Nasehat Islami dalam Kehidupan dari Imam Abu Hanifah

Sebagian dari Nasehat-nasihat yang bercirikan islami dalam kehidupan dari Imam Abu Hanifah Abu Hanifah meninggalkan beberapa nasihat untuk pegangan hidup, sebagai nasihat atau pesan-pesan dari seorang guru kepada anak didiknya atau murid-muridnya : Kita ambil dua dari nasehat-nasihatnya : 

Yang pertama, nasehat yang telah diucapkan kepada seorang muridnya yang tertua yaitu Abu Yusuf Yakub bin Ibrahim, Al-Qadli dan rekannya. Nasehat tersebut dianggap sebagai nasehat yang luar biasa. Beliau telah membawa satu perlembagaan yang aneh tentang cara bergaul dengan raja-raja dan juga orang banyak. Beliau menujuk terhadap murid-muridnya jalan cara mendapatkan taufik dan kemuliaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan mengajarkannya. 

Abu Hanifah menerangkan juga kepada Abu Yusuf, Yakub, akhlak atau budi pekerti yang mulia, dan beliau menasehatinya supaya menjauhkan perbuatan-perbuatan yang keji dan tidak baik, beliau juga mengingatkan jangan melakukan perkara yang tidak sesuai dengan keadaan walaupun perbuatan itu harus dilakukan oleh orang-orang awam. Yang mendorong beliau memberikan nasihat kepada Abu Yusuf supaya jangan melakukan perbuatan tersebut ialah karena perbuatan diatas tidak pantas dan tidak patut bagi Abu Yusuf sebagai orang yang alim dalam hukum fiqih dan mufti pada masa itu. Beliau meminta kepada murid-muridnya menjauhkan diri dari semua perkara syubhat karena beliau berpegang kepada kata-kata bahwa perbuatan yang baik bagi orang-orang awam kadangkala tidak sesuai bagi orang salih. 

Nasehat-nasihat ini sekarang, boleh jadi tidak sesuai untuk masa sekarang dan tidak menjadikan heran pada kita, karena perbuatan zaman, tempat dan masyarakat (society). 

Tidak heran bagi kita Abu Hanifah memberikan nasehat-nasihat kepada muridnya yang bermacam-macam seperti adab berbicara, adab mendengarkan, adab berjalan, berdialog atau berdebat, adab duduk, berpaling, adab beribadat, adab menuntut ilmu, adab mengajar, adab bertukar pikiran, adab memberi nasihat kepada orang banyak, adab memakai pakaian, masuk kamar mandi dan sebagainya. 

Nasehat-nasihat Abu Hanifah kepada Yakub katanya, “Hendaklah engkau taat dan memuliakan raja-raja. Jangan sekali engkau berdusta di hadapannya. Janganlah kamu menghadapnya setiap waktu melainkan raja itu memanggilmu untuk berbincang-bincang tentang ilmu pengetahuan, karena seringkali menghadap raja bisa jadi engkau akan hina dan rendah di sisinya dan raja akan memandang rendah kepadamu”. 

Katanya lagi : “Hendaklah engkau berhati-hati terhadap raja sebagaimana engkau hati-hati terhadap api. Engkau akan mendapat faedah kepanasan sesama engkau jauh daripadanya. Di kala berdekatan dengan api engkau akan terbakar dan sakit, raja-raja tidak akan berfikir terhadap siapa melainkan untuk muslihat dirinya saja singkatnya banyaklah nasehat-nasihat yang berkaitan dengan adab-adab pergaulan orang awam dengan raja”. 

Di dalam adab berbicara dan tutur kata di depan orang banyak Abu Hanifah memberi nasehat dengan kata-katanya : Jangan engkau berbicara di depan orang banyak melebihi daripada apa yang ditanyakan. Jagalah perkataan ketika membicarakan tentang pekerjaan-pekerjaan dan perniagaan dan hendaklah perkara yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan karena itu bisa menimbulkan kepada persangkaan yang tidak baik dan menerima celaan dan sebagainya. 

Abu Hanifah menasihati juga supaya jangan gelak tawa atau senyum menyimpul di depan orang banyak. Katanya lagi : Jangan sering pergi ke pasar-pasar dan bercakap-cakap dengan anak-anak muda remaja. 

