Allah Swt. memberikan ancaman kepada orang-orang yang berburuk sangka terhadap-Nya dengan ancaman yang tidak Dia perikan kepada selain mereka, sebagaimana dalam firman-Nya:
“ Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang Amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. dan (neraka Jahannam) Itulah sejahat-jahat tempat kembali.( Al – Fath [48] :6)”
Allah Swt. berfirman kepada orang-orang yang mengingkari salah satu dari sifat-sifat-Nya:
"Dan, yang demikian itu adalah prasangka kalian yang telah kalian sangka kepada Tuhan kalian, Dia membinasakan kalian maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.( Fushilat [41] : 23)"
Allah Swt. berfirman tentang kata-kata yang diucapkan oleh Ibrahim As. kepada kaumnya:
"(Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, 'Apakah yang kalian sembah itu ? Apakah kalian menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong? Maka, apakah prasangka kalian terhadap Tuhan semesta alam?( Ash-Shaaffat [37] : 85-87)"
Apa kiranya balasan yang akan Dia berikan kepada kalian ketika kalian berjumpa dengan-Nya, sementara kalian menyembah kepada selain-Nya?! Apa sebenarnya yang ada dalam benak kalian sehingga kalian menyembah kepada selain-Nya?! Apa kiranya yang kalian sangka cacat dengan nama, sifat, dan ketuhanan-Nya sehingga kalian menyembah kepada selain-Nya?! Seharusnya, yang ada dalam benak kalian adalah segala sesuatu yang pantas bagi-Nya. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia Maha Kaya tidak butuh kepada yang lain. Setiap sesuatu selain-Nya butuh kepada-Nya. Dia Maha Adil atas Makhluk-Nya. Dia Esa dalam mengatur makhluk-Nya dan tiada sekutu bagi-Nya. Seluruh alam dengan beraneka coraknya sama sekali tidak ada yang samar bagi-Nya. Dia yang telah mencukupi makhluk-Nya tanpa butuh kepada pembantu yang menolong- Nya. Dia Maha Pengasih dan tidak membutuhkan belas kasih dari yang lain.
Semua itu sangat berbeda dengan kondisi para raja maupun para pemimpin. Karena, sesungguhnya, mereka masih membutuhkan bantuan ajudan mereka yang memberitahukan keadaan masyarakat, membutuhkan orang yang membantu dalam memenuhi kebutuhan mereka, membutuhkan orang yang memintakan belas kasih untuk mereka. Maka dari itu, para raja masih membutuhkan perantara untuk memenuhi kebutuhan mereka karena kelemahan, ketidakmampuan, dan ilmu mereka yang terbatas.
Adapun Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang Maha Kaya dari segala sesuatu, Maha Pengasih Penyayang yang rahmat-Nya begitu luas meliputi segala sesuatu sehingga menjadikan pembantu di antara Dia dan makhluk-Nya adalah sebuah cacat dalam ketuhanan serta keesaan-Nya. Begitu juga merupakan suatu cacat, jika berburuk sangka terhadap-Nya. Sungguh, sangatlah mustahil, Allah mensyariatkan hal tersebut kepada para hamba-Nya, padahal itu tidak dapat diterima oleh akal dan fitrah yang sehat karena yang demikian itu merupakan hal yang terburuk.
Hal ini tentu akan semakin jelas bahwasanya seorang hamba yang mengagungkan Tuhan yang ia sembah, tunduk serta merendah hanya kepada-Nya karena Dialah satu-satunya yang berhak atas keagungan yang sempurna, kehormatan, ketuhanan, serta menjadi tempat hamba merendahkan dirinya dan tunduk sepenuhnya. Hanya Dialah yang berhak atas itu semua.
Di antara kezhaliman yang terburuk adalah ketika hak-Nya di tempatkan kepada selain-Nya atau dijadikannya sekutu bagi- Nya dalam hak yang hanya menjadi milik-Nya semata. Apalagi, jika yang dijadikan sekutu bagi-Nya termasuk hamba-Nya atau budak-Nya.
Allah Swt berfirman:
"Dia membuat perumpamaan untuk kalian dari diri kalian sendiri. Apakah ada di antara hamba-sabaya yang dimiliki oleh tangan kanan kalian adalah para sekutu bagi kalian dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepada kalian?'. Maka, kalian sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kalian takut kepada mereka sebagaimana kalian takut kepada diri kalian sendiri. Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal."
Maksudnya adalah jika di antara kalian tidak ingin menjadikan budak sebagai sekutu dalam hal rezeki, lalu mengapa kalian menjadikan hamba-Ku sebagai sekutu bagi-Ku dalam hal yang hanya layak bagi-Ku dan tidak sepatutnya diperuntukkan kepada sclain-Ku?! Barang siapa yang berpandangan demikian, berarti ia tidak tahu kedudukan-Ku, tidak mengagungkan Aku, serta tidak mengesakan Aku dalam perkara yang hanya Akulah satu-satunya yang berhak atas hal itu, bukan makhluk-Ku.