Nasehat Berbakti Kepada Orang Tua Birrul Walidain

Dalam ajaran Islam, Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban. Hal ini tidak terlepas ketika seseorang berumah tangga. Dalil Firman Allah swt di dalam Al-quran tentang hal ini adalah sebagai berikut:
 
۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالٗا فَخُورًا ٣٦ 
 
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. An-Nisaa’ : 36)\

berbakti kepada orang tua
 
 
Juga Firman Allah Swt yang lain: 
 
۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا ٢٣ وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا ٢٤ 
 
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (QS. Al-Israa’ : 23-24)
 
Di dalam dalil hadits Nabi Muhammad Rasulullah Saw bersabda ketika beliau ditanya tentang amal-amal saleh yang paling tinggi dan mulia. Beliau bersabda: Shalat tepat pada waktunya … berbuat baik kepada kedua orang tua … jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
 

Nasehat-nasehat Islami untuk Berbakti kepada orang Tua.

 
Wahai orang yang menyia-nyiakan hak yang paling besar, yang menjauhkan diri dari berbakti kepada kedua orang tua, yang durhaka, yang melupakan salah satu kewajiban, yang lalai dari sesuatu yang ada di hadapan, sesungguhnya birrul walidain atau berbakti kepada orang tua itu adalah hutang bagimu. Sayang sekali kamu membayarnya dengan, cara yang tidak baik, penuh noda aib. Kamu sendiri sibuk mencari surga, padahal ia ada di bawah telapak kaki ibumu. lbumu yang telah mengandungmu selama sembilan bulan yang bagaikan sembilan kali berhaji. Ia yang di kala melahirkanmu menderita mempertaruhkan nyawa. Ia yang telah menyusuimu, menahan kantuk untukmu, memandikanmu dengan tangannya yang lembut, dan selalu mendahulukanmu untuk urusan makanan. la yang pangkuannya telah menjadi tempat yang nyaman bagimu. la yang telah mencurahkan sepenuh kasih sayangnya kepadamu, apabila kamu sakit atau tampak menderita niscaya ia berduka, bersedih dan menangis tiada batasnya. Ia pasti mengeluarkan semua yang dimilikinya demi mencarikan dokter buatmu. Ia yang seandainya diminta untuk memilih kehidupanmu atau kematiannya, pastilah ia teriakkan kehidupanmu dengan suara yang paling lantang. Betapa sering kamu mempergaulinya dengan akhlak yang tercela. namun ia tetap memohonkan taufiq bagimu dalam setiap doanya.
 
Di saat kerentaan menghampirinya, dan ia membutuhkanmu, kamu menganggapnya sebagai sesuatu yang paling tidak berharga. Ketika kamu kenyang oleh makanan dan minuman, ia dalam lapar dan dahaga. Kamu selalu mengedepankan keluarga dan anak-anakmu dari pada berbuat baik kepadanya. Kamu telah melupakan semua upayanya. Urusannya kamu anggap sangat berat, padahal sebaliknya ia sangatlah ringan. Umurnya kamu anggap teramat panjang, padahal sebenarnya pendek. Kamu mengisolir dan mengasingkannya, padahal ia tidak mendapati penolong selain dirimu. Demikian ini, pun Penolongmu telah melarangmu dari mengucapkan kata yang menyakitkannya dan menegurmu dengan teguran yang halus; di dunia kamu akan mendapati sikap durhaka dari anak-anakmu, dan di akhirat akan mendapati keadaan jauh dari Rabb semesta alam. Dia menyerumu, mengingatkanmu:
 
ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتۡ يَدَاكَ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّٰمٖ لِّلۡعَبِيدِ ١٠ 
 
Artinya: (Akan dikatakan kepadanya): "Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya" (QS. Al-Hajj: 10)
 
Hak ibunda tak terhitung andai kau tahu itu pun kecil bagi dirinya
Berapa malam dilaluinya dengan segala
Rintihan dan keluhan dari bibirmu
Melahirkanmu sungguh beratnya hati terbang begitu serasa
Tangan lembutnya menepiskan segala aral dari dirimu
Pangkuannya menghantarkan semua mimpi-mimpi indahmu
Oleh keluh adumu rela ia gadaikan diri
Pun rela kau hisap seluruh sari
Kadang lapar menerpa tetapi ransumnya untukmu
Demi cinta dan kasih untukmu, si kecil manja
Sungguh celaka si berakal budak nafsunya
Pula si buta hati melek matanya
Apapun. berharaplah keluasan doanya
Karena kau benar-benar membutuhkannya
 
Kisah cerita inspirasi tentang Birrul Walidain atau Berbakti kepada orang tua
 
Dikisahkan, pada zaman Nabi saw. ada seorang pemuda bernama Alqamah. Ia seorang yang menghabiskan waktu-waktunya untuk taat kepada Allah; mengerjakan shalat, puasa, dan bersedekah. Suatu hari ia sakit dan semakin hari semakin parah. Istrinya pun menyuruh seseorang menghadap Rasulullah saw untuk menyampaikan, 'Suamiku, Alqamah sedang sekarat. Dengan ini aku bermaksud mengabarkan keadaannya kepadamu. wahai Rasulullah.' Maka Nabi saw mengutus Ammar. Shuhaib, dan Bilal. Beliau bersabda, "Berangkatlah kalian, dan talqinkanlah ia dengan kalimat syahadat.'' Mereka bertiga berangkat dan memasuki rumahnya. Mereka mendapati Alqamah tengah sekarat sehingga dengan segera mereka mentalqinnya dengan ucapan 'La ilaha illallah'. Namun Iidah Alqamah kelu, tak mampu mengucapkannya.
 
