Dosa pasti mendatangkan hukuman, namun karena kebodohan hamba yang tidak menyadarinya sehingga ia tidak merasa bahwa di dalamnya pasti ada hukuman sebagai konsekuensinya. Ia ibarat orang yang sedang mabuk, linglung, ataupun tidur yang tidak bisa merasakan kepedihan. Tetapi, ketika ia telah terbangun dan sadar, barulah ia merasakan kepedihan itu.
Kesengsaraan hukuman atas dosa-dosa itu ibarat pembakaran akibat api, peremukan akibat penghancuran, tenggelam akibat air, rusaknya tubuh akibat racun, dan sakit akibat penyakit. Terkadang, bahaya akibat dosa itu terjadi beriringan dan tak jarang pula terjadi di masa yang akan datang. Adakalanya sedikit demi sedikit, sebagaimana sakit yang disebabkan virus yang menyerang secara perlahan.
Kebanyakan hamba tidak menyadari hal itu sehingga ia tidak tahu akan dampak akibat dosa setelahnya, dan ia juga tidak mengerti bahwa dampak tersebut bekerja secara perlahan, sebagaimana racun dan penyakit berbahaya lainnya yang jika tidak cepat ditanggulangi dengan obatnya serta diantisipasi, pasti ia akan binasa karenanya.
Jika ini terjadi, padahal baru masih satu dosa yang tidak diiringi dengan sesuatu yang dapat menghilangkan dampak pengaruhnya, lalu bagaimanakah jika dosa satu terus diikuti dengan dosa lainnya setiap hari dan setiap waktu?!
Coba renungkan sebagian hukuman yang Allah tetapkan sebagai akibat dosa yang telah menimpa dirimu! Jadikanlah ini pendorong yang mengajak untuk meninggalkan dosa!
Hukuman sebab dosa lainnya adalah kesempitan hidup di dunia, di alam barzakh, dan siksa di akhirat.
Allah Swt, berfirman:
“ Dan, Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta (Thaahaa [20] :124)".
Ada yang menafsirkan kehidupan yang sempit adalah siksa kubur. Tentu saja itu adalah kehidupan yang sempit. Akan tetapi, ayat di atas tidak hanya sebatas itu. Ayat terbatas mengandung makna yang lebih luas daripada itu. Allah Swt. Menetapkan kehidupan yang sempit itu jika hamba berpaling dari peringatan-Nya. Orang yang berpaling dari peringatan-Nya tentu mendapatkan kesempitan hidup sesuai dengan tingkat berpalingannya.
Walaupun di dunia ia mendapatkan nikmat, namun hatinya dirundung keresahan, kehinaan, berbagai penyesalan yang dapat menghancurkan, angan-angan yang batil, dan juga siksaan. Semua itu tertutup karena mabuk syahwat dan kecintaan kepada dunia meski tidak harus mabuk dengan minuman keras.
Mabuk cinta dunia jauh lebih hebat daripada sekadar mabuk akibat minuman keras karena orang yang mabuk minuman keras masih bisa sadar dan sehat, sementara mabuk hawa nafsu dan cinta dunia tidak akan tersadar kecuali ketika ia sekarat menjelang kematiannya.
Kehidupan yang sempit pasti dirasakan oleh orang yang berpaling dari peringatan Allah yang telah diturunkan kepada rasul-Nya di dunia, alam barzakh, dan di akhirat. Tidak ada kesejukan dan petunjuk dalam hati, begitu juga jiwa tidak merasa tenang kecuali dengan Tuhannya Yang Maha Benar. Segala sesuatu yang disembah selain-Nya adalah batil. Barang siapa hatinya tenteram dengan Allah, pandangannya pun sejuk. Dan, barang siapa yang hatinya tidak tenteram dengan-Nya, jiwanya terputus dan menyesal.
Allah menjadikan kehidupan yang baik bagi orang yang beriman kepada-Nya dan beramal shalih. Dia berfirman :
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dan apa yang telah mereka kerjakan.( An-Nahl [16] : 97)"
Allah menjamin orang yang beriman dan beramal shalih di dunia dengan balasan berupa kehidupan yang baik dan kebaikan pada hari kiamat. Mereka mendapat dua kehidupan yang baik dan hidup selalu nikmat, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah Swt. berfirman:
"Dan, dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa, 'Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhan kalian?’ Mereka menjawab, '(Allah telah menurunkan) kebaikan, Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Sesungguhnya, kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang bertakwa.( An-Nahl [16] : 30)"
"Dan,hendaklah kalian meminta ampun kepada Tuhan kalian dari bertaubat kepada-Nya. (Jika kalian mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepada kalian hingga waktu yang telah ditentukan. Dan, Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaan-Nya....( Huud [11] : 3)"
Keberuntungan bagi orang-orang yang bertakwa dengan mendapatkan "nikmat dunia dan akhirat sehingga terwujudlah kehidupan yang baik di dunia maupun di akhirat.
Sesungguhnya, ketenangan jiwa, kebahagiaan, kesenangan, kenikmatan, kebaikan, kedamaian, kelapangan, cahaya, keluasan, dan keselamatan hati itu didapat dengan meninggalkan syahwat yang diharamkan dan hal halsyubhat yang batil. Itulah kenikmatan sejati yang tidak dapat disamakan dengan kenikmatan jasmani.
Sebagian orang yang telah merasakan kenikmatan tersebut berkata, "Andaikan para raja dan anak-anak mereka mengetahui apa yang kita rasakan, pasti mereka merebutnya dari kita dengan menggunakan pedang."
Yang lainnya berucap : "Kadang kala aku berkata pada hatiku, Sesungguhnya, ahli surga yang merasakan kenikmatan ini tentu mereka dalam kehidupan yang paling indah."
Ada juga yang berkata :
"Sesungguhnya, ada surga di dunia ini seperti surga di akhirat. Barang siapa yang belum pernah masuk ke dalamnya, ia tidak akan masuk surga di akhirat."
Nabi Saw. menjelaskan perihal surga ini, sabdanya, "Jika kalian melewati taman-taman surga, singgahlah!" Para sahabat bertanya, Apa itu taman-taman surga?" Beliau menjawab, "Majelis dzikir." Beliau Saw juga bersabda, "Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu di antara taman-taman surga."
Firman Allah Swt.:
"Sesungguhnya, orang-orang yang banyak berbakti benar- benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan. Dan, sesungguhnya, orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.( Al-Infithaar [82] : 13-14)"
Jangan dikira bahwa firman-Nya itu hanya berlaku pada hari kiamat saja. Mereka yang taat berada dalam kenikmatan di tiga alam, dan orang-orang yang durhaka berada dalam neraka di tiga alam.
Adakah kenikmatan di dunia ini yang melebihi dari kenik¬matan hati yang baik, dada yang lapang, mengenal dan mencintai Allah, serta menjalankan perintah-Nya?! Bukankah kehidupan lejaci adalah kehidupan hati yang sehat?! Allah Swt. Memuji kekasih-Nya 9Ibrahim As). Sebab hatinya yang sehat, seperti dalam firman-Nya:
"Dan, sesungguhnya, Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.( Ash-Shaaffaat [37] : 83-84)"
Allah juga menceritakannya dalam firman-Nya:
"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.( Asy-Syu’araa’ [26] : 88-89)"