Abu Hanifah memberi nasehat kepada muridnya tentang adab menghormati guru dan orang-orang tua katanya : Hendaklah engkau menghormati para guru dan orang tua. Jangan berjalan bersama-sama mereka dijalan raya karena mengurangi derajat mereka. Sebab engkau mendahului dari mereka tentulah tidak baik, karena mereka lebih berilmu dan jika engkau berjalan dibelakang juga tidak baik karena mereka lebih tua dari engkau. Dalam adab ini beliau berpedoman kepada sebuah hadist Rasulullah yang artinya : Barangsiapa yang tidak menghormati orang tua dan anak-anak mereka tidak termasuk dari golongan orang-orang Islam. 

Di antara larangan-larangan Abu Hanifah kepada muridnya tentang adab ialah seperti di bawah ini : 
  • Jangan berdiri di tengah-tengah jalan raya, duduklah di masjid-masjid. 
  • Jangan duduk di gudang-gudang perniagaan. 
  • Jangan makan dan minum di pasar begitu juga di masjid. 
  • Jangan minum air dari para penjaja-penjaja air. 
  • Jangan pakai pakaian sutera karena membawa kepada kelemahan. 
Nasehat Abu Hanifah terhadap pergaulan antara suami istri seperti berikut : 
  • Jangan bercakap-cakap dengan istrinya lebih dari biasa semasa di atas katil melainkan masa-masa yang biasa saja. 
  • Jangan bersenda gurau (bercumbu) berlebih-lebihan dan hendaklah sekedarnya saja. 
  • Jangan berbicara dengan perempuan-perempuan lain di depan istri karena membawa kepada fitnah. 
  • Jangan kawin dengan perampuan dari keluarga kaya raya melainkan dengan syarat mereka tidak tinggal bersama-sama keluarganya karena bapaknya akan menuduh bahwa semua harta benda adalah hak miliknya. 
  • Jangan mengadakan majlis perkawinan dirumah perempuan karena akan membawa kepada perbelanjaan yang banyak. 
  • Jangan kawin dengan perempuan yang mempunyai anak banyak baik anak lelaki atau perempuan karena ia akan menyimpan dan mencuri harta kamu untuk diberikan kepada anak-anaknya.karena anaknya sudah tentu lebih utama dari engkau. 
  • Jangan campuri dua istri di sebuah rumah. h. Jangan kawin sebelum engkau berkuasa memberi nafkah kepada anak istri. Belajar dahulu sebelum kawin sesudah itu kumpulkan harta yang halal dan barulah kawin. 
Nasihat Abu Hanifah tentang mencari ilmu pengetahuan katanya : Menuntut ilmu disamping mencari harta melumpuhkan dari kegiatan pelajaran. Mencari harta akan membawa kepada membeli hamba-hamba dan gundik, dan senantiasa sibuk dengan kekayaan dunia. Katanya lagi : Jangan kawin sebelum mendapatkan ilmu pengetahuan karena ini bisa dapat merugikan dirimu dan sudah tentu akan mendapatkan anak-anak yang diberi nafkah. 

Tuntutlah ilmu sewaktu mudamu, pikiran tenang dan lapang dada, karena kalau sudah banyak anak akan membawa jiwa tidak tentram. 

Hendaklqah bertaqwa kepada Allah dan menjaga amanah dan berilah nasehat kepada tiap-tiap perorangan dan juga orang banyak. Jangan merendahkan terhadap sesama manusia. Hormatilah mereka dan janganlah sering bergaul dengan mereka sebelum mereka mengenalmu. Bermusyawarah dan berbicaralah dengan mereka tentang ilmu pengetahuan sekiranya mereka orang berilmu pengetahuan mereka akan menerima dan sekiranya mereka tidak berilmu pengetahuan mereka akan menjauhkan diri. 

Abu Hanifah menasihatkan lagi katanya : Jangan bertdebat dengan orang banyak dalam masalah ilmu tauhid atau ilmu kalam karena mereka tetap mengikuti dan terpengaruh jika ditanya hendaklah dijawab semampunya saja dan jangan menambah karena bisa membawa kepada kekeliruan. Beliau menengaskan lagi katanya : Seandainya engkau dikaruniai umur panjang dan tidak bekerja dan tidak mempunyai kekayaan, jangan mondok menuntut ilmu pengetahuan, hidup engkau akan bertambah sempit dan susah. Seperti firman Allah Ta’ala :

 ومن اعرض عن ذكري فإنّ له معيشة ضنك 

Artinya : Barangsiapa berpaling dari mengingati Aku, maksudnya menuntut ilmu agama, hidupnya akan sempit dan susah. 

