Bahaya Film, Majalah dan Cerita-cerita Porno

Suatu hal yng sangat penting dalam kaitannya dengan penjagaan kesucian ialah harus diadakannya sensor film-film. Dan kita hanya bisa menerima film-film yang bersih dari porno. Hal ini harus kita lakukan mengingat film adalah salah satu alat hiburan yang sekaligus sebagai alat pendidikan di dalam rangka mencerdaskan bangsa. Walaupun pada dasarnya pemerintah telah mengambil langkah ini sejak beberapa waktu yang lalu. Semua jenis film tidak bisa diputar kecuali apabila telah lolos sensor yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang berkompeten di bidang ini. Tetapi, walaupun usaha pemerintah telah dilakukan, namun pemandangan film-film porno masih tampak keliatan, di samping pemandangan lain yang mempunyai akibat negatif bagi masyarakat pada umumnya. 

Sehingga sampai sekarang, badan sensor tersebut tidak berfungsi lagi, dan film telah dijadikan sebagai alat untuk menghancurkan norma-norma akhlak dan media pendidikan kriminalitas. Dan di seluruh dunia yang menggerakkan pembuatan film seperti itu adalah setan, yang kemudian dikerjakan oleh para produser yang motivasinya adalah bisnis. Mereka tidak menghiraukan norma etika, dan hanya mementingkan laba yang didapat. Survey-survey yang mereka lakukan terhadap selera muda-mudi merupakan tema dari produksi film mereka, dan hal-hal yang berkait erat dengan norma-norma etika dan akhlak sudah tidak dihiraukan lagi. Dengan demikian, mereka telah membuka pintu kerusakan terhadap muda-mudi dan membina mereka dengan norma-norma lain yang penuh dengan kemerosotan akhlak. 

Kini, gedung-gedung bioskop digunakan sebagai tempat diputarnya pemandangan-pemandangan yang menyinggung perasaan sehat, seperti adegan-adegan sex, pengkhianatan, pemerkosaan dan lain-lain yang jauh dari nilai-nilai moral. 

Memang ada sebagain orang yang meremehkan bahaya-bahaya film. Padahal pendapat tersebut jelas-jelas keliru. Sebab, secara tidak disadari pengaruh film akan meresap kepada para penonton. Dan tanggapan penonton akan berbeda-beda sesuai dengan taraf pendidikan, kecerdasan dan kematangan berpikirnya. Apabila penonton film sex atau kriminal adalah kaum muda-mudi, sudah barang tentu akan sangat membahayakan mereka dan orang-orang yang berada di dalamnya. 

Karena itu, kami nasehatkan kepada orang tua agar jangan sampai memberi ijin kepada putra-putrinya menonton film seperti itu. Dan kami pun menyarankan kepada pers atau lembaga-lembaga pendidikan agar memberitahukan kepada khalayak ramai mengenai film-film yang seharusnya dihindari. 

Begitu pula sangat perlu kami sebutkan di sini, bahwa film-film yang beredar sekarang jarang sekali yang bernafaskan pendidikan, tetapi kebanyakan film-film yang berbau sex. sebagai jalan pintas, kami menyarankan kepada para orang tua agar melarang putra putrinya menyaksikan film. 

Di dalam film tersebut masih terdapat hal-hal yang mendorong kepada perbuatan a-moral, yaitu munculnya majalah-majalah yang memuat gambar-gambar porno. Majalah-majalah tersebut diterbitkan oleh salah satu negara Arab tertentu dan dari luar Arab. Ternyata pengaruh penerbitan majalah tersebut sangat negatif bagi masyarakat pada umunya, khususnya kepada generasi muda. Sebab, majalah-majalah tersebut memuat gambar-gambar telanjang, bahkan menampilkan posisi-posisi senggama. Begitu pula ditampilkan cerita-cerita erotik yang senada dengan gambar-gambar yang ditampilkan. Sebagai akibat lain, gambar dan cerita tersebut akan mengakibatkan salah tafsir terhadap pengertian sex secara hakiki. 

Sudah barang tentu para pembaca akan menduga bahwa sex, adalah semata-mata hubungan biologis tanpa melibatkan urusan cinta-kasih kedua jenis manusia. Begitu pula, majalah-majalah tersebut akan banyak mempengaruhi anak-anak muda secara prematur mengenai sex, bahkan akan memberikan motivasi melakukannya. Dengan kebiasaan melihat gambar-gambar semacam ini akan menyebabkan seorang terjangkit penyakit jiwa dan tak mampu menguasai diri terhadap berbagai godaan.

Posting Komentar untuk "Bahaya Film, Majalah dan Cerita-cerita Porno"