Cacing Pita
Cacing pita, lebih dikenal dengan istilah Trichinella Spiralis banyak terdapat di dalam daging babi, yang berbentuk seperti spiral. Cacing pita yang besar bersemayam di dalam perut babi sedang yang masih berbentuk kepompong bersemayam di dalam serat-serat daging. Cacing ini menyebabkan timbulnya penyakit yang dapat mematikan penderita, dan dikenal sebagai penyakit Trichoinosis (penyakit cacing pita). Jika seseorang yang terkena penyakit ini, maka akan berpengaruh sangat membahayakan, walaupun babi sebagai sumber penyakitnya malahan tidak mempunyai penyakit seperti yang akan diderita manusia. Babi akan terserang penyakit ini akibat memakan sampah atau kotoran bekas penyembelihan di pejagalan atau disebabkan karena memakan bangkai babi lainnya, atau memakan tikus dan memakan hewan lain yang mengidap encysted larvae (kepompong cacing pita). Dan manusia bisa terserang penyakit ini lantaran memakan daging babi.
Paul Weinstein (Orang yang berkompetent di Laboratorium penyelidikan bakteri-bakteri penyakit menular milik Lembaga Nasional Penyelidikan penyakit allergi dan penyakit menular di Amerika.) mengatakan : “Manusia akan terserang penyakit Trichisosis akibat memakan daging babi yang masih mentah atau setengah matang. Daging babi yang masih mentah ini banyak mengandung kepompong cacing pita, yang apabila dimakan, maka cacing-cacing pita tersebut segera akan keluar dari kepompong dan menempel pada dinding-dinding usus dan perut dengan kuatnya. Di dalam perut kecil, cacing-cacing ini akan melanjutkan perkembangannya. Bagi cacing jantan akan mencapai panjang 1/16 inci, dan yang betina akan mencapai 1/6 inci. Setelah melakukan pembiakan, maka penetasan kepompong akan memakan waktu selama enam minggu atau lebih. Kemudian kepompong-kepompong ini akan masuk ke dalam Lymph spaces, kemudian masuk ke dalam hati dan dari hati ini masuk ke dalam peredaran darah. Selain itu, cacing-cacing ini juga akan menembus jaringan-jaringan tubuh lainnya. Perkembangan selanjutnya takkan terjadi kecuali pada lipatan-lipatan otot. Dengan berlalunya masa tiga puluh hari, maka panjang cacing pita ini akan mencapai 1 mm, dengan membentuk spiral. Kemudian lama-kelamaan cacing-cacing ini akan menjadi kepompong, yang kebanyakan mampu bertahan sampai beberapa tahun, dan di antara cacing-cacing itu ada yang mati atau tersedot tubuh. Kepompong cacing pita ini bisa menular ke tubuh orang lain setelah berlalunya masa dua puluh hari selama berdiam diri pada lipatan-lipatan otot.”.
Gejala-gejala penyakit
Trichinosis Wenstein adalah :
“Orang yang terkena penyakit Trichinosis, pada mulanya tidak ada tanda-tanda terserang penyakit atau merasa sakit pada tubuh. Terkadang ada pula gejala-gejala mual, muntah-muntah, mencret dan sakit perut antara satu sampai dua hari setelah terserang penyakit tersebut. Waktu tersebut cukup memberikan peluang kepada cacing-cacing yang bersemayam di dalam perut untuk berkembang biak secara sempurna.
Terkadang, gejala-gejala tersebut tak tampak sama sekali, kecuali hanya gejala-gejala yang diakibatkan menyebarnya cacing ke seluruh tubuh. Biasanya gejala ini akan dirasakan setelah satu sampai tiga minggu setelah terkena penyakit. Sebagai komplikasinya, seluruh badan akan terasa lemah, lelah, kepala terasa sakit, demam, panas dingin, dan mengeluarkan keringat. Selain itu, ada di antara penderita yang ditandai dengan gejala tenggorokan terasa kering terasa infeksi dan disertai batuk-batuk. Pada dasarnya, penderita yang terserang penyakit ini, mata mereka akan tampak agak membengkak, di samping bercak-bercak di seluruh tubuhnya.
