اَلْعَجَبُُ كُلُّ اَلْعَجَبِ مِمَّنْْ يَََهْرُبُ مِِمََّا لاَ انْفِكَاكَ لَهُ عَنْهُ وَ يَطْلُبُ مَالاَ بَقَاءَ لَهُ مَعَهُ فَإِنَّهَا لاَ تَعْمَى الأَبْصَارُ وَلَكِِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِىْ فِى الصُّدُوْرِ٠
“Mengherankan sekali, orang yang ingin melepaskan dirinya dari sesuatu yang ia tidak mampu melepaskan diri daripadanya, malahan mengikuti jalan yang hanya sekejap. Akan tetapi tidaklah mengherankan sebab datangnya hal ini bukan dari kebutaan mata ¡seperti bunyi ayat surat Al Haj) ayat 46) "Sesungguhnya bukan mata buta melainkan yang buta adalah hati."
Seorang hamba telah tahu bahwa hidupnya tidak terlepas dari mengikuti perintah Allah, namun ia tidak beramal yang akan mendekatkan diri kepada-Nya, akan tetapi ia lebih cenderung berperilaku yang mendatangkan kesenangan sesaat, lalu meniggalkan tugas-tugasnya kepada Allah.
Ia ingin melepaskan diri dari syahwat, akan tetapi ia menempuh l.ilun yang mengantarkannya kepada hawa nafsu. Perbuatan ini adalah perilaku orang yang buta hatinya dan jahil tentang Tuhannya.
Orang yang arif, seharusnya memperhitungkan segala masalah yang ada di hadapannya. Sesuatu yang susah menghadapinya, tidak seharusnya bagi seorang muslim menghadapinya sendiri, tetapi ia wajib meminta bantuan Allah kemudian menghindari semua masalah yang akan mendekatkannya kepada perbuatan hawa nafsu dan dosa.
Perbuatan dosa dan bermain-main dengan hawa nafsu, selalu saja membuat orang lupa diri. Sedangkan orang yang lupa diri ia tidak mampu melepaskan dirinya dari hawa nafsu, meskipun ia berkeinginan untuk itu, akan tetapi ia tidak berusaha mencapai apa yang ia cari Hatinya tertutup dari kebenaran, sebab di kuasai oleh hawa nafsu, sedangkan hawa nafsu selalu merintangi kehendak seseorang mencapin ketinggian iman dan makrifat billah.
Mencari kemuliaan adalah dengan kemuliaan juga, bukan melalui jalan kehinaan. Oleh karena itu, bersungguh (jihad) untuk mencapai kemuliaan dan kesucian sangat diperlukan dan itulah cara yang benar. Kemauan saja tidak mungkin mengantarkan seorang hamba ke atus kesucian. Hanya dengan kemauan tanpa jihad dan ibadah yang kokoh, seorang hamba akan tetap dalam keadaan tidak bergerak, dan lama kelamaan ia akan menggabungkan diri dengan kenistaan yang dibenci Allah swt.
Jangan mata hati tertutup oleh bayangan duniawi yang penuh nafsu syahwat, karena syahwat itu hanya perbuatan dan nikmat sekejap, sedang penyesalan seumur hidup.
Hawa nafsu apa pun bentuk dan iramanya, bukan sesuatu yang akan berujung kebaikan, akan tetapi ujungnya akan tetap juga kecelakaan. Tidak ada kesenangan sekejap itu bahagia, akan tetapi berakhir dengan kegelisahan dan kerusakan.
Hawa nafsu baik dikendalikan, bukan dipelihara. Karena memelihara hawa nafsu sama halnya dengan memelihara anak harimau. Ia akan menerkam si pemeliharanya.
Menghindari maksiat hawa nafsu, tidak lain dengan menemukan jalan keluarnya, dan satu-satunya jalan keluar adalah ketaatan dan menempatkan diri pada pergaulan yang dapat terhindar dari panggilan dan godaan hawa nafsu itu sendiri.