Nasihat Nabi: Sangat Berwibawa dan Berbekas

At-Tirmidzi meriwayatkan dari Al-'Irbadh bin Sariyah, bahwa ia berkata: Rasulullah saw. menasihati kami dengan nasihat yang mem­bakar kulit, yang mengalirkan airmata, dan menggetarkan hati. Maka, kami berkata, "Seakan-akan nasihat ini adalah nasihat per­pisahan, wahai Rasulullah. Maka, pesan apakah yang akan engkau berikan buat kami?" Lalu Rasulullah bersabda, "Agar kalian ber­takwa kepada Allah, mengikuti sunnahku, sunnah para khalifah yang telah mendapat petunjuk dan memberi petunjuk setelahku, dan hendaklah kalian berpegang teguh kepadanya, karena sesung­guhnya setiap bid'ah adalah sesat".

Dikatakan dalam Al-Musnad dan Shahih Muslim dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. pada suatu hari membaca ayat ini di atas mimbar, "Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung de­ngan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan". (Q.S. 39:67). Dan Rasulullah saw. membacakan ayat ini sambil menggerakkan tangannya. Lalu membelakang: Tuhan sendiri mengagungkan diri-Nya, 'Aku Yang Maha Kuasa, Aku Yang Memiliki Segala Keagungan, Aku Raja, Aku Yang Maha Perkasa, Aku Yang Maha Pemurah'. Maka Ra­sulullah saw. bergetar yang tampak pada mimbar, sehingga kami berkata, apakah Rasulullah saw. akan terjatuh?

Tidaklah seorang da'i akan mempunyai wibawa dan pengaruh seperti ini, kecuali jika ia mempunyai sifat yang tulus, berhati halus, berjiwa khusyu', berkepribadian suci. Jika tidak demikian, maka tanggung jawab adalah sangat besar di hadapan Tuhan Se­mesta Alam.

Ibnu Abi 'd-Dunya dari Malik bin Ibnu Dinar dari Al-Hasan ra. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah seorang hamba me­nyampaikan suatu khutbah kecuali Allah akan bertanya kepada­nya pada hari kiamat, apa yang ia inginkan dengan khutbahnya itu?" Malik, jika membaca hadits ini ia menangis dan berkata, "Kalian mengira bahwa mataku bening (senang hati) dengan me­nyampaikan perkataan pada kalian, dan aku tahu bahwa Allah 'Azza wa Jalla akan bertanya kepadaku pada hari kiamat, apa yang kamu kehendaki dengan perkataanmu itu? Maka aku berkata, "Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas hatiku, jika seandainya aku belum tahu bahwasanya ia adalah yang paling Engkau cintai tidaklah akan aku bacakan (hadits itu) pada dua orang".

Karenanya, sangat besar bedanya antara da'i yang berkata dengan perkataan yang dibuat-buat agar menarik perhatian kha­layak, dengan da'i lain yang Mukmin, tulus, hatinya dipenuhi iman dan Islam, berbicara dari hatinya, dengan segala kepedihan dan kepiluan hati jika ia dihadapkan pada situasi kaum Muslimin! Maka, tidak diragukan bahwa pengaruh da'i yang kedua ini lebih besar, lebih kuat, dan lebih cepat mendapatkan tanggapan.

Umar bin Dzar berkata kepada ayahnya, "Wahai bapakku, kenapa jika engkau berkata-kata suka membuat khalayak me­nangis, dan jika orang lain berkata-kata, ia tidak membuat kha­layak menangis?" Maka sang ayah menjawab, "Wahai anakku, tidaklah sama antara ratapan orang yang kehilangan anak dengan ratapan orang upahan".

Abu Daud meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ تَعَلَّمَ صَرْفَ الْكَلاَمِ لِيَسْبِيَ بِهِ قُلُوْبَ الرِّجَالِ لَمْ يَثْبَلِ اﷲَ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صِرْفًا وَلاَ عَدْلاً٠

"Barangsiapa belajar ilmu teknik berbicara untuk menawan hati khalayak, maka Allah tidak akan menerima taubat dan tebusan pada hari kiamat".

Posting Komentar untuk "Nasihat Nabi: Sangat Berwibawa dan Berbekas"