اِذَا قَتَحَ لَكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّفِ فَلاَ تُبََلِ مَعَهَا اِنْ قَلَّ عَمَلُكَ فَإِنَّهُ مَا قَتَحَهَالَكَ اِلاَّ وَهُوَ يُرِيْدُ اَنْ يَتَعَرَّفَ اِلَيْكَ اَلَمْ تَعْلَمُ اَنَّ التَّعَرَّفَ هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ وَالأَعْمَالُ اَنْتَ مُهْدِيْهًا اِلَيْهِ ، وَ اَيْنَ مَا تُهْدِيْهِ اِلَيْهِ مِمَّا هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ٠
“Apabila Allah Swt telah membukakan pintu makrifat untuk seorang hamba, karena dengan makrifat Allah itu, engkau tidak perlu kepada amalanmu yang memang sedikit itu. Karena Allah telah membuka makrifat untukmu itu, berarti Allah berkehendak memberi anugerah-Nya kepadamu, sedangkan amal-amal yang engkau lakukan adalah semacam pemberian ketaatan kepada-Nya. hilau demikian, maka dimanakah letaknya perbandingan antara 'ketaatan seorang hamba dengan anugerah yang diterima dari Allah?"
Makrifat kepada Allah adalah tujuan yang dijangkau oleh seorang hamba, dan cita-cita yang diharapkan. Apabila seorang hamba mengharap Allah Swt karena telah dibukakan baginya, pintu makrifat, maka ia akan mendapatkan ketenangan dalam makrifat itu, karena di dalamnya akan dijumpainya kenikmatan rohani yang berlimpah-limpah. Senantiasa akan berlimpah kepadanya pula hasrat memperbanyak amal ibadah, disebabkan begitu banyak keutamaan yang diberikan Allah kepadanya.
Dengan makrifat itu seorang hamba akan semakin dekat kepada Allah karena ia dapat memandang Allah dengan makrifatnya itu. Dimaksud makrifat adalah melihatnya seorang hamba dengan mata hati sanubari (basirah)-nya.
Hamba Allah yang dekat kepada Allah, ia akan mampu mengenal Allah dengan baik, karena makrifat menurut arti harfiyahnya sama dengan mengenal. Maksudnya dekat dengan Allah serta mengenal akan sifat-sifat Allah serta beriman sepenuhnya dengan sifat-sifat yang mulia itu.
Dalam ibadahnya seorang hamba yang bermakrifat kepada Allah dengan pengertian di atas, berarti ia benar-benar sanggup mengenal Allah. Dengan mata hatinya yang bersinar ia mendekati Allah untuk mendapatkan rahmat dan kasih sayangnya.
Makrifat bagi seorang hamba diperlukan dalam beribadah dan beramal, sebab dengan demikian ia akan sampai kepada tingkat hamba yang haqqulyaqin. Karena mengetahui bahwa Allah Swt itu ada, adalah menjadi kewajiban iman seorang hamba. Ia baru berada dalam tingkat ilmulyaqin. Ketika seorang hamba mengenal Allah dengan baik menurut ilmu Allah sendiri, maka ia telah berada pada tingkat ainul yaqin, dan ketika pengenalannya dengan Allah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan, dalam tingkat makrifat, maka ia telah berada dalam keadaan haqqulyaqin.
Makrifat kepada Allah dalam tiga tahap ini adalah tugas yang harus dimiliki oleh si hamba dari waktu ke waktu dalam menyempurnakan iman dan ibadahnya kepada Allah.
Kedudukan makrifat tidak boleh bertentangan dengan akidah dan syariat, yang bersumber kepada Al Qur'an dan sunah Rasulullah Saw.
Hamba yang bermakrifat kepada Allah, tidak berarti ia mengurangi ibadah dan amalnya, justru makin tinggi makrifat seorang hamba, makin banyak pula ibadahnya dan makin sempurna amalnya.
Hamba yang shaleh dan sempurna kemakrifatannya, adalah orang yang kokoh imannya dan tekun ibadahnya, sebab antara iman dan amal saleh tidak dapat dipisahkan dalam ibadah Islam. Seperti firman Allah dalam surat At-Tin ayat 6: "Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka pahala yang tidak putus-putus."