Haram Menentukan Nasib dengan Mengundi

Pada zaman jahiliyah dahulu kala banyak orang melakukan tata cara tertentu untuk menentukan nasib mereggunakan anak panah. Pada implementasi pengundian dalam menentukan nasib adalah dengan cara menggunakan anak panah yang belum menggunakan bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.

Caranya adalah mereka mengambil tiga buah anak panah yang belum memakai bulu. Masing-masing anak panah diberi tulisan dengan "Tuhanku menyuruhku", "Tuhan­ku melarangku", sedangkan anak panah yang ketiga tidak ditulis apa-apa. Kemudian ketiga panah itu di­letakkan dalam sebuah tempat yang disimpan di dalam Ka'bah. Apabila mereka akan melakukan sesuatu pekerjaan atau perbuatan, maka mereka meminta kepada juru Ka'bah untuk mengambil satu buah anak panah yang sudah mereka simpan dan masing-masing diberi tulisan. Ini adalah cara mereka mengundi dan menentukan nasib untuk melakukan atau tidak melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan.

Sesuai dengan tulisan pada anak panah yang diambilkan oleh juru ka'bah itu. Apabila yang anak panah yang terambil adalah anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi atau beberapa kali lagi. Sehingga, yang keluar "anak panah yang memerintahkan" atau "anak panah yang melarang".

Cara pengundian nasib atau menentukan nasib untuk melakukan atau tidak melakukan pekerjaan dengan cara undian anak panah seperti ini adalah haram..

Allah ber­firman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat­kan keberuntungan. (Q.S. 5:90)

Pada zaman sekarang inipun masih ada dalam masyarakat Islam perbuatan seperti itu. Suatu contoh misalnya melemparkan kerikil, kulit siput dan mem­buka tempat semacam cangkir (gelas), dan macam lainnya yang sejenis. Dan ini semua adalah haram dalam Islam.

Ath-Thabrani dengan sanad jayyid meriwayatkan dari Ra­sulullah saw. bahwasanya beliau bersabda:

لاَيَنَالُ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى مَنْ تَكَهَّنَ أَوِاسْتَقْسَمَ ﴿اَيْ بِالأَزْلاَمِ﴾ أَوْرَجَعَ مِنْ سَفَرٍ تَطَيُّرًا ﴿اَيْ تَشَاؤُمًا﴾ ٠

"Tidak akan mendapatkan derajat yang tinggi orang yang berdukun atau mengundi dengan anak panah, atau pulang dari perjalanan dengan pesimis".

Jika Islam mengharamkan mengundi nasib dengan anak panah dan menjadikannya sebagai perbuatan syirik, maka Islam, pada saat yang sama juga mengajarkan kepada para pemeluknya: Shalat istikharah (minta pilihan yang baik) yang disyari'atkannya. Dengan shalat itu, berkonsentrasi kepada tujuannya, atau me­nahan diri untuk tidak melaksanakannya.
   
اِجْتَنِبُوْا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ قَالُوْ ׃ يَارَسُوْلُ اﷲِ، وَمَاهِيَ ؟ قَالَ ׃ الشِّرْكُ بِاﷲِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اﷲُ إِلاَّ بِالحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ ، وَاتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ الْغَفِلاَتِ المُؤْمِنَاتِ٠

"Jauhilah tujuh macam kejahatan". Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, apakah tujuh macam kejahatan itu?" Beliau ber­kata, "Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah mengharamkan membunuhnya kecuali dengan alasan yang hak, makan riba, makan harta anak yatim, berpaling waktu berperang, menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman".

Posting Komentar untuk "Haram Menentukan Nasib dengan Mengundi"