Sejelek-jeleknya orang adalah orang yang mengadu domba atau berbuat namimah. Hal ini adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw yang artinya: "Ingatlah, saya beritakan kepadamu sejelek-jeleknya kamu". Para sahabat berkata: "Baiklah! Rasulullah menjawab: "Orang-orang yang berjalan dengan melakukan namimah, orang-orang yang merusak hubungan antara para sahabatnya dan orang-orang yang melempar aib kepada orang-orang yang tidak bersalah." (H.R. Ahmad dari Ibnu Malik al-Asy'ari).
Sebelumnya, mari kita ulas secara detail tentang sifat tercela mengadu doma atau namimah. Secara bahasa pengertian atau arti dari kata namimah berasal dari bahasa Arab yang artinya adu domba. Secara istilah, pengertian namimah ialah menyebarluaskan ucapan seseorang tentang orang lain, baik kepada orang yang bersangkutan maupun kepada siapa saja, yang apabila orang yang bersangkutan mendengarnya pasti ia marah.
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa namimah adalah menyampaikan sesuatu yang tidak disenangi, baik yang tidak senang itu orang yang diceritakan maupun orang yang mendengarnya. Cara menyampaikan sesuatu itu biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi ada kalanya dengan tulisan, isyarat atau sindiran. Sesuatu yang disampaikan biasanya adalah ucapan orang atau perbuatan orang.
Namimah pada hakikatnya adalah menyiarkan atau menceritakan rahasia orang lain, sehingga merusak nama baik orang tersebut. Tentu saja orang yang diceritakan itu merasa tidak senang. Tetapi seringkah terjadi namimah dilakukan oleh orang yang sengaja ingin menimbulkan permusuhan antara satu orang dengan orang yang lain.
Di dalam ajaran Islam namimah termasuk akhlak yang tercela. Sebab dengan namimah bisa terjadi permusuhan antara seseorang dengan orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
Allah dan Rasul-Nya melarang umatnya untuk berbuat namimah sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah dan dalil atau hadits Nabi Muhammad berikut ini :
Firman Allah swt.: Artinya: "Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah." (QS. Al-Qalam: 10-11)
Firman Allah swt. yang lain tentang larangan namimah dalam surat Al-Humazah (104) ayat 1 yang artinya: "Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela."
Sedangkan dalil dari hadits Nabi Muhammad Rasulullah saw tentang larangan perbuatan tercela namimah beliau bersabda:
Sedangkan dalil dari hadits Nabi Muhammad Rasulullah saw tentang larangan perbuatan tercela namimah beliau bersabda:
Artinya: "Yang amat dicintai di antara di sisi Allah ialah yang terbaik akhlaknya, yang dermawan lagi gemar menjamu orang, yang dapat menyesuaikan diri lagi dapat diikuti penyesuaian dirinya. Sedangkan yang amat dibenci di antara kamu di sisi Allah ialah orang-orang yang suka berjalan dengan berbuat adu domba, yang memecah-belah antara saudara-saudara lagi pula yang mencari-cari alasan untuk melepaskan diri dari segala kesalahan." (H.R. Ahmad).
Bagaimana perbuatan namimah atau adu domba ini timbul?
Mengadu domba atau perbuatan namimah timbul dikarenakan sebab-sebab sebagai berikut :
- Ada perasaan tidak senang terhadap orang yang diceritakan. Adanya sifat dengki pada diri seseorang.
- Orang yang mempunyai sifat dengki biasanya tidak senang melihat kebahagiaan orang lain. Ia berusaha agar kebahagiaan orang itu lenyap dan berganti menjadi kesusahan.
- Mencari muka, yaitu menyampaikan kabar tertentu dengan maksud agar ia disenangi oleh orang yang menerima kabar itu.
- Gemar berbicara berlebihan, omong kosong, atau berbicara hal-hal yang tidak benar.
Bermuka dua termasuk juga namimah dan merupakan namimah yang terburuk. Sebab orang yang bermuka dua membawa berita buruk untuk dua belah pihak, sedangkan namimah membawa berita dari satu pribadi.
Orang yang bermuka dua gemar menyampaikan ucapan seseorang kepada orang lain, dan menyampaikan pula ucapan orang lain itu kepada seseorang. Orang yang bermuka dua sudah jelas adalah orang yang munafik, karena semua tanda-tanda orang yang munafik ada pada diri orang yang bermuka dua, seperti hal-hal berikut.
- Berkata dusta/bohong.
- Berjanji ingkar.
- Berlaku curang.
Tidak termasuk namimah dan tidak pula termasuk bermuka dua, apabila kita menyampaikan berita atau menceritakan sesuatu dengan maksud untuk kebaikan bagi orang yang diceritakan dan yang mendengar cerita itu.
Bagaimana cara-cara agar terhindar dari perbuatan tercela namimah?
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghindari akhlak tercela namimah yaitu sebagai berikut :
- Apabila melihat atau mendengar sesuatu, seandainya sesuatu itu disampaikan kepada orang lain akan menimbulkan keburukan, sebaiknya didiamkan saja.
- Jangan melayani omongan orang yang suka berkata bohong.
- Apabila ada berita dan seseorang yang meragukan, agar diselidiki dulu kebenarannya.
Allah swt. berfirman dalam surat Al-Hujurat (49):6 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
- Menanamkan sifat berbaik sangka dan menghindari sifat berburuk sangka pada diri sendiri.
- Membersihkan diri sendiri dari sifat dengki.
- Berusaha untuk mencegah dan menasihati orang yang berbuat namimah.
Itulah sedikit pemaparan tentang pengertian namimah, sebab-sebab timbulnya namimah atau mengadu domba, akibat yang ditimbulkan dari sifat atau akhlak tercela namimah dan cara-cara menghindari perbuatan mengadu domba atau namimah. Oleh karena itu, menjauhi sifat tercela namimah ini dalam hidup dan kehidupan kita sehari-hari sebagai jalan satu-satunya bagi kita.
Posting Komentar untuk "Cara Menghindari Sifat Tercela Mengadu Domba"