Sahabat bertiga menyuruh seseorang menghadap Rasulullah ~ mengabarkan bahwa Alqamah tidak mampu mengucapkan kalimat syahadat. Usai dibacakan. Nabi bertanya. "Adakah salah seorang ibubapaknya yang masih hidup?" Seseorang menjawab. "Wahai Rasulullah, seorang ibu yang sudah sangat renta.' Maka beliau pun mengutus seseorang dan berpesan, "Katakan kepadanya jika ia kuat untuk berjalan Rasulullah memanggilnya. Namun jika tidak hendaknya ia tetap tinggal di rumah. Rasulullah akan menemuinya .. ,
 
Utusan itu sampai kepadanva dan menyampaikan pesan dari Rasulullah saw..Wanita itu berucap. "Jiwaku siap menjadi tebusan jiwanva. Aku lebih pantas umuk mendatangi beliau.'' Maka wanita itu pun berdiri dengan bertelekan kepada tongkat dan berjalan menemui Rasulullah ~• Ia ucapkan salam dan beliau pun menjawabnya. Lalu Rasulullah benanya. 'Wahai Ummu Alqamah, Jujurlah kepadaku. Kalau pun kamu berdusta akan turun wahyu dari Allah swt.  Bagaimana keadaan anakmu Alqamah?" Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, ia rajin menunaikan shalat, shiyam. dan banyak bersedekah." ''Lalu bagaimana dengan dirimu?''. tanya Rasul lagi. Wanita itu menjawab. "Wahai Rasulullah. aku murka kepadanya." "Mengapa?", tanya beliau. "Karena ia lebih mengutamakan istrinya dari pada diriku dan ia tidak mau taat kepada ku.".jawab Ummu Alqamah. 
 
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya murka Ummu Alqamah menghalangi lisannya untuk mengucapkan syahadat." Beliau melanjutkan. "Bilal. pergi dan bawakan untukku kayu bakar yang banyak." Wanita itu bertanva, "Apa yang akan Anda Iakukan, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Aku hendak membakarnya di hadapanmu" Wanita itu menimpali, "Wahai Rasulullah, ia adalah anakku. Hatiku tidak akan kuat menyaksikannya dibakar di hadapanku." "Wahai Ummu Alqamah. adzab Allah iebih dahsyat lagi kekal. ]ika kamu senang terhadap ampunan Allah baginya ridlailah ia. Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya. shalat. shiyam. Dan sedekahnya tidak dapat mendatangkan manfaat baginya selama kamu murka.", sabda Nabi. 
 
Mendengarnya wanita itu berkata, "Wahai Rasulullah, aku bersaksi di hadapan Allah, para malaikat, dan siapa saja yang hadir di sini dari antara kaum muslimin bahwa aku rela ridla kepada anakku, Alqamah." Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Bilal, berangkat dan lihatlah apakah Alqamah sudah dapat mengucapkan 'La ilaha illallah' atau belum. Bisa saja Ummu Alqamah tadi mengatakan yang bukan dari lubuk hatinya karena malu kepadaku." Bilal berangkat dan melihat kondisi Algamah. Ia berkata. "Wahai sekalian orang, murka Ummu Alqamah menghalangi lidahnya dari syahadat, dan ridlanya telah melepaskan kekeluan lidahnya."
 
Pada hari itu juga 'Alqamah meninggal. Rasulullah saw. hadir, memerintahkan untuk memandikan dan mengkafaninya. Lalu beliau menshalatkan dan menghadiri prosesi penguburannya. Beliau berdiri di uiung kuburnva bersabda, "Wahai sekalian Muhajirin dan Anshar, barangsiapa mengedepankan istrinya dari pada ibunya niscaya akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat, dan manusia semuanya. Allah tidak akan menerima infaqnya juga sikap adilnya sehingga ia bertaubat kepada Allah  saw- dan berbuat baik kepadanya serta memohon keridlaannya. Keridlaan Allah terletak pada keridlaannya, kemurkaan Allah terletak pada kemurkaannya. 
 
Marilah kita senantiasa selalu memohon kepada Allah swt semoga membimbing kita untuk menggapai keridlaannva dan menjauhkan kita dari sikap durhaka kepada kedua orang tua. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah, Maha Mulia, Maha Penyayang, iagi Maha Pengasih..
 
Jalan yang benar atau haq dalam mendapatkan ridha Allah ‘Azza wa Jalla salah satunya adalah melalui orang tua yaitu birrul walidain. Birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu hal yanh penting dalam Islam. Di dalam keteranan Al-Qur’an, sudah jelas diterangkan bahwa setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah swt memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.

Posting Komentar untuk "Nasehat Berbakti Kepada Orang Tua Birrul Walidain"