Cara Ihram untuk Haji dan Umrah

Sebelum membahas tentang tata cara ihram untuk menyempurnakan ibadah haji dan umrah mari kita ulas untuk mengingat tentang apa itu ihram. Ihram adalah berniat memasuki amalan-amalan ibadat haji atau umrah atau kedua-duanya sekaligus, berikut ini adalah tata cara pekerjaan-pekerjaan dan adab-adab penyempurna ihram yang mengiringinya. Berikut ini kami terangkan secara ringkas tata cara pelaksanaan ihram: 

Pertama, apabila seorang pengibadat haji atau umrah hendak memasuki ibadatnya, maka sebelumnya hendaklah melakukan permulaan-permulaan sebagai berikut: 
  • Mandi, yang hukumnya sunnah, dengan berniat mandi ihram. Dan kalau tidak bisa, boleh juga bertayammum. 
  • Mengharumi tubuh dengan minyak wangi. Ini juga sunnah hukumnya. Dan tidak mengapa jika bau harum itu tidak hilang sampai masuk ihram dan amalan-amalan haji. Karena menurut hadits Shahihain, dari 'Aisyah RA, dia berkata:
 كَاَنِّىْ اَنْظُرُ اِلَى وَبِيْصِ الطِّيْبِ فِى مَفْرِقِ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُحْرِمٌ٠ 
Artinya: "Seolah-olah aku melihat kilatan minyak wangi di tengah kepala Rasulullah SA W ketika beliau sedang ihram. " 
  • Bagi laki-laki tidak boleh mengenakan kain yang berjahit menyarang, yang ini wajib hukumnya dan sebagai gantinya pakai-lah secarik kain panjang dan secarik selendang, yang sunnahnya hendaklah yang berwarna putih. Adapun bagi wanita, tidaklah wajib berpakaian seperti itu. Berpakaianlah seperti biasa, hanya wajah dan kedua telapak tangannya saja yang tetap terbuka. Karena Nabi SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari dan lainnya, bersabda:
 لاَتَلْثِمُ الْمَرْاَةُ وَلاَ تَلْبَسُ القَفَّا زَيْنِ٠ 

Artinya: "Janganlah wanita memakai tutup muka, dan tidak pula sarung tangan. "

Yakni, sebagai jawaban atas pertanyaan seorang sahabat tentang apa yang wajib dikenakan wanita ketika sedang berihram haji. Dan bagi wanita juga disunnatkan melumuri telapak tangannya dengan inai sebelum memulai ihramnya, karena keduanya perlu dibuka. 
  • Shalat dua rakaat. Yang ini sunnah juga hukumnya, dan diniatkan sebagai shalat sunnah ihram. 
Kedua, apabila permulaan-permulaan tadi telah dilaksanakan yang Anda tahu, bahwa yang wajib di antaranya hanyalah yang nomor C saja, sedang yang lain termasuk sunnah dan adab maka tunggulah saat di-mulainya perjalanan, dengan sarana apa pun. Dan ketika itulah dalam hati berniat ihram haji atau umrah, sesuai dengan yang dikehendaki. Dan sunnah pula niat itu diucapkan dengan lidah, dan sesudah itu mengucapkan talbiyah:

 لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ٠ لَبََيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ ٠ اِنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ ٬ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ٠ 

Artinya: "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilanmu tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, segala karunia dan segala kerajaan adalah bagi-Mu, tiada sekutu bagi-Mu." 

Dalam .hal ini yang wajib hanyalah niat dalam hati. Adapun melafazhkannya maupun bacaan talbiyah adalah sunnah. 

Apabila semua itu telah dilakukan, berarti telah memasuki manasik haji atau umrah, dan berlakulah semua hukum-hukum dan kewajiban- kewajiban yang berkenaan dengan keduanya, seperti yang akan kita terangkan nanti. 

Ketiga, orang yang melaksanakan haji ketika berniat dengan ihram-nya, hendaklah memilih salah satu di antara cara-cara berikut: 
  • Berniat ihram untuk haji saja. Kemudian apabila telah menyelesaikan semua pekerjaan-pekerjaan haji, pergilah ke luar Tanah Haram, lalu berniat umrah, terus melakukan pekerjaan-pekerjaan umrah. Cara inilah cara ihram yang paling baik, dan di-sebut Cara Ifrad. 
  • Ketika memulai ihram berniat umrah saja. Kemudian kalau sudah selesai, maka tahallul. Sesudah itu berihram lagi untuk haji dari Mekah atau dari miqat yang digunakan untuk memulai ihram umrah. Cara ini disebut Cara Tamattu’, yang keutamaannya di bawah cara ifrad. 
  • Berniat haji dan umrah sekaligus, kemudian melaksanakan pekerjaan-pekerjaan haji, sedang pekerjaan-pekerjaan umrah sudah ikut terbawa dengan sendirinya, dan pahala dari keduanya sekaligus patut diperoleh. Cara ini disebut Cara Qiran, yang keutamaannya di bawah kedua cara lainnya tersebut di atas. 

Demikianlah ringkasnya cara ihram, yang seperti telah Anda ketahui merupakan permulaan dari semua manasik dalam haji maupun umrah.