Memang ada sebagian orang yang kegemarannya menodai nama baik orang lain dengan cara melemparkan tuduhan yang batil kepada seseorang tersebut karena rasa dengki atau balas dendam. Kepada orang-orang yang berkepribadian seperti ini, Allah memerintahkan kepada kita agar bersikap hati-hati dan mawas diri :
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akherat”. (Q.S. 24 : 19).
Ayat tersebut, pada masa sekarang ini lebih tepat dialamatkan kepada koran-koran dan majalah-majalah yang menyiarkan berita-berita perbuatan yang melanggar norma-norma susila kepada khalayak ramai. Biasanya, media tersebut memuat berita-berita ini berdasarkan berkas-berkas yang dikeluarkan dari kepolisian yang masih berupa tuduhan yang belum pasti kebenarannya. Tetapi dengan menampilkan gaya bahasa yang khusus, media tersebut menyuguhkan berita yang seakan-akan benar-benar terjadi. Jelas, kenyataan seperti itu merupakan tindakan yang tak menghargai seseorang, sekaligus tidak mengindahkan norma-norma susila.
Dengan menyebarkan beberapa kasus skandal seperti itu, walaupun pada kenyataannya memang benar, maka assosiasi masyarakat akan tertuju kepada tertuduh yang justru akan menurunkan harga dirinya. Dan apabila sudah sampai kepada keadaan yang demikian, maka tertuduh akan semakin berani melakukan berbagai kekejian dan maksiat, karena dirinya menganggap telah kepalang tanggung. Sudah menjadi tabiat manusia, bahwa ia tidak akan berani melakukan kejahatan lantaran khawatir kecaman masyarakat. Tetapi apabila seseorang telah kehilangan perasaan ini, berarti akan menghilangkan kekhawatiran. Karenanya, ia akan lebih berani melakukan kekejian yang sudah barang tentu semakin menyesatkan, dan pintu taubat akan semakin tertutup.
Islam mempunyai prinsip bahwa keutamaan harus disebarluaskan kepada masyarakat secara umum, dan sebaliknya seluruh perbuatan rendah harus disembunyikan atau tidak dipublikasikan. Rasulullah telah menuturkan bahwa seseorang yang telah berbuat maksiat kemudian ia mengumumkannya kepada khalayak ramai agar diketahui oleh banyak orang, maka ia takkan mendapat ampunan Allah swt.
Rasulullah bersabda :
كلّ أمّتى معافى الاّ المجاهرين، وانّ منالمجاهرة ان يعمل الرّجل باللّيل عملا ثمّ يصبح وقد ستره الله تعالى فيقول يا فلان عملت البارحة كذا وكذا. وقد بات يستره ربّه، ويصبح يكشف سترالله عنه. (رواه مسلم)
“Setiap umatku akan mendapat ampunan terkecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Pengertian terang-terangan ialah seseorang yang telah melakukan suatu perbuatan di malam hari (perbuatan maksiat), kemudian esoknya ia mengatakan bahwa saya tadi malam telah berbuat sesuatu. Sedangkan Allah telah menutupinya, tetapi ia sendiri yang membuka tirai Allah (karenanya Allah tidak akan memberikan ampunan) (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)”
Posting Komentar untuk "Menuduh, Menyebarkan Berita Perbuatan Zina Termasuk Dosa Besar"