Allah SWT. berfirman :
"Sesungguhnya Akulah Allah tidak ada Tuhan selain Aku, karena itu sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku." (Thaha 14)
Kalimat peng-Esaan merupakan sesuatu yang ringan diucap dan diirindukan surga Firdaus. Sangat besar nilainya di sisi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Menghilangkan berbagai keraguan serta syirik (menyekutukan Allah dengan sesuatu), baik hati maupun lisan. Karena sesungguhnya ia adalah kalimat penyerahan "Al Islam", kalimat pembulatan "Al Iman" dan keihlasan seorang hamba "Ihsan".
Kalimat tauhid juga merupakan kunci (pembuka) pintu langit dan bumi. karena, siapa yang mensucikan diri dari kemusyrikan dan berbagai kotoran hati sebagai bekal baginya melalui tarikat-tarikat, hikmat serta teguh kemauan dan ketinggian cita-cita. Apabila kalimat tersebut telah meresap lan mengalir kedalam lubuk hati (ihlas), niscaya akan menjadi cermin yang memantulkan cahaya pada sudut-sudut cemerlang terhadap segala apa yang berada di sekitar dirinya (dari segala kebaikan). Keimanan maupun kekufuran sesungguhnya lebih merupakan permasalahan akidah tauhid) dan pensucian Allah yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Adapun tentang ketinggian nilainya, Rasulullah saw. bersabda :
أَفْضُلَ مَاقُلْتُ اَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِىْ لآإلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ٠
"Semulia-mulianya apa yang telah saya ucapkan bersama para Nabi sebelum aku adalah: Tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi dan bagi-Nya segala puji yang atas segala sesuatu Ia berkuasa."
Di antara kandungan (isi) hadis di atas adalah :
a. Kalimat
لآإلَهَ إِلاَّ اللهُ
yang merupakan kalimat singkat dan amat bermakna bagi keyakinan (tauhid) seseorang (muslim).
b. Kalimat
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
Yang menunjukkan atas kesempurnaan "Tanzih" (pesucian) seorang hamba kepada Allah.
c. Kalimat
لَهُ الْمُلْكُ
Yang tiada kehendak dan pengaruh bagi kekuasa; Nya atas segala sesuatu kecuali dengan izin-Nya dan tiada tempat bersandar bagi seorang hamba dalam segala urusan melainkan kepada-Nya.
d. Kalimat
لَهُ الحَمْدُ
yang bagi-Nya segala pujian, maka tiada diwajibkan atas hamba untuk tunduk melainkan terhadap perintah-Nya. Karena sesungguhnya, Dialah yang mengaruniai segala kenikmatan dan tiada sepatutnya kita bersujud melainkan terhadap keagungan-Nya. Serta tiada peribadatan melainkan demi kebesaran-Nya dan tiada ucap syukur melainkan ke hadirat-Nya.
e. Kalimat
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Yang atas-Nya segala sesuatu bernaung dan kewajiban hamba untuk mengimani apa yang ditakdirkan Allah pasti terjadi serta segala apa yang ditentukan bagi mahluk-nya pasti berlaku. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yg tidak dikehendaki-Nya takkan terjadi.
Dibalik kalimat tauhid tersebut terwujud pula kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan hamba serta patut dan layak dilaksanakan olehnya.
Di antara yang diwajibkan Allah atas hamba-Nya adalah: salat, zat puasa, haji. Dan semua yang mengikutinya seperti: jujur (lawan dari dusta), wara (menjauhkan diri dari dosa kecil maupun besar), dermawan, lemah lembut, bertindak (sikap) mulia, berpegang teguh kepada kebenaran, menjauhkan diri dari kebatilan, pemaaf kepada sesama manusia, tawadhu (rendah diri) terhadap sesama muslim (seorang yang lemah) dan berbelas kasih terhadap orang miskin.
Yang demikian itu disebabkan kemuliaan, kekuasaan, kebesaran, keperkasaan pemberi pahala dan membalas siksa adalah hak Allah semata.