Dalam masalah ibadat nasehat-nasihatnya seperti berikut : beribadatlah sebagaimana yang dilakukan oleh orang banyak karena jika engkau tidak mengikutinya dalam beribadat, mereka akan mencela dan berkata, ilmu engkau tidak berfaedah. 

Abu Hanifah juga memberi nasihat tentang adab menziarahi sesuatu kampung atau daerah, katanya : jangan menyombongkan diri karena engkau berilmu tinggi beradablah sebagaimana anak-anak yang engkau singgahi karena jika mereka tahu engkau hendak kepada pangkat atau taraf mereka tidak percaya kepada engkau dan mereka akan berhujjah dengan hebat, dan engkau tidak lagi berguna di sisi mereka. 

Jika engkau ditanya atau diminta pendapat dalam sesuatu masalah didalam suatu majelis musyawarah jangan engkau bawa sesuatu hukum dengan tidak ada dalil yang terang, dan jangan engkau mencoba mengkritik guru sebab mereka akan membalas mengkritik. 

Hendaklah ikhlas kepada Allah dalam semua lapangan hidup baik di depan maupun di belakang karena Allah Maha Mengetahui, karena orang alim mesti selalu menjaga dirinya dengan baik lahir maupun batin. 

Sekiranya raja atau sultan melantik engkau memegang sesuatu jabatan jangan diterima melainkan setelah tahu orang lain tidak akan terima sekiranya engkau tidak terima dan dengan penerimaan-penerimaan orang lain itu akan merusak atau mengacau balaukan orang-orang lain. Tetapi engkau boleh terima sekiranya sultan melantik karena ilmu pengetahuanmu. 

Dalam majlis musyawarah atau debat berbicaralah berani dan tegas jangan takut atau segan karena takut atau segan menyebabkan tidak lancar dalam berbicara. 

Abu Hanifah melarang kita supaya jangan banyak gelak-ketawa, jangan bercakap-cakap dengan perempuan karena membawa kepada lemah hati dan perasaan. Jangan tergopoh-gopoh, berjalanlah dengan sederhana, jangan menjawab ketika dipanggil dari belakang. 

Apabila bercakap-cakap hendaklah dengan suara yang sederhana dan jangan bergerak. Jika sedang duduk dalam majlis orang banyak hendaklah selalu menyebut Allah serta berzikir, bacalah wirid, sesudah shalat, juga bacalah ayat-ayat Al-Quran dan berdoalah, serta bersyukur atas nikmat Allah yang telah dilimpahkanNya kepada kita. 

Puasalah beberapa hari dalam sebuah contoh pada orang-orang lain dan janganlah mencukupi dengan ibadat yang dibuat oleh orang awam. Jagalah dirimu dan giatkanlah membaca buku atau kitab untuk memelihara ilmu supaya berfaedah untuk dunia dan akhirat. 

Antara lain pula : 

Jangan terus puas atau yakin dengan urusan-urusan hidup di dunia karena Allah akan menanyakan semua amal pekerjaan di dunia. Jangan suka berdampingan dengan sultan-sultan atau raja-raja, walaupun mereka mengajak engkau berdampingan dengannya karena raja-raja atau sultan-sultan mempunyai beberapa tuntutan, jika engkau taat kepadanya engkau dihina dan sebaliknya jika engkau tidak taat kepadanya mereka akan mencelanya. 

Jangan menerjunkan diri atau mengikuti orang-orang berbuat kesalahan dan ikutilah orang-orang yang berbuat kebanaran. 

Apabila temanmu mengetahui sesuatu keburukan atau kejahatan yang dilakukan jangan terus memberitahu. Mintalah kepada orang yang melakukan supaya berbuat baik kemudian barulah disebutkan kejahatannya, tetapi jika perbuatannya dalam hal agama hendaklah beritahu kepada umum dengan tujuan untuk memberi penjelasan kepada umum berdasarkan kepada sabda Rasulullah SAW.

 أذكرواالفاجر ممّا فيه حتّى يخذره النّاس 

Artinya : Beritahulah terhadap orang yang berbuat kejahatan supaya orang-orang lain berhati-hati. 

