Harta adalah merupakan cobaan dan ujian dari Allah kepada pemiliknya, maka bila ia cakap menafkahkan hartanya dalam jalan yang benar dan dengan cara yang diperintahkan oleh Alah, maka berarti ia lulus dalam ujian dan terhindar dari cobaan. Allah berfirman:
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan.”(Al-Anfaal 28).
Ujian Allah kepada si kaya dan si miskin
Kekayaan duniawi yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya hamba-Nya atau kemiskinan dan kepapaan yang diderita oleh seseorang adalah semuanya itu merupakan ujian, sampai di mana si kaya menyadari kebesaran nikmat Tuhan kepadanya dan bersyukur dan sejauh mana si miskin dapat bersabar menerima ujian Allah dan cobaan-Nya itu. Kekayaan bukanlah sekali-kali tanda pasti bagi ridha dan cinta Allah kepada hamba yang dikaruniai-Nya, demikian pula kemiskinan belum tentu menandakan murka Tuhan terhadap orang yang ditimpainya, akan tetapi semuanya itu adalah ujian yang apabila diterimanya oleh si kaya dengan rasa syukur yang diiringi dengan taqwa dan amal saleh, maka luluslah ia dalam ujian itu. Demikian pula si miskin bila bersabar menerima cobaan Allah itu seraya berserah diri dan tawakkal dengan tiada berputus asa dari rahmat Allah, maka ia lulus dalam ujian dan patut memperoleh ridha Allah dan kedudukan yang dekat di sisi-Nya.
Allah swt. berfirman;
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: "Tuhanku menghinakanku”. Sekali-kali tidak (demikian).” (AL-Fajr 15-17).
Maka hendaklah manusia menyadari kelemahan dirinya dan kebesaran Tuhannya dan dengan kesadaran itu si kaya merenggangkan genggaman tapak tangannya menafkahkan hartanya di jalan Allah dan untuk usaha-usaha sosial dan kebajikan, sementara si miskin hendaklah bersabar seraya menjaga jiwanya dan mempertahankan hartga dirinya agar jangan sampai jatuh je kembah kenistaan dan kehinaan.