Sebagai mahkluk yang tidak berdaya, lemah, manusia sering kali kita mengalamatkan kesalahan di luar dirinya, bahkan menyalahkan Allah SWT tatkala apa yang kita inginkan tidak terwujud. Sedikit sekali yang bisa menggali makna di balik kegagalan, atau menangkap hikmah di balik tidak terkabulnya atau tertolaknya doa.
Baca juga
Hal yang demikian sangat mungkin sekali disebabkan sedikitnya waktu yang mereka gunakan untuk muhasabah atau mengevaluasi diri dan instrospeksi diri. Padahal, evaluasi diri atau introspeksi diri sangatlah penting dan berguna untuk melihat apakah antara kemauan hati dan kemampuan yang kita miliki sudah sesuai, sinkron atau belum.
Tidak terkabulnya suatu doa sangatlah mungkin dikarenakan doa yang dipanjatkan tidak sesuai dengan kemauan hati si pendoa. Berdoa membutuhkan keyakinan yang mantap dalam hati akan apa yang diminta. Sehingga, antara bibir atau perkataan dengan hati haruslah sama.
Ketika mulut berdoa ingin sukses di satu bidang, sementara hati tidak ingin benar-benar terjun ke bidang itu, maka jangan salahkan siapa-siapa manakala jawaban doa yang dipanjatkan adalah ketidaksuksesan di bidang tersebut.
Situasi kebalikan dari apa yang diminta sesungguhnya sudah merupakan jawaban doa. Misalnya, mengapa berdoa ingin dapat pekerjaan malah jadi penganggur, ingin gemuk tapi malah kurus. Semua itu berpangkal pada tidak sinkronnya kata hati/keyakinan diri dengan ucapan atau perkataan dan kemampuan.
Sinkronisasi itu hanya bisa terwujud jika manusia mampu mengimbangi apa yang diinginkannya dengan usaha yang dilakukannya. Maka manusia harus meningkatkan kapasitas dirinya agar dia dianggap layak berada pada derajat seperti yang diminta dalam doa-doanya.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an yang menegaskan tentang hal di atas:
وَرَبُّكَ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخۡتَارُۗ مَا كَانَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ . وَرَبُّكَ يَعۡلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمۡ وَمَا يُعۡلِنُونَ ٦٩
Artinya: Dan Tuhanmu inenciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyalakan.”
(QS. Al-Qashash, 28: 68-69).
Semoga kita dapat mengambil makna dan hikmah dari keterangan-keterangan di atas. Sehingga dalam berdoa antara perkataan ketika berdoa, harus di ikuti dengan usaha yang kuat dalam perbuatan dan juga hati yang turut serta mengikuti perkataan dan perbuatan.
Posting Komentar untuk "Sinkronisasi Pikiran, Perkataan dan Hati Ketika Berdoa"