Sekiranya orang yang mlakukan kejahatan itu terdiri dari orang-orang yang berpangkat besar, teruskan juga jangan hiraukan kepadanya karena Allah akan menolong engkau. 

Walaupun engkau akan digertak atau sebagainya tetapi orang lain tidak lagi berani melakukan fitnah dalam hal agama. 

Jika engkau mengetahui bahwa sultan atau raja-raja melakukan sesutau perbuatan tidak baik yang melanggar hukum agama beritahulah padanya dengan taat dan setia karena kekuasaan sultan atau raja lebih berkuasa daripada kamu, berilah tahu kepadanya dengan bijaksana bicaralah seperti: Saya taat dan setia kepada tuanku, atau taat setia saya tetap kepada tuanku, tetapi saya ingin memberitahu satu perkara yang tidak baik dan tidak sesuai dengan agama. 

Berilah teguran kepada raja-raja atau sultan sekali ataupun dua kali sudah cukup karena kalau berulang-ulang mereka akan durhaka dan membuat fitnah tentang agama. 

Teguran sekali atau dua kali sudah cukup untuk memberitahu kepada mereka, bahwa engkau bersunguh-sungguh menjaga kepentingan agama. 

Abu Hanifah menasehatkan juga jika engkau hendak menghadap memberitahu di waktu lain, hendaklah engkau masuk menghadap seorang diri saja dan beritahu kepadanya sebab-sebab larangan berdasarkan kepada Al-Quran dan hadis-hadits, Rasulullah saw. 

Sultan atau raja harus menerima dan sekiranya mereka tidak terima berdoalah kepada Allah swt. supaya memberi petunjuk kepadanya dan jauhkan diri daripadaNya. 

Beliau menegaskan lagi, katanya : Ikutlah nasihatku ini mudah-mudahan engkau akan selamat di dunia dan akhirat. 

Antara lain nasehat-nasihatnya ialah : 
  • Jangan bakhil atau cemberut karena perangai tersebut memalukan. 
  • Janganlah kamu tamak, dan berdusta, bahkan hendaklah kamu menjaga muruah di segenap lapangan hidup. 
Tentang berpakaian pula nasihat seperti berikut : 
  • Ingatlah selalu kepada mati. 
  • Minta ampun dan maaf kepada guru-guru dan orang-orang yang kamu ajar, selalu membaca Al-Quran. 
  • Selalu menziarahi kubur, guru, dan juga tempat-tempat berkat. 
  • Terimalah dengan baik ketika menceritakan mimpi melihat Rasulullah juga mimpi bertemu orang salih di masjid dan di tempat-tempat yang suci. 
  • Jauhkan diri dari orang-orang yang tidak baik dan kumpuli mereka dengan tujuan memberi nasehat atau mengajak mereka kepada agama Islam. 
  • Jangan suka memaki dan mencela. 
Di bagian yang lain pula beliau menasihatkan kepada murid-muridnya antara lain : 
  • Ketika mendengar seruan adzan hendaklah segera ke masjid supaya orang banyak tidak mendahului kamu. 
  • Jangan mendirikan rumah berdekatan dengan kediaman raja. 
  • Jagalah rahasia-rahasia tetangga dan jangan menyebarkan rahasia-rahasia orang banyak, dan jika sekiranya mereka meminta pendapat, sampaikanlah kepada mereka. 
