Sebelum menjelaskan pasal-pasal yang berkaitan dengan maqam pertama, kami ketengahkan empat kata yang selalu disebutkan, yaitu ‘aql, nafs, rüh, dan qalb. Kami akan menjelaskan maksudnya masing-masing.
'Aql, penjelasannya telah kami ketengahkan di beberapa tempat sebelum ini. Oleh karena itu, merujuklah ke sana.
Adapun nafs, qalb, dan ruh adalah tiga kata yang menunjukkan berbagai tingkatan berdasarkan istilah para arif.
Nafs menunjukkan alam khayal.
Qalb menunjukkan maqam tafshil.
Ruh menunjukkan maqam ijmal dan basathah.
Sementara itu, dalam ilmu akhlak, mereka meyebut tiga kata itu dengan satu nama yang sama dan satu hakikat. Itulah hakikat yang ada di balik badan dan yang diungkapkan dengan "aku." Telah diketahui bahwa ia merupakan esensi Rabbani yang dikemukakan Alquran: Dan Kami tiupkan kepadanya ruh-Ku.[ QS Shad [38]: 72.] Dialah makhluk lain yang disebutkan dalam firman Allah SWT: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani [yang disimpan] dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain. Maka, Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. [QS al-Mu'minun [23]: 12-14.
Di dalam al-Mizan disebutkan: "Ini—sebagaimana yang tampak merupakan penyebab penyandaran mereka pada penginderaan (idrak) dan perasaan (syu’ur). Tampak bahwa penginderaan, seperti cinta, ke bencian, harapan, ketakutan, maksud, hasud, kesucian diri, keberanian, kelancangan, dan sebagainya, dinisbahkan pada qalb. Yang mereka maksudkan adalah ruh yang berhubungan dengan badan atau yang mengalir di dalamnya. Mereka menisbahkan semua itu pada qalb, sebagai mana mereka juga menisbahkannya pada ruh, dan juga menisbahkannya pada diri mereka sendiri. Dikatakan: Ahbabtuhu (aku mencintainya), ahabbathu ruhi (ruhku mencintainya), ahabbahu nafsi (diriku mencintainya), dan ahabbahu qalbi (hatiku mencintainya). [Al-Mizan fi Tafsir al-Qur'an, jil. 2, hal. 225.]"
Hakikat yang diungkapkan dengan tiga kata ini memiliki berbagai tingkatan, yaitu 'aqiyah, wahmiyyah, syahwiyyah, dan ghadhabiyyah.
Nafs Mana yang merupakan Musuh Manusia?
Perlu ditekankan di sini bahwa nafs yang merupakan "musuh bebuyutanmu adalah nafs-mu yang ada di dalam dirimu" dan bukan nafs yang telah kami perkenalkan sebelum ini, karena nafs itu meliputi kekuatan akal (al-quwwah al-aqilah). Yang dimaksud dengan nafs yang merupakan musuh manusia itu adalah yang meliputi kekuatan syahwat dan kekuatan ghadhab saja, dan yang dikatakan:
Dijadikan indah pada manusia kecintaan pada apa-pa yang diingini, yaitu perempuan-perempuan, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang.
Maka di antara manusia ada orang yang berdoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami [kebaikan] di dunia," dan tiadalah baginya bagian di akhirat.
Berdasarkan hal ini, kita meminta bantuan kekuatan akal yang dikandung nafs dalam arti yang pertama dalam jihad besar kita melawan nafs yang merupakan musuh manusia.
Posting Komentar untuk "Makna dari 'AQL, NAFS, RUH, QALB"