Amal

لاَتَطْلُبْ عِوَضًا عَلَى عَمَلٍ لَسْتَ لَهُ فَاعِلً يَكْفِىْ مِنَ الْجَزَاءِ لَكَ عَلَى الْعَمَلِ اِنْ كَانَ لَهُ قَابِلاً٠ 

“Jangan engkau berharapkan balasan atas amal, padahal engkau tidak melakukan apa-apa. Cukuplah kiranya jika Allah memberikan kepadamu sebagai karunia, jika Dia menerima amalmu itu." 

Oleh karena yang membalas atas perbuatan hamba yang baik atau yang buruk, maka sepatutnya manusia tidak meminta pahala dari Allah, kalau ia sendiri tidak berbuat amal yang akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya yang berwujud pahala. 

Pahala itu lahir dari amal, orang yang tidak beramal tidak mungkin ndupat pahala. Lain halnya apabila seorang hamba mendapat anugerah dari Allah, maka bagaimanapun ia akan dikarunia ganjaran dari Nya. Karena karunia Allah itu tak seorang pun yang mengetahui, dan diberikan untuk orang yang dikehendaki oleh Allah swt. 

Syekh Ahmad Ataillah menerangkan hal ini:

 اِِذَا اَرَادَ اَنْ يُطْهِرَ فَضْلَهُ عَلَيْكَ خَلَقَ فَنَسَبَ اِلََيْكَ٠ 

"Apabila Allah hendak memberikan karunia-Nya kepadamu, Dia akan membuat amal itu menjadi amalmu." 

Karunia Allah yang besar yang diberikan kepada seorang hamba dengan menampakkan karunianya itu berwujud makin bertambahnya ketaatan si hamba kepada Allah. Allah pun berkata kepadamu: "Wahai hamba-Ku, engkau mematuhi dan takwa kepada-Ku, maka sekarang Aku akan menganugerahkan pahala untukmu." Ketika si hamba menyaksikan pemberian Allah yang Maha Mulia itu kepadanya ia merasa malu, karena karunia Allah itu melebihi apa yang sudah dikerjakannya. 

Sahal bin Abdullah berkata: "Apabila seorang hamba berbuat kebaikan, lalu ia berkata: "Engkau jua ya Allah yang memberi karunia, taufik dan kemudahan kepadaku," maka Allah swt pun memuji si hamba dengan firman-Nya: "Wahai hamba-Ku, engkau telah berbuat taat dan mendekat kepada-Ku." Akan tetapi apabila si hamba tersebut merasa dirinya telah beramal, bukan karena taufiq dari Allah, maka Allah swt berpaling darinya, seraya berfirman: "Aku (Allah), yang telah memberi engkau taufiq dan memberi kesempatan beramal kepadamu." 

Apabila seorang hamba berbuat kejahatan, dia mengatakan: "Engkau ya Allah yang menetapkan, menghukum dan memutuskan." 

Allah pun mengingatkan si hamba: "Wahai hamba-Ku, engkaulah yang bodoh, yang mudah tergelincir kepada kemaksiatan." Si hamba yang berdosa berucap kepada Allah: "Ya Allah, aku telah menganiaya diriku. Allah menjawab: "Wahai hamba-Ku, Akulah yang menetapkan hukum, menutupi kesalahan hamba, dan juga yang mengampuni dosa - dosa manusia." 

Manusia dan semua hamba Allah yang beriman dan kufur berada dalam kekuasaan Allah. Hanya Allah jua yang akan melindungi hamba-Nya atau menghancurkan si hamba. Di samping itu rahmat Allah meliputi semesta alam. Dia Maha Pengasih, Adil dan Maha Bijaksana.