Allah Azza wa Jalla, ketika memerintahkan untuk menahan atau menjaga pandangan dan kemaluan, bukanlah berarti Dia meminta kepada manusia untuk berjalan di jalan raya dengan memejamkan kedua matanya agar terpeleset di jalan atau menabrak dinding Oleh karena itu, sesungguhnya kita dapat menemukan arahan Tuhan yang memerintahkan agar menjaga dan menahan penglihatan dan bukan memejamkan penglihatan kita secara keseluruhan. Sehingga, dengan demikian Allah akan menghilangkan kesulitan dan kesusahan kita.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman :
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (Qs. An- Nuur (24): 30)
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman lagi, "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannyn, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (Qs. An- Nuur (24): 31)
Islam, ketika memerintahkan kita untuk menahan pandangan, maka sesungguhnya dia itu menjaga jiwa manusia. Barang siapa yang menggunakan penglihatannya untuk memandang semua yang ada di sekelilingnya, maka hatinya akan merasa lelah. Barang siapa yang banyak pandangannya, maka banyak pula waktu-waktunya yang telah hilang dan kelelahannya pun akan semakin berkepanjangan.
Perhatikanlah seorang pemuda dengan segala kegelisahannya, dia akan keluar rumah untuk meraba-raba dijalan-jalan dengan tujuan untuk mengikuti pandangannya secara terus menerus silih berganti.
Apakah kamu yakin bahwa hal itu akan menciptakan ketentraman seksualitas?
Sekali-kali tidak akan pernah terjadi.
Akan tetapi justru hal itu akan membuat api seks semakin menyala.
Malam dan siangnya akan terus menerus merampas hati dan mencerai-beraikan pikirannya.
Karena, dia akan selalu mengkhayalkan gambar yang menggiurkan dengan sifatnya yang begini dan begitu, serta berpikir bagaimana untuk menemukannya? Di mana? Dan kapan? Secara alamiah, tidaklah setiap orang yang melihatnya akan dapat mendapatkannya. Dan sahabat kita yang dernikian itu selamanya akan tersesat di dalam mimpi-mimpinya pada siang hari. Dan dia juga akan berangan-angan dengan cita-cita yang bathil. Dan pada akhirnya dia menyandarkan keterbatasan dirinya itu dari kertas-kertas yang diberikan oleh peramal. Hal seperti ini seperti dikatakan oleh seorang penyair:
Apabila engkau melepaskan pandanganmu untuk mencari kepuasan hati
Pada satu saat pandangan-pandangan itu akan menyusahkanmu juga
Engkau tidak mampu melihat semua yang kau lihat
Tetapi untuk sebagiannya maka engkau tidak bisa tahan
Sesungguhnya dalam kemampuan yang dimiliki oleh setiap pemuda akan mengalir pandangan kepada setiap perempuan yang dihadapinya dan juga akan menjerumuskan dirinya kedalam lumpur seksualitas dengan cara apapun.
Akan tetapi, apakah kamu yakin bahwa keterjerumusan itu di anggap sebagai pemberani?
Dan apakah kamu juga yakin bahwa hilangnya kekuasaan atas jiwa itu di anggap sebagai kejantanan?
Sekali kali tidak akan pernah terjadi. Sebab kalau hal itu di anggap sebagai keberanian dan kejantanan, maka setiap orang yang terjerumus dan yang bodoh pastilah akan menjadi seorang pahlawan.
Sesungguhnya, ketika sebuah pesawat terbang akan terbang ke ruang udara yang lebih tinggi, maka semua peralatan dan persiapan yang ada di dalamnya akan bertindak dengan segala kemampuan dan kekuatannya. Sehingga, pesawat itu akan menjadi kokoh dan tenang dalam menghadapi terjangan dan terpaan angin yang kencang. Dengan demikian pesawat itu akan dapat naik dan melayang di udara. Adapun apabila terjadi kekacauan di dalam peralatan atau persiapan-persiapan yang ada, maka suatu waktu pesawat itu akan (turun) ke bumi. Dan keterjerumusan itu selamanya akan berakhir dengan bencana atau malapetaka.
