Dalil dan Syarat-syarat membaca shalawat dalam Shalat

Dalil membaca shalawat dalam shalat

Adapun dalil dari shalawat Nabi SAW sesudah tasyahud akhir ialah firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S. al-Ahzab: 56).

Para ulama sepakat (ijma’) bahwa shalawat itu tidak wajib dibaca pada selain shalat. Oleh karena itu tentulah kewajiban membaca shalawat itu dalam shalat. Sementara itu, Ibnu Hibban (515) dan al-Hakim (1/268) telah mengeluarkan sebuah hadits dari Ibnu Mas’ud RA –sedang hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim-, ketika bertanya tentang cara bershalawat untuk Nabi SAW:

 كَيْفَ نُصَلِّى عَلَيْكَ اِذَا نَحْنُ صَلَّيْنَا عَلَيْكَ فِى صَلاَتِنَا؟ فَقَالَ: قُوْلُوا.... 

“Bagaimanakah cara kami bershalawat untukmu, apabila kami bershalawat untukmu dalam shalat kami?” Jawab nabi: “Ucapkanlah...............”

Hadits ini menentukan bahwa tempat bershalawat untuk Nabi SAW ialah ketika shalat. Dan yang sesuai ialah pada akhir shalat. Oleh sebab itu, wajib dibaca ketika duduk yang terakhir, sesudah tasyahud. Dan begitu pula, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (3475), dan Abu Daud (1481) dan lainnya, dengan sanad shahih, bahwa Nabi SAW bersabda:

 اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ وَالتَّنَاءِ عَلَيْهِ، ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَدْعُو بَعْدُ بِمَاشَاءَ 

 Apabila seorang dari kamu sekalian berdoa, maka hendaklah ia memulai dengan memuji dan memuja Tuhannya, kemudian bershalawat untuk Nabi SAW, sesudah itu barulah memohon apa yang dia kehendaki. 

Ucapan shalawat untuk Nabi SAW yang terpendek ialah:

 اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ 

Yang artinya: Ya Allah, rahmatilah Nabi Muhammad. 

Sedang ucapan shalawat yang lengkap dalam shalat ialah:

 اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبَرَاهِيْمَ وَعَلَى الِ اِبَرَاهِيْمَ، وَبَارِك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبَرَاهِيْمَ وَعَلَى الِ اِبَرَاهِيْمَ، فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّك حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ 

Yang artinya: Ya Allah, rahmatilah Nabi Muhammad, dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau merahmati Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Dan berkatilah Nabi Muhammad, dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim, di antara sekalian alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. 
\
Hal ini telah diriwayatkan secara otentik dalam hadits-hadits shahih, baik yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim atau pun lainnya. Sedang menurut beberapa jalur hadits-hadits tersebut, terdapat penambahan atau pengurangan daripada ucapan shalawat tersebut tadi. (Lihat al-Bukhari (1390) dan Muslim (406) 

SYARAT-SYARAT membaca SHALAWAT dalam shalat

Dalam membaca shalawat, harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: 
  • Bacaan shalawat haru bisa didengar oleh diri sendiri, apabila pendengarannya sehat. 
  • Hendaklah mengucapkan kata-kata “Muhammad”, atau “an-Nabiy” atau “ar-Rasul”. Jadi, kalau menggunakan kata-kata “Ahmad” umpamanya, tidaklah sah shalawatnya. 
  • Menggunakan bahasa Arab. Kalau tidak bisa bershalawat dengan bahasa Arab, maka diterjemahkan maknanya dengan bahasa apa pun yang dia kehendaki. Tetapi orang yang seperti ini, wajib segera bershalawat dengan bahasa Arab, apabila memungkinkan.
  • Tertib dalam mengucapkan shalawat. Dan juga tertib antara shalawat itu dengan tasyahud. Jadi, tidaklah sah bila shalawat didahulukan daripada tasyahud.