  • Hendaklah berbudi pekerti dan janganlah berlebih-lebihan tentang hidup di dunia. 
  • Bersikap baik dan jangan bersikap jelek sekalipun engkau seorang miskin. 
  • Berhemat atau bercita-citalah yang tinggi karena orang yang rendah diri adalah rendah taraf hidupnya. 
Di waktu berjalan di jalan : 
  • Jangan berpaling ke kiri atau ke kanan, luruskan perjalanan dengan memandang ke bumi. 
  • Ketika masuk tempat mandi jangan menengok kepada orang lain untuk menjaga kesusilaan. Mereka akan menghormati kamu. 
  • Bencilah perkara yang jelek di sisi orang yang berilmu pengetahuan. 
  • Serahkan urusan-urusan dunia kepada orang lain, supaya engkau mudah dalam mempelajari ilmu pengetahuan. 
  • Jangan berbicara dengan orang-orang tidak normal (gila) dan orang yang tidak mempunyai dasar, orang yang ingin kepada kedudukan akan menunjuk-nunjuk kepada orang banyak dengan tujuan hendak menjatuhkan martabat sekalipun engkau benar. 
  • Ketika datang ke majlis orang terkenal atau orang besar jangan mengangkat diri melainkan mereka memuliakan karena boleh jadi mereka akan menyusahkan. Jangan pula mendahului mereka ketika sholat melainkan mereka mengajak atau meminta mendahului mereka. 
  • Jangan masuk bilik air di waktu Dzuhur dan pagi. 
  • Jangan mendatangi majlis-majlis kedzaliman atau penganiayaan raja, melainkan raja-raja akan menuruti atau mendengar nasehat yang engkau berikan kepadanya kalau tidak engkau akan dicela bersama, karena engkau akan dicela sekiranya engkau berdiam diri. 
  • Jangan marah atau bengis di dalam majlis pembicaraan ilmiah. 
  • Jangan banyak bercerita kepada orang banyak karena orang yang banyak bercerita pasti akan bohong. 
  • Jika engkau hendak menghadiri majlis-majlis ilmu atau majlis pembahasan ilmu fiqih hendaklah engkau mencurahkan semua pikiran di dalam memecahkan permasalahan karena jika engkau tidak memberikan pendapat, mereka akan mengira bahwa di dalam pembahasan tersebut sebagai salah satu pelajaran kepada orang lain padahal yang sebenarnya ialah berlainan. Kalau perkara yang dapat dipecahkan, berilah jawaban pada mereka, tetapi jika tidak dapat memberikan pendapat tinggalkan rekan-rekan dan pintalah mereka memberitahu apa-apa keputusannya dan pembahasan-pembahasan seterusnya. 
  • Jangan datang ke majlis berzikir atau majlis pengajian tetapi berdakwalah kamu mengajak seorang teman ke majlis tersebut. 
  • Serahkan semua urusan perkawinan kepada naib begitu juga untuk menghadiri shalat jenazah. 
  • Akhirnya Abu Hanifah mengahrapkan supaya murid-muridnya mendoakan kepada beliau dan katanya terimalah nasehat-nasihatku. Nasihatku adalah untuk kebaikan diri engkau sendiri dan juga untuk kebaikan orang lain. 

