Ada orang yang mengira bahwa rahasia terkabulnya doa terdapat pada lafal redaksinya saja sehingga ia hanya menggunakan lafal redaksinya saja tanpa mengikutsertakan faktor-faktor lainnya. Padahal, ibarat orang yang berobat maka haruslah menggunakan obat yang manjur, dalam waktu yang tepat, dan tata cara yang benar sehingga obat pun bekerja secara efektif. Namun, ada yang mengira hanya dengan menggunakan obat manjur itu saja sudah cukup. Anggapan seperti itu merupakan anggapan yang keliru, sebagaimana telah disalahpahami oleh kebanyakan orang.
Adakalanya doa terkabul ketika dipanjatkan dengan hati yang penuh harap cemas di depan makam. Orang bodoh yang melihatnya akan mengira bahwa rahasia terkabulnya doa ada pada makam yang menjadi tempat berdoa, padahal sesungguhnya, rahasianya ialah hati pendoa yang penuh harap cemas dan tulus kepada Allah. Maka dari itu, berdoa di salah satu rumah Allah (masjid) lebih mulia dan lebih disenangi oleh-Nya.