Syarat Menggapai Kasih Sayang Rabbul 'Alamin
Dari Jarir bin Abdillah ra. mengatakan:
Bersabda Rasulullah saw:
مَنْ لاَيَرْحَمِ النَّاسَ لاَيَرْحَمُهُ اللَّهُ٠
"Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah pun tidak akan menyayanginya." (HR. Bukhari, Muslim, at-Turmudzi, dan Ahmad)
لَنْ تُؤْمِنُوا حَتَّى تُرَاحِمُوا ٠٠٠
"Sekali-kali kalian tidak beriman, hingga kalian saling sayang-menyayangi."
Maka berkomentarlah para sahabat: "Wahai Rasulullah, kami semua masing-masing adalah penyayang!
“Maka Nabi saw menempali:
إِنَّهُ لَيْسَ بِرَحْمَةِ أَحَدِكُمْ لِصَاحِبِهِ ، وَلكِنَّهَا رَحْمَةُ الْعَامَّةِ ٠
"Yang saya maksud bukanlah kasih sayang di antaramu terhadap salah seorang kawannya. Namun kasih sayang untuk semua."
Artinya, kasih sayang dan iman, adalah dua saudara sekandung yang tak bisa dipisah-pisahkan. Namun kasih sayang (rahmat) semacam apa? Apakah rahmat semacam kelembutan seorang ibu kepada anaknya, ataukah seorang ayah kepada putranya, ataukah seorang majikan kepada buruhnya, ataukah kerabat kepada saudara kandungnya?
Itu semua, wahai pemuda pemudi hanyalah A dan B rahmah. Dalam batas dan makna yang teramat sempit, yang nantinya justru mempersempit keluasan cakupan dan kandungannya.
Kasih sayang antar sesama manusia, adalah sebab turunnya rahmah ilahiah dari atas tujuh langit untuk semua makhluk-Nya. Jikalau sebuah bangsa satu kecintaan, kasih sayang, dan kerja sama, seketika itu pula bangsa akan kuat dan teguh seperti bangunan yang kuat.
Rahmah yang turun ke dunia ini, barulah 1/100 rahmah ilahiah. Dengan satu rahmah tersebut, seluruh makhluk berkasih sayang, baik manusia maupun binatang yang merayap di muka bumi, atau burung yang melayang-layang di udara.
Manusia, di kala menemui sahabat kenalannya, berseri-seri wajahnya. Juga menaruh simpati terhadap keluarga, anak, atau sahabat simpatisannya dari rekan seprofesi atau sehobi.
Ini wajar dalam kehidupan manusia. Akan tetapi seorang mukmin, diharuskan agar "lingkaran kasih sayang" ini lebih luas dan lebar, untuk setiap cucu anak keturunan manusia. Menampakkan kecintaan dan rahmah-Nya bagi seluruh manusia yang ia temui, kenal atau tidak. Ada atau tidak ada pertalian keluarga.
Dengan kasih sayang inilah Islam dikenal menjunjung tinggi hak pribadi dan sosial, memiliki keistimewaan spektakuler yang tak dimiliki bangsa lain, sehingga terangkat harkat dan martabatnya dan terciptalah pada agama dan pemeluknya, signifikan ayat mulia:
"Agar kalian menjadi saksi nyata, untuk semua orang."
Diriwayatkan dari Rasulullah saw:
َاِنَّ اﷲَ تَعَالَى خَلَقَ ، يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ، مِائَةَ رَحْمَةٍ ، كُلُّ رَحْمَةٍ طِبَاقُ مَابَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ، فَجَعَلَ مِنْهَا فِي الأَرْضِ رَحْمَةً وَاحِدَةً، فَبِهَا تَعْطِفُ الْوَالِدَةُ عَلَى وَكَدِهَا، وَالْوَحْشُ وَالطَّيْرُ بَعْضُهَا عَلَى بَعْضٍ٠
"Sesungguhnya di kala Allah mencintakan langit dan bumi, la ciptakan seratus rahmat. Setiap rahmat, keluasannya memenuhi an-tara langit dan bumi. Lantas Ia menaruh di bumi, satu rahmat saja. Dengannya ibu mengasihi anaknya, dan dengannya pula semua binatang dan burung, mengasihi satu sama lainnya." (HR. Muslim)
Islam amat serius mewasiati kepada orang-orang pemilik kekerabatan, agar melipatgandakan rahmat dan ri'ayah (asuhan), dan jangan lenyap dari pikiranmu, bahwasanya rahim (kekerabatan), adalah asal kata (musytaq) dari rahmah (kasih sayang) dan ini signifikan dengan maknanya. Bersabda Rasulullah saw:
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ اﷲُ تَعَالَى٠ اِرْحَمُوْا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ٠ الرَّاحِمُ شَجْنَةِ مِنَ الرَّحْمَنِ٬ مَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اﷲُ٬ وَ مَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اﷲُ٠
"Orang-orang penyayang, Allah Ta'ala akan menyayanginya. Sayangilah manusia di muka bumi niscaya Dzat Yang di langit (Arrahman) akan menyayangimu. Kekerabatan adalah anyaman dari Arrahmaan.
Siapa menyambungnya, Allah akan menyambungnya. Dan siapa memutus, Allah akan memutus dia." (HR. Turmudzi)
Dan manusia yang paling pantas engkau sayangi, engkau sikapi dengan kebaikan adalah kedua orangtua kalian. Allah berfirman:
"Dan rendahkanlah sayapmu kepada keduanya dengan rasa kasih sayang. Dan doakanlah: Ya Rabbi, sayangilah keduanya, sebagai-mana keduanya telah mendidikku di masa kecil." (QS. Al-Isra' 24)
Di halaman selanjutnya Insya Allah, kalian temukan hadis Rasulullah saw dan nasihatnya, agar menumpahkan kasih sayang kepada anak yatim. Juga kalian lihat keistimewaan macam apa yang dapat menjamin anak-anak yatim. Dari Abi Hurairah diriwayatkan:
Seseorang melapor Nabi saw, perihal kekerasan hatinya. Maka Nabi pun berpesan: Usaplah kepala si yatim, dan berilah hidangan kepada si miskin. (HR. Ahmad)
Kepada si sakit, si lemah, sang peminta dan semisalnya, juga pejuang kebenaran, hendaknya seorang mukmin menebarkan rahmah dan santunan.
Maka, lembutkan bicara, santunkan gerak, niscaya Allah akan, menganugerahkan pahala kepadamu.