Nasehat kedua dari Abu Hanifah kepada muridnya yang bernama Yusuf bin Khalid Al-Bistari. Nasihat ini diberikan sewaktu Yusuf meninggalkan gurunya pindah ke Basrah untuk mengajarkan fiqih. 

Jika kita perhatikan nasehat yang diberikan kepada muridnya yang tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa Abu Hanifah adalah seorang yang berjiwa pendidik yang sangat memperhatikan terhadap murid-muridnya dan mengarahkan mereka kepada suatu kebaikan. Abu Hanifah juga seorang yang banyak pengalaman hidup dalam bermasyarakat dan beliau banyak mengetahui seluk beluk hidup dalam kehidupan masyarakat, oleh karena itu beliau menyuruh kepada murid-muridnya supaya berhati-hati dalam bermasyarakat, beliau mengajak murid-muridnya supaya mencari petunjuk dan kebahagiaan hidup. 

Di antara nasehat-nasihatnya adalah sebagai berikut : 
  • Hendaklah kita ingat bahwa sekiranya kita berbicara yang tidak baik terhadap sesama manusia mereka akan menjadi celaka atau susah terhadap kamu sebaliknya kalau kita berbicara yang baik dan lemah lembut dengan satu golongan manusia mereka akan mejadi seperti ibu bapak walaupun mereka tidak dari keluarga. 
  • Jika engkau datang ke kota Basrah sudah tentu engkau akan berselisih paham dengan orang alim di Basrah. Untuk itu hendaklah engkau merendahkan diri, dan bergaul dengan mereka secara baik-baik karena jika kamu berlaku kasar dengan mereka, mereka juga akan mencaci maki dan keburukan akan menimpa kita juga engkau sendiri, sudah tentu engkau akan melindungi dirimu dan meninggalkannya, semua ini tidak bijaksana jika seorang melarikan diri dari orang yang wajib engkau hadapi dan berbicaralah dengan mereka. Allah akan menunjukkan kepada mereka jalan keluar. 
  • Jika engkau sampai ke kota Basrah maka banyak penduduk yang akan menyambut dan melawat, dan sudah tentu mereka tahu siapakah engkau. Kuharap datangi orang-orang yang datang menyambutmu. Di samping itu hendaklah engkau menghormati orang-orang yang baik dan para bangsawan, Muliakanlah orang pandai dan hormatilah para guru-guru dan hadapilah segala-galanya dengan baik dan lemah lembut, bergaullah dengan orang banyak dan jauhkan tempat orang-orang yang tidak baik. 
  • Jangan berbuat seenaknya dengan raja atau sultan. 
  • Jangan sekali-kali menghina orang lain. 
  • Jangan kecilkan muruah diri sendiri. 
  • Jangan membuka rahasia, jangan percaya kepada siapapun sebelum membuktikan kebenarannya. 
  • Jangan membiasakan bersuka ria dengan orang bodoh dan kurang akal. 
  • Hendaklah engkau menghadapi sesuatu dengan sabar, tekun dan baik budi pekerti serta lapang dada dan luas wawasannya. 
  • Gantilah pakain-pakaianmu dengan pakaian bersih, baru dan selalu digunakan yang bermanfaat. 
  • Membelilah untuk makan dan minum karena orang yang bakhil tidak akan menjadi kepercayaan. 
  • Sediakan buku catatan supaya engkau senang mengetahui berita orang banyak. Jika engkau mendapatkan sesuatu perkara yang tidak baik hendaklah engkau memperbaikinya dengan segera. Jika engkau senang sesuatu kebaikan pastilah engkau lebih gemar dan menjaganya. 
  • Datanglah kepada siapa saja yang mendatangimu dan juga orang-orang yang tidak mendatangimu. 
  • Berbuat baiklah kepada siapa saja yang berbuat baik, juga kepada siapa saja yang tidak berbuat baik kepadamu. Maafkan segala kesalahan yang ditimpakan terhadap dirimu. Lupakan perkara-perkara yang tidak penting dan yang selalu menyakitkan. Tinggalkan dan tegakkanlah kebenaran dengan segera. 
  • Tolonglah orang yang sakit dan antarlah keluarganya sekiranya ada keluarganya serahkan kepada mereka. Jangan tinggal bersama mereka.
  • Tunjukkanlah kasih sayang sesama manusia seluruhnya dan ucapkan salam kepada semua orang walaupun orang yang kurang baik budi pekertinya. 
  • Jika engkau berada dalam suatu majlis atau masjid tiba-tiba timbul perdebatan dalam masalah hukum datanglah mengikuti berdebat melainkan dalam masalah yang berat dan tidak dapat kau pahami.
  • Jika ada di antara mereka membeitahu dalam suatu hukum atau masalah maka ikutilah pendapat dari salah satu mazhab, terangkan lagi kepada mereka bahwa masih banyak pendapat yang lain serta dengan dalil atau hujah-hujahnya, dengan itu mereka mengetahui yang benar dan juga mereka akan kenal dekat dan sampai di mana derajat ilmu pengetahuan yang engkau ada. Jika ditanya pendapat siapakah ini. Katakanlah kepada mereka pendapat setengah dari para ulama Islam, maka mereka akan menghormati engkau setelah mereka mengetahui taraf atau pun derajat ilmu pengetahuan engkau. 
  • Jika ada beberapa orang yang datang belajar, terangkanlah kepada mereka tentang ilmu, agar dipelajari dengan baik supaya mereka senang sampai dihafal. 
  • Hendaklah berlemah lembut dan supel dengan penuntut ilmu dan bercakap-cakaplah dengan mereka karena kasih sayang membawa anak didik gemar kepada pelajaran dan kadngkala adakanlah jamuan makan, tunaikan permintaan-permintaan mereka dan lupakan kekurangan-kekurangannya. 
  • Janganlah bertindak kasar kepada mereka. Tegasnya anggaplah dirimu sebagaimana diri mereka itu. Berilah pertolongan kepada mereka serta awasilah gerak-gerik mereka. 
  • Jangan memberi beban kepada seseorang dengan tanggung jawab yang besar. Berilah mereka apa yang mereka sukai dan hendaklah dengan niat ikhlas dan berbicaralah yang benar dan jangan sombong. Janganlah menipu sekalipun kamu ditipu. Jagalah amanah sekalipun engkau dikhianati. 
  • Dan bertakwalah kepada Allah. Hendaklah berdampingan dengan orang baik dan ahli agama.