Termasuk di antara gejala-gejala perbuatan bohong, ialah kesaksian palsu. Perbuatan ini akan mengakibatkan terabaikannya hak-hak orang lain; atau bisa juga akan mengakibatkan terampasnya hak-hak orang lain oleh pihak yang tidak berhak. Jadi, perbuatan ini melanggar hak-hak orang lain. Oleh karena itu, Islam menganggapnya sebagai perbuatan dosa besar.
Untuk itu Rasulullah bersabda :
اكبر الكبائر : الاشراك بالله, وعقوق الوالدين, وشهادة الزور, فما زال يكررها حتى قلنا له : ليته سكت (رواه البخارى و مسلم
“Dosa-dosa yang paling besar ialah syirik kepada Allah, menyakiti kedua orang tua dan kesaksian palsu”. Beliau masih terus mengulangi kata-kata itu, sehingga kami (para shahabat) berkata : “Kenapa beliau tidak mau diam?” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim )
Membuat kesaksian palsu sama saja dosanya dengan menduakan Tuhan (syirik). Dalam hal ini Rasulullah SAW memberi penjelasan :
عدلت شهادة الزور الشرك بالله – قلها ثلاثا (رواه ابو داود والترمذى
“Dosa membuat kesaksian palsu sebanding dengan dosa menduakan Tuhan” (Hadits Riwayat Abu Daud, Turmudzi, dan Ibnu Majjah.).
Beliau mengucapkan kata-kata ini tiga kali. Lalu beliau membacakan firman Allah : “Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta, dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia.” (QS. 22 : 30 dan 31).
Selain itu Rasulullah menjelaskan kepada kita bahwa sumpah bohong yang dijadikan sarana untuk merampas harta orang lain dengan tanpa hak adalah perbuatan dosa besar juga.
Untuk itu Rasulullah bersabda dengan suatu munasabah menjawab pertanyaan orang badui :
الاشراك بالله, قال الاعرابي ثم ماذا؟ قال النبي : عقوق الوالدين قال ثم ماذا؟ قال النبي : اليمين الغموس, قال الأعرابي : وما اليمين الغموس قال النبي : الذى يقتطع مال امرئ مسلم هو فيها كاذب (رواه البخارى
“Mempersekutukan Allah”. Orang badui bertanya : “Kemudian apa lagi?”. Nabi bersabda : “Menyakiti kedua orang tua”. Orang badui bertanya lagi : “Kemudian apa lagi?”. Beliau menjawab : “Sumpah bohong”, si badui bertanya : “Apa yang dimaksud dengan sumpah bohong?”. Rasulullah menjawab : “Orang yang mengambil harta orang lain yang muslim, sedangkan dalam hal ini ia berbuat bohong (mengajukan sumpah bohong demi mendapatkan harta orang lain) Hadits riwayat Bukhari).
Posting Komentar untuk "Pandangan Islam Tentang Kesaksian Palsu"