Taubat dan Istigfar

Di antara masalah-masalah yang perlu diingatkan juga adalah masalah tobat, istigfar, dan kembali kepada Allah. Kita mengadukan keadaan kita, kekurangan kita, dan dosa-dosa kita kepada Allah Yang Maha Esa. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Allah, tidak ada yang dapat menutupi aib kecuali Allah, tidak ada yang dapat mencegah mudharat kecuali Allah, dan tidak ada yang dapat membebaskan, memaafkan, dan mengasihani kecuali Allah. Maka kami memohon kepadanya agar Ia memaafkan kami dan Anda semua, mengampuni kami dan Anda semua. 

Allah SWT berfirman, "Dan [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 135) Allah juga berfirman, "Katakanlah, 'Hai hamba- hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. az-Zumar: 53) 

Wahai orang yang berbuat dosa dan bersalah, wahai orang yang berlebih-lebihan dan menyimpang, wahai orang yang jauh dari Allah Yang Maha Esa, wahai orang yang lari dari Tuhan Yang Tunggal dan Tempat meminta. Kembalilah kepada Allah, karena pintu Allah itu terbuka dan permohonan kepada-Nya akan dipenuhi. Pemberiannya terus-menerus datang. Ia bentangkan tangan-Nya di malam hari untuk mengampuni orang yang berbuat jahat di siang hari dan Ia bentangkan tangan-Nya di siang hari untuk mengampuni orang yang berbuat jahat di malam hari sampai matahari terbit dari barat. Kami bermohon kepada Allah agar Ia menerima tobat kita semua. 

Renungkanlah apa yang dituturkan oleh syair berikut: 

Wahai Tuhan, berkat ampunan-Mu, 
Engkau tak menghukum kesalahan kami Ampunilah ya Rabb, dosa yang kami perbuat 
Berapa banyak kita meminta kepada Allah dalam kesulitan yang kita alami 
Tetapi jika musibah telah pergi, kita lupa kepada-Nya 
Kita berdoa kepada-Nya di laut agar kapal kita diselamatkan oleh-Nya 
Tetapi ketika telah kembali ke pantai, kita bermaksiat kepada-Nya 
Dengan aman dan tenang kita terbang di udara 
Kita tidak jatuh karena Allah yang menjaga 

Wahai Zat yang memelihara jiwa dan yang menciptakan roh, aku bermohon kepada-Mu agar Engkau memberikan rahmat ke¬pada kami, rahmat lahir maupun yang batin. 

Rasulullah saw mengatakan yang maknanya sebagai berikut: Pada orang-orang sebelum kalian terdapat seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Dengan pedangnya orang yang zalim ini menghabisi nyawa sembilan puluh sembilan orang tak berdoa yang haram untuk dibunuh. Ketika telah berlumuran darah, ia pun teringat kepada Tuhan langit dan bumi. Ia ingat bahwa di hari kiamat kelak ia akan dihadapkan kepada Allah Yang Maha Esa. Maka Ia pun pergi menemui orang-orang lalu bertanya, "Apakah aku masih dapat bertobat?" Mereka menjawab, "Pergilah kepada orang yang berada di gua itu yang sedang beribadah kepada Allah. Tanyakan kepadanya apakah engkau masih dapat bertobat atau tidak" Maka pergilah ia kepada seorang laki-laki ahli ibadah yang tidak memiliki ilmu sama sekali. Orang itu menyembah Allah tanpa ilmu di suatu gua yang terletak di sebuah gunung. Diketuknya gua itu. Ketika orang tersebut keluar, ia borkiita, 

"Wahai fulan!" "Ya,"jawabnya. 

"Aku telah membunuh sembilan puluh sembilan orang," ujarnya. 

Mendengar itu, orang tersebut memalingkan wajah darinya. Orang ini telah berbuat salah dengan berlaku demikian. Mengapa ia menutup pintu yang senantiasa Allah buka? Mengapa ia putus¬kan tali yang telah Allah bentangkan? 

"Apakah aku masih dapat bertobat?" tanyanya. 