Seorang pemuda di anggap kuat apabila dia mampu melawan nafsu syahwat dan kelemahannya, meningkat dan berkembang serta melayang di angkasa keutamaan. Selain itu juga dapat merealisasikan kejantanan dan mengokohkan keberaniannya. Dengan demikian dia akan merasakan kelezatan yang agung di dalam sanubarinya, kelezatan kemenangan atas hawa nafsu dan kelezatan kemenangan atas kelemahan serta kelezatan keberhasilan dalam memaksa nafsu syahwat yang memperbudak orang lain. Karena apabila orang itu sudah diperbudak oleh hawa nafsu maka mereka akan bersujud di bawah tekanannya yang gila sebagai hasil kelemahan semangat mereka.
Kelezatan ini adalah kelezatan yang di ungkapkan di dalam hadits Qudsi tentang manisnya iman.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Allah Azza wa Jalla,'
'
"Penglihatan adalah bagaikan anak panah beracun yang dilepaskan dari busur panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepadaku, maka aku akan memberikan suatu ketenangan yang kemanisannya itu dapat ia rasakan di dalam hatinya." (Hadits riwayat Ahmad dan Ath-Thabari)
Seorang penyair berpuisi tentang kuat dan kerasnya keinginan ini:
Bukanlah keberanian orang yang melindungi binatang yang dikendarainya pada saat peperangan sedang menyala.
Akan tetapi, pemuda yang menahan lirikan atau menahan penglihatan dari haram itulah penunggang kuda yang pemberani. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendidik shahabat-shahabatnya dengan pendidikan yang luhur. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (Qs. An- Nuur (24): 30)
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman lagi, "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannyn, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (Qs. An- Nuur (24): 31)
Islam, ketika memerintahkan kita untuk menahan pandangan, maka sesungguhnya dia itu menjaga jiwa manusia. Barang siapa yang menggunakan penglihatannya untuk memandang semua yang ada di sekelilingnya, maka hatinya akan merasa lelah. Barang siapa yang banyak pandangannya, maka banyak pula waktu-waktunya yang telah hilang dan kelelahannya pun akan semakin berkepanjangan.
Perhatikanlah seorang pemuda dengan segala kegelisahannya, dia akan keluar rumah untuk meraba-raba dijalan-jalan dengan tujuan untuk mengikuti pandangannya secara terus menerus silih berganti.
Apakah kamu yakin bahwa hal itu akan menciptakan ketentraman seksualitas?
Sekali-kali tidak akan pernah terjadi.
Akan tetapi justru hal itu akan membuat api seks semakin menyala.
Malam dan siangnya akan terus menerus merampas hati dan mencerai-beraikan pikirannya.
Karena, dia akan selalu mengkhayalkan gambar yang menggiurkan dengan sifatnya yang begini dan begitu, serta berpikir bagaimana untuk menemukannya? Di mana? Dan kapan? Secara alamiah, tidaklah setiap orang yang melihatnya akan dapat mendapatkannya. Dan sahabat kita yang dernikian itu selamanya akan tersesat di dalam mimpi-mimpinya pada siang hari. Dan dia juga akan berangan-angan dengan cita-cita yang bathil. Dan pada akhirnya dia menyandarkan keterbatasan dirinya itu dari kertas-kertas yang diberikan oleh peramal. Hal seperti ini seperti dikatakan oleh seorang penyair:
Apabila engkau melepaskan pandanganmu untuk mencari kepuasan hati
Pada satu saat pandangan-pandangan itu akan menyusahkanmu juga
Engkau tidak mampu melihat semua yang kau lihat
Tetapi untuk sebagiannya maka engkau tidak bisa tahan
Sesungguhnya dalam kemampuan yang dimiliki oleh setiap pemuda akan mengalir pandangan kepada setiap perempuan yang dihadapinya dan juga akan menjerumuskan dirinya kedalam lumpur seksualitas dengan cara apapun.
Akan tetapi, apakah kamu yakin bahwa keterjerumusan itu di anggap sebagai pemberani?
Dan apakah kamu juga yakin bahwa hilangnya kekuasaan atas jiwa itu di anggap sebagai kejantanan?
Sekali kali tidak akan pernah terjadi. Sebab kalau hal itu di anggap sebagai keberanian dan kejantanan, maka setiap orang yang terjerumus dan yang bodoh pastilah akan menjadi seorang pahlawan.