Andaikata cacing-cacing tersebut telah memasuki jaringan-jaringan otot, maka penderita akan merasakan sakit pada otot-otot tersebut. Di samping itu, sendi-sendi akan terasa kering. Terkadang nampak pula gejala penyakit hati, dan sebagai komplikasi ketegangan-ketegangan ini akan menyerang bagian paru-paru yang akan mengakibatkan infeksi. Cacing pita ini bisa pula menyerang bagian otak yang akan menyebabkan infeksi bagian selaput otak atau mengakibatkan kelumpuhan. Saat-saat yang paling berat bagi penderita apabila penyakit ini menyerang secara pelan, mungkin akan dirasakan dua sampai tiga hari. Dan bisa juga sampai mencapai tiga hari sampai empat minggu apabila tekanan penyakitnya terasa berat. Dan andaikata terjadi komplikasi dengan penyakit lain, sudah barang tentu rasa sakit yang akan dirasakan akan lebih lama dari empat minggu”.
Encyclopedia Britanica telah mengetengahkan hasil sensus para penderita penyakit Trichinosis sebagai akibat makan babi. Secara keseluruhan, jumlah mereka mencapai 28 juta orang dari seluruh penduduk bumi. Di antaranya, 21 juta dari mereka adalah terdiri dari penduduk Amerika. Dan di Amerika, para penderita penyakit ini bertambah sekitar 350.000 orang pada setiap tahunnya.
Prof. Norman Levin (Guru besar dalam penyakit yang disebabkan oleh bakteri di Universitas Illinois, Amerika.) mengatakan bahwa jenis cacing yang paling berbahaya pada daging babi ialah Round Worms (cacing spiral) dan Ascaris suum (ular perut). Yang tersebut terakhir ini, jenis jantannya bersemayam di dalam perut kecil dan menempel kuat pada bagian dindingnya. Tetapi, bahayanya akan lebih fatal akibat perpindahan jenis cacing jantan dari satu organ ke organ tubuh lainnya. Jenis betina cacing ini akan mengeluarkan telurnya, kemudian telur akan terbawa keluar bersama kotoran babi. Telur-telur yang terbuang di tanah terus berkembang dan mempunyai kekuatan luar biasa di dalam menghadapi panas, dingin, sinar matahari dan bahan-bahan kimia lainnya. Dan kenyataan ini membuat cacing mampu bertahan hidup di tanah, yang diperkirakan bisa mencapai empat tahun. Apabila telur-telur ini ditelan oleh babi, maka segera akan menetas di dalam perut babi. Selanjutnya telur tersebut akan berpindah ke dalam hati dan paru-paru, dan di sinilah cacing-cacing mengadakan pembiakan. Cacing-cacing tersebut bisa keluar ketika babi sedang batuk. Tetapi tidak lama kemudian akan dimakan oleh babi itu sendiri. Terakhir cacing akan sampai kepada usia dewasa dan tetap menetap di dalam perut babi. Perpindahannya dari organ ke organ lainnya akan mengakibatkan infeksi pada kedua paru-paru dan napas akan tampak sesak. Organ yang menjadi sasaran cacing ini adalah hati dan paru-paru. Kemudian cacing-cacing tersebut kadang-kadang akan mati dengan sendirinya.
Termasuk di antara kuman babi adalah cacing paru-paru (Lung Worms) yang berada di dalam daging babi. Jenis cacing ini sangat menyakitkan karena menempati lobang tenggorokan (bronchial tubes) dan akan mnyebabkan infeksi pada paru-paru.
Di samping itu cacing-cacing tersebut dapat membantu memindahkan virus influensa babi atau demam babi (hog cholera).
Di samping kuman-kuman tersebut, terdapat pula kuman atau cacing whip worm. Tempat yang disenanginya adalah alat pencernaan, dan menempel di bagian tersebut. Ada pula jenis cacing kidney worm yang menyerang hati dan ginjal serta organ tubuh lainnya.
Itulah ringkasan yang dipetik dari Encyclopedia britanica mengenai penyakit-penyakit yang mungkin menimpa manusia akibat memakan daging babi.
Posting Komentar untuk "Penyakit Akibat Daging Babi"