"Tidak ada tobat bagimu. Tidak ada tobat bagimu." Maka diambilnya pedangnya, lalu dibunuhnya orang itu sehingga genaplah seratus orang yang telah ia bunuh. Kemudian ia kembali lagi pada orang-orang lalu mengatakan, "Wahai orang-orang, tunjukkanlah aku kepada seseorang untuk bertanya apakah aku masih dapat bertobat atau tidak." Mereka menjawab, "Pergilah kepada orang alim itu." Orang yang ditunjukkan adalah seorang yang mengetahui hukum-hukum dan mengerti agama. Allah bukakan baginya dari perbendaharaan-Nya. Allah berfirman, "Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. al-Hadid: 21) 

Kemudian si pembunuh itu bertanya, "Wahai saudara, apakah aku masih dapat bertobat?" 

"Apa yang telah engkau lakukan?" tanya orang alim itu. 

"Aku telah membunuh seratus orang." 

"Siapa yang menutup pintu tobat terhadapmu? Pintu tobat selalu terbuka sampai matahari terbit dari barat. Bertobatlah kepada Allah dan memohon ampunlah kepada-Nya." 

"Kemana aku harus pergi?" tanyanya lagi. 

Orang alim itu menjawab, "Kampung tempat engkau berbuat maksiat kepada Allah adalah kampung yang penduduknya suka berbuat zalim, kampung yang penduduknya orang-orang jahat yang membantumu berbuat maksiat. Karena itu, bertobatlah kepada Allah dan pergilah dari kampungmu ke kampung yang jauh, kampung bani fulan karena sebagian kampung dapat membantu untuk melakukan suatu kebaikan; sebagian kampung dapat membantu untuk menegakkan kalimat laa ilaaha illallah, sebagian kampung, penduduknya saling berpesan tentang amar ma'ruf dan nahi munkar Teljipi sebagian kampung yang lain, para penduduknya adalah orang-orang yang zalim. Mereka saling membantu untuk melakukan dosa dan pelanggaran, untuk membuat kerusakan, untuk menodai kehormatan, dan melanggar batas-batas yang ditentukan Allah Yang Maha Esa dan Mahaperkasa." 

Maka pergilah laki-laki ini untuk bertobat kepada Allah Yang Maha Esa. Ketika sedang berada dalam perjalanan, ajal pun datang menjemputnya. Ia belum pernah bersujud kepada Allah sekali sujud pun; belum pernah melakukan rukuk kepada-Nya satu kali rukuk pun dan tidak pernah satu kali pun bersedekah. Maka bertengkarlah tentang orang ini malaikat rahmat dan malaikat azab yang turun dari atas tujuh langit. Malaikat rahmat berkata, "Wahai Tuhan, hamba-Mu ini keluar dalam keadaan bertobat menuju kepada-Mu dan menghendaki negeri akhirat. Maka balasannya yang patut adalah Engkau mengampuninya." Sedangkan malaikat azab mengatakan, Wahai Tuhan, orang ini tak pernah sekali pun bersujud, tak pernah sekali pun rukuk, dan tak pernah sekali pun bersedekah. Maka balasan yang pantas untuknya adalah neraka." 

Allah SWT kemudian mengatakan, "Sesungguhnya Aku adalah penengah yang adil dan Aku tidak akan menzalimi hamba-hamba- Ku. Ukurlah jarak dari tempat ia mati ke kampung tempat ia berangkat dan jarak dari tempat ia mati dengan kampung yang ditujunya. Maka apabila kalian mendapatinya lebih dekat ke salah satu dari dua kampung itu, maka ia berarti penghuninya. Jika ia lebih dekat ke kampung yang baik maka ia adalah orang baik, tetapi jika ia lebih dekat ke kampung yang jahat, berarti ia orang jahat." 

Kemudian dengan rahmat-Nya dan anugerah-Nya, Allah memerintahkan kampung yang baik agar mendekat dan memerintahkan kampung yang jahat untuk menjauh. Lalu mereka pun mengukur kedua jarak itu. Ternyata mereka mendapatinya lebih dekat ke kampung yang baik. Allah kemudian berkata, "Wahai para malaikat- Ku, Aku saksikan kepada kalian bahwa aku telah mengampuninya dan memasukkannya ke surga.( Di-riwayatkan oleh al-Bukhari (nomor 3395) dan oleh Muslim (6957))" 

Ini adalah rahmat Allah. Orang itu telah membunuh seratus jiwa yang harus dipelihara darahnya, tetapi kemudian ia bertobat sohinggn Allah terima tobatnya. 

Di dalam hadits lain Nabi bersabda yang maknanya