Sesungguhnya, ketika sebuah pesawat terbang akan terbang ke ruang udara yang lebih tinggi, maka semua peralatan dan persiapan yang ada di dalamnya akan bertindak dengan segala kemampuan dan kekuatannya. Sehingga, pesawat itu akan menjadi kokoh dan tenang dalam menghadapi terjangan dan terpaan angin yang kencang. Dengan demikian pesawat itu akan dapat naik dan melayang di udara. Adapun apabila terjadi kekacauan di dalam peralatan atau persiapan-persiapan yang ada, maka suatu waktu pesawat itu akan (turun) ke bumi. Dan keterjerumusan itu selamanya akan berakhir dengan bencana atau malapetaka.
Seorang pemuda di anggap kuat apabila dia mampu melawan nafsu syahwat dan kelemahannya, meningkat dan berkembang serta melayang di angkasa keutamaan. Selain itu juga dapat merealisasikan kejantanan dan mengokohkan keberaniannya. Dengan demikian dia akan merasakan kelezatan yang agung di dalam sanubarinya, kelezatan kemenangan atas hawa nafsu dan kelezatan kemenangan atas kelemahan serta kelezatan keberhasilan dalam memaksa nafsu syahwat yang memperbudak orang lain. Karena apabila orang itu sudah diperbudak oleh hawa nafsu maka mereka akan bersujud di bawah tekanannya yang gila sebagai hasil kelemahan semangat mereka.
Kelezatan ini adalah kelezatan yang di ungkapkan di dalam hadits Qudsi tentang manisnya iman.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Allah Azza wa Jalla,'
'
"Penglihatan adalah bagaikan anak panah beracun yang dilepaskan dari busur panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepadaku, maka aku akan memberikan suatu ketenangan yang kemanisannya itu dapat ia rasakan di dalam hatinya." (Hadits riwayat Ahmad dan Ath-Thabari)
Seorang penyair berpuisi tentang kuat dan kerasnya keinginan ini:
Bukanlah keberanian orang yang melindungi binatang yang dikendarainya pada saat peperangan sedang menyala.
Akan tetapi, pemuda yang menahan lirikan atau menahan penglihatan dari haram itulah penunggang kuda yang pemberani. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendidik shahabat-shahabatnya dengan pendidikan yang luhur. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Hai 'Ali, jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan yang lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh." (Hadits riwayat At-Turmudzi dan Abu Dawud.
Dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya oleh jabir bin Abdillah tentang pandangan yang datang secara tiba-tiba, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Palingkanlah pandanganmu itu." Dikeluarkan oleh Muslim, At-Turmudzi dan Abu Dawud
Apabila kita telah mengetahui hal itu, maka bukanlah suatu hal yang aneh apabila seorang pemuda itu dapat memenangkan pertarungan melawan hawa nafsunya dan dapat memaksa syaithannya untuk menahan pandangan menempati martabat seorang mukmin yang khusyu’ hatinya dan seorang yang bergetar jiwanya karena takut kepada Allah, sehingga mengalirlah air mata dari kedua matanya. Dan apabila dia berada di dalam sebuah tentara yang ditempatkan di dalam benteng-benteng orang-orang muslim maka dia akan menjaganya dengan sungguh-sungguh. Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Ada tiga orang yang api neraka tidak akan melihat kepada mata mereka; mata yang memelihara dijalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang menahan dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah." (Hadits riwayat Ath-Thabarani)
Seolah-olah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat kepada masyarakat-masyarakat pada akhir zaman dari cerita-cerita ghaib, maka beliau menjumpai orang-orang yang sedang bermalas-malasan dan orang-orang yang sedang duduk-duduk di kedai kopi, dan mereka menangkap semua bau para gadis dengan pandangan mereka yang berani dan mereka juga melontarkan kata-kata yang cabul. Maka peringatan Rasulullah ini diarahkan kepada mereka, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Hindarilah oleh kalian duduk-duduk di jalan. Para shahabat bertanya, Ya Rasulullah, kami tidak memiliki tempat lain untuk bercakap-cakap. Maka Rasulullah menjawab, Apabila kalian enggan untuk meninggalkannya, maka berikanlah hak jalan. Mereka bertanya lagi, apa hak jalan itu wahai Rasulullah? Kemudian Rasulullah menjawab, Menahan pandangan, menahan gangguan, menjawab salam, menganjurkan kebaikan dan mencegah yang munkar. Mutafaq Alaih
Terima kasih banyak atas ilmu yang diberika. Semoga bermanfaat
BalasHapus