Pertentangan antara haq dan bathil adalah lama terjadi sejak di dunia dikenal apa yang dinamakan haq dan apa yang dinamakan bathil. Dan dalam pertentangan dan pertengkaran itu kemenangan selalu ada di fihak kebenaran (haq) karena dialah yang lestari dan bermanfaat, sedang bathil selalu berada di fihak yang kalah karena ialah yang bermudharat dan pasti lenyap. Itulah sesuai dengan sunnah Allah sebagaimana diterangkan dalam kitab suci-Nya.
Firman Allah:
“Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku mewahyukan kebenaran. Dia Maha mengetahui segala yang ghaib". Katakanlah: "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi". (Saba’ 48-49).
Firman Allah:
“Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). (Al-Anbiya’ 18).
“Dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (Sl-Israa’ 81)
Dan agar supaya sunnah Allah itu difahami dan meresap ke dalam fikiran orang, Allah memberi perumpamaan bagi yang haq dan yang bathil dengan air dan besi, buih dn karat (tahi besi).haq diumpamakan dengan air dan besi yang jelas kegunaannya dan manfaatnya, sedang bathil diumpamakan dengan buih yang mengambang di atas air dan tahi besi yang melekat pada besi yang kedua-duanya tidak bermanfaat dan berguna.
Firman Allah:
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”. (Ar-Raa’d 17).