Di kala Terkena Sakit Keras
Ada sebagian orang yang kadang-kadang merasa jengkel karena penyakitnya tidak kunjung sembuh lantaran penyakit yang diderita sangat berat. Sehingga keadaan ini membuat ia menginginkan mati secepatnya. Dalam hadits berikut tampaklah kebesaran hikmah yang dikatakan oleh Rasulullah dalam mengarahkan jiwa orang yang tertimpa musibah sakit :
لا يتمنين أحدكم الموت لضر أصابه فان كان لا بد فاعلا فليقل : اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرا لى وتوفني اذا كانت الوفاة خيرا لى (رواه البخارى ومسلم
“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu mengharapkan mati, apabila memang keadaannya telah memaksa, maka katakanlah : “Ya Allah, berilah kami kehidupan selagi hidup lebih baik bagi kami, dan wafatkanlah kami selagi mati lebih baik bagi diri kami”.( Hadits riwayat Bukhari dan Muslim )
Wasiat ini adalah pelerai duka bagi si sakit, dan mengajak si sakit agar penderitaannya diserahkan sepenuhnya kepada Allah. Sudah barang tentu, hal ini akan menamakan rasa tenang pada jiwa si sakit, di samping meringankan beban penderitaannya, bahkan merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan kesembuhannya.
Rasulullah juga membuka harapan bagi si sakit dengan cara melarang mengharapkan mati. Untuk itu, beliau bersabda :
لا يتمنى احدكم الموت, اما محسنا فلعله ان يزداد خيرا, وإما مسيئا فلعله ان يستعتب (رواه البخارى
“Jangan sekali-kali kamu mengharapkan mati. Apabila ia seorang yang baik mudah-mudahan kebaikannya akan bertambah, dan apabila ia orang yang jelek mudah-mudahan ia bertaubat(Hadits riwayat Bukhari)”.
Pandangan Nabi SAW terhadap musibah ini, beliau melarang seseorang mengharapkan mati. Barangkali, hidupnya nanti akan menambah kebaikan dirinya. Dan apabila ia seorang yang jelek, maka mungkin masih ada kesempatan baginya untuk menghapuskan aib yang ada pada dirinya dengan jalan taubat.
Kebanyakan manusia, apabila terkena sakit kronis, terkadang hanya bisa merintih untuk meringankan penderitaannya. Terkadang disibukkan dengan pengobatan, padahal sakitnya tiada kunjung sembuh, bahkan bertambah parah. Ketika itu, sama sekali ia tidak ingat kepada amal-amal saleh, seperti halnya wasiat terhadap kebenaran kepada yang ditinggalkannya, atau berbuat kebajikan dan membuat persiapan mati. Berapa banyak orang-orang yang melakukan dosa tidak sempat bertaubat, atau mempunyai titipan tetapi tidak sempat disampaikan, atau mempunyai hutang belum sempat terbayarkan, atau zakat yang belum ditunaikan, atau kesalahan terhadap orang lain tetapi tidak sempat meminta maaf. Mereka telah dikuasai oleh kesusahan akan berpisah dengan dunia ini. Tak ada yang dipikirkan kecuali umur yang sudah mendekati ajalnya. Penyebab utamanya karena iman mereka sangat lemah. Oleh karena itu, seorang yang benar-benar beriman jangan disibukkan dengan pemikiran mati yang sudah di ambang pintu. Ia harus berbuat kebajikan dan menunaikan semua kewajiban-kewajiban sesuai dengan perintah Allah.
Harap menjadi perhatian bagi orang yang tertimpa sakit keras, janganlah sekali-kali terlintas dalam pikirannya untuk melakukan bunuh diri dengan maksud ingin melepaskan diri dari penderitaan sakit. Karena Rasulullah SAW telah bersabda :
من قتل نفسه بشيئ فى الدنيا عذب به يوم القيامة (رواه البخارى
“Barangsiapa yang menuduh dirinya dengan menggunakan sesuatu, maka kelak di hari kiamat ia akan disiksa dengan barang tersebut(Hadits riwayat Bukhari)”.
Sudah berapa banyak orang-orang yang mengalami sakit keras, mereka bisa sembuh dengan sendirinya berkat kemurahan Allah. Padahal, semua anggota keluarga dan para dokter sudah tidak berdaya memberikan pertolongan kepadanya. Seorang mukmin, selamanya selalu menggantungkan harapannya hanya pada Allah SWT dan tak pernah mengalami putus asa.
Allah telah berfirman: “Sesungguhnya tiada berputus dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. 12 : 87).
Benarlah apa yang dikatakan oleh penyair ini.
“Di kala kau mendapat cobaan, maka imanlah kepada Allah dan hadapilah dengan penuh kesabaran.
Karena hanya Allah-lah yang dapat menghapuskan bencana.
Apabila Allah telah menakdirkan sesuatu, serahkanlah segalanya kepada kekuasan-Nya.
Tak ada seorang pun yang bisa mengelak dari takdir Allah.
Putus asa terkadang memutuskan seseorang.
Janganlah berputus asa, karena Allah yang menciptakan segala-Nya.
Seharusnya, bagi orang yang sedang mengalami sakit keras, janganlah sekali-kali merintih. Sebagai gantinya, lakukanlah dzikir terhadap Allah, istighfar dan beribadah, agar kelak ketika menghadapi Tuhan, jiwa penuh dengan ketenangan, dan ia akan termasuk golongan orang-orang yang telah disebut oleh firman
Allah berikut ini :
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku”. (QS. 89 : 27 – 30).
Seorang mukmin juga dianjurkan oleh Islam ketika sedang menghadapi maut, agar ia berbaik sangka terhadap Allah. Dalam hal ini Rasulullah SAW telah bersabda :
لا يموت أحدكم الا وهو يحسن الظن بالله (رواه ابو داود
“Tak ada salah seorang di antara kamu menemui ajalnya, kecuali ia harus berbaik sangka terhadap Allah(Hadits riwayat Abu Dawud)”.