Dan di antara hak-hak-Nya adalah :
- Agar menyembah Allah dengan sepenuh hati dan mengagungkan sebagai Yang Maha Kuasa. Mengadakan hubungan melalui cara melaksanakan segala apa yang diperintahkan Allah dengan sebaik- baiknya dan menyadari bahwa tidak lebih tinggi derajat seseorang atas lainnya kecuali dengan nilai ketakwaannya. Karena asas ketakwaan mengerjakan apa yang diperintahkan Allah sekaligus meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya.
- Menyuruh untuk berbuat kebaikan dan mencegah dari perbuatan munkar serta menyeru kepada jalan Allah dengan cara yang bijaksana (nasihat yang baik).
- Menyertai dengan (menyempurnakan) cara bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Siapa yang telah berikrar dan mengimani kandungan isinya, maka wajib mengkaji sejarah kehidupan beliau saw. untuk mengambil ibarat (contoh) bijaksana dari tutur kata, perbuatan dan tindakan Rasulullah saw.
Islam adalah agama ruhani, kemurnian bagi setiap jiwa, cahaya bagi kehidupan yang dahaga, yang mencari kesempurnaan hakikat, dan tali yang menghubungkan antara ruh dengan pencipta-Nya.
Islam juga merupakan agama jasad, karena ia mengandung (berisi tentang) undang-undang, etika pergaulan dan pelaksanaannya yang mana akal budi manusia tidak akan sanggup menyusun setara dengannya (Islam).
Allah SWT. berfirman :
"Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu untuk bermain-main dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang ' mulia." (Al Mukminun 115 -116)
Dalam ayat ini, termuat suatu isyarat transparan, bahwa (agama Islam yang dibawa oleh Muhammad saw. benar-benar berasal dari sisi Allah, pencipta langit dan bumi.
Islam adalah agama (tatanan hidup) yang memuat tentang tauhid, kesucian, ilmu, amal, ibadat, pergaulan, pernikahan, uqubat, kifarat (denda) dan sebagainya.
Sebagaimana firman Allah SWT. :
"Ingatlah, hanya bagi Allah agama yang suci (dari syirik)." (Az Zumar 3)
Dan firman Allah SWT. yang lain :
"Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat pertengahan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia."
(Al Baqarah 143)
Islam merupakan tata hidup yang mencakup tentang iman, ihsan dan agama syiar (dakwah). Seperti anjuran untuk mendahului salam kepada orang dewasa (bagi anak muda) dan anak muda kepada yang lebih tua (diatasnya), mengantar jenazah, menciptakan kedamaian di antara manusia, berbuat kebaikan dan mencegah perbuatan munkar, memeliha kesucian jiwa dari hawa nafsu, memelihara kehormatan, berpaling dari pandangan yang membawa fitnah, berbuat baik kepada tetangga, berbakti kepada ibu-bapak, menjalin hubungan kekerabatan, menolong saudara terdekat, gemar bermajelis bersama orang-orang yang baik, menjauhkan diri dari orang-orang jahat, menghormati orang-orang salih dan ahli takwa, memurnikan batin, mensucikan lahir, berkhitan, mencukur rambut kemaluan dan rambut ketiak, memperindah (menjaga) rupa, memakai minyak wangi saat mendatangi masjid (mushalla), menghadiri majelis-majelis dzikir, menghormati orang lain dan takut kepada Allah (bertakwa).
Syariat Islam secara ringkas terbagi dalam tiga belas rukun, yaitu :
- Syahadat yang merupakan fitrah.
- Salat lima waktu yang merupakan millat.
- Zakat yang merupakan pembersih diri.
- Puasa yang merupakan pelebur kesalahan (dosa).
- Haji yang merupakan kesempurnaan nilai Islam seorang hamba.
- Jihad yang merupakan kemenangan.
- Menyuruh kepada kebaikan yang merupakan hujjah (alasan).
- Mencegah kemunkaran yang merupakan pemeliharaan.
- Berjamaah yang merupakan kesepakatan.
- Istiqamah (tetap pendirian) yang merupakan pemelihara dosa.
- Memakan makanan yang halal yang merupakan cerminan dari sikap Al Wara menjauhkan diri dari segala dosa.
- Cinta dan benci karena Allah yang merupakan keteguhan, kekokohan
- Berbakti atau berbuat baik kepada sesama manusia yang merupakan perwujudan akhlak (perangai) mulia.