Takut, atau dalam bahasa Arabnya Khauf, adalah gejala yang sangat mengerikan yang sekarang sedang melanda negara Lebanon sejak tahun 1975.
Takut mati; takut meletusnya perang saudara; takut terhadap bahan peledak, rudal-rudal, dan bom-bom, takut dirampok dan diperkosa; takut peluru nyasar dan akut diculik, disiksa atau dibuat cacat, kesemuanya itu melanda Lebanon. Penyebab utamanya ialah karena lebih dari seratus dua puluh ribu jiwa di antara orang yang terbunuh dan luka-luka, di samping rusaknya ribuan rumah dan pertokoan, membikin porak poranda negara Lebanon.
Selain rasa takut, kelaparan juga melanda ribuan jiwa manusia, terutama sekali bagi penduduk yang berada dekat dengan ajang pertempuran. Mereka takut akan menjadi sasaran kebuasan perang, karena mereka tidak berani keluar rumah untuk membeli kebutuhan hidup mereka. Dan banyak pula orang-orang yang kehilangan pekerjaan disebabkan runtuh atau terbakarnya pabrik-pabrik tempat mereka bekerja, atau gudang-gudang yang menyimpan bahan makanan. Aktifitas kehidupan semuanya terhenti, perhatian orang-orang terpusatkan pada masalah perang yang tak berkesudahan itu.
Lebanon sekarang sedang dilanda kelaparan, para pembuat roti takut keluar rumah karena keamanan kurang terjamin. Orang-orang berjubel menunggu sangat lama di depan toko-toko roti untuk membeli kebutuhan pokoknya. Dan bahan bakar untuk memasak roti pun susah didapat sehingga mengakibatkan berhentinya produksi roti. Kaum petani pun tidak berani keluar dari rumah mereka untuk mengantarkan hasil pertanian mereka ke kota. Sebagai akibatnya, maka sayur-sayuran atau buah-buahan menghilang dari pasaran.
Kelaparan yang sekarang melanda Lebanon, juga melanda seluruh dunia yang tertimpa pecahnya perang dunia atau perang saudara. Kelaparan juga menimpa suatu bangsa akibat bencana alam yang sedang melanda negerinya.
Al-Qur’an telah menuturkan peristiwa kelaparan yang amat mengerikan ini, dan menjelaskan sebab musababnya melalui ayat berikut ini :
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepadanya mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang telah mereka perbuat.” (QS. 16 : 112).
Renungkanlah apa yang dikatakan oleh Al-Qur’an mengenai sebuah negeri yang tertimpa kelaparan dan ketakutan, dulunya seperti yang dikatakan Al-Qur’an berikut ini :
“Rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap penjuru”.
Apa yang diceritakan ayat tadi memang sangat cocok dengan situasi Lebanon; Allah telah menganugerahkan negara Lebanon sebagai negara yang cantik, sumber penghidupan amat mudah. Tetapi penduduknya tidak mensyukuri semua nikmat itu dan tidak tahu bagaimana memeliharanya. Akhirnya tangan-tangan kotor mulai menjamah Lebanon menyebarkan fitnah. Sehingga timbullah peperangan yang mengakibatkan penduduknya mengalami kesengsaraan dan malapetaka.
Kelaparan dan ketakutan yang telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an, dan yang sekarang sedang melanda Lebanon serta negara-negara lainnya, penyebab utamanya adalah sebagaimana pernyataan Al-Qur’an, ialah tidak mensyukuri nikmat yang ada. Nikmat Allah tersebut dianugerahkan kepada mereka, tetapi mereka tidak mau bersyukur. Akhirnya Allah menurunkan siksaan-Nya berupa kelaparan dan ketakutan pada diri mereka.
Bagi orang-orang yang mengingkari Al-Khaliq yang telah memberikan nikmat kepada umat manusia dan telah memberikan rezeki kepada mereka, orang tersebut dinamakan ingkar terhadap nikmat Allah. Dan bagi orang yang tidak mau mensyukuri nikmat Allah, berarti ia telah berbuat maksiat karena mengingkari nikmat-Nya.
Orang yang berbuat maksiat terhadap Allah, dan menggunakan nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan kepadanya di jalan yang penuh dengan dosa, ia berarti ingkar terhadap nikmat Allah.
Orang yang menimbun kebutuhan pokok umat manusia, demi mengeruk keuntungan pribadinya tanpa menghiraukan kelaparan rakyat, orang tersebut ingkar dengan nikmat Allah.
Orang yang bersikap diam terhadap fitnah dan tidak mau berusaha memadamkannya, orang tersebut juga dikatakan mengingkari nikmat Allah.
Tetapi ada sebagian orang yang bertanya : “Orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah, mereka adalah minoritas, kenapa kita mesti takut pada siksaan yang akan menimpa kita?”
pertanyaan seperti ini dijawab oleh Al-Qur’an dalam salah satu ayatnya :
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya” (QS. 8 : 25).
Allah telah memberikan contoh dalam Al-Qur’an mengenai suatu negara yang hancur akibat keingkaran penduduknya terhadap nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Negara tersebut bernama Saba’, letaknya di Yaman. Penduduk negeri itu membangun suatu bendungan yang diberi nama Ma’rib. Dengan dibuatnya bendungan tersebut, pengairan negeri menjadi lancar dan tanaman pun tumbuh dengan suburnya, sehingga seluruh negeri menjadi subur lagi makmur.
Allah memerintahkan kepada penduduk Saba’ :
“Makanlah olehmu dari rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS. 34 : 15).
Tetapi, ternyata mereka tidak mensyukuri nikmat Allah, dan mereka ingkar terhadap-Nya serta sombong tidak mau tunduk pada perintah-perintah Allah. Akhirnya malapetaka menimpa mereka, suatu bencana terjadi dengan pecahnya bendungan yang mereka andalkan. Air bah yang keluar dari bendungan melanda negeri mereka dan menghancurkan apa saja yang dilewatinya. Kini negeri mereka yang dulunya subur makmur loh jinawi, menjadi negara yang kering dan gurun sahara. Tak ada tetumbuhan terkecuali sedikit sekali. Dan tumbuhan yang ada, rasanya pahit sekali.
Allah telah berfirman menceritakan perihal penduduk negeri Saba’ :
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengasih. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pepohonan) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir”. (QS. 34 : 17).
Posting Komentar untuk "Kufur Nikmat atau Mengingkari Nikmat"