Yang menafikan keikhlasan adalah riya. Ia merupakan penyakit berbahaya dan merupakan syirik kecil. Apabila hal ini terdapat pada suatu masyarakat ia akan merusaknya, Apabila terdapat di dalam hati, ia akan menghancurkannya, apabila terdapat pada suatu keinginan, ia akan melemahkannya; dan apabila terdapat pada suatu tekad, ia akan membuatnya sakit.
Riya adalah penyakit yang telah menimpa umat-umat non- Muslim, di mana mereka berbuat riya kepada para pemuka dan pemimpin mereka. Sedangkan di kalangan umat Islam, ia menimpa mereka setahap demi setahap karena lemahnya iman.
Riya itu timbul karena tiga sebab:
- Lemahnya muraqabah (perasaan diawasi) oleh Allah. Apabila muraqabah lemah, maka datanglah riya.
- Mencari (menuntut) apa yang ada pada manusia, baik berupa warisan, pangkat, harta, maupun tujuan-tujuan dunia lainnya.
- Panjangnya angan-angan dan lamban dalam mencari apa yang terdapat di sisi Allah sebagaimana dikatakan oleh al- Mutanabbi:
Ambillah apa yang Anda lihat dan tinggalkan sesuatu yang Anda dengar Dalam sinaran bulan purnama, bintang Zuhal tak berguna bagi Anda
Cara-cara menghilangkan riya dari seseorang adalah sebagai berikut:
Pertama, berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya:
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا وَ اَنَا أَعْلَمُ وَ أَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ ٠
Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari me- nyekutukan-Mu dengan sesuatu sedangkan aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu bagi apa yang aku tidak ketahui.
Kedua, meminta ganjaran dari Allah Yang Maha Esa, karena Dialah yang dapat mendatangkan mudharat dan manfaat. Ini termasuk akidah yang terkuat menurut Ahlussunnah waljamaah.
Ketiga, mengetahui tentang manusia, hakikat manusia, ketidakberdayaan manusia, dan kelemahan manusia. Allah berfirman, "Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu [bagaikan] debu yang berterbangan." (QS. al-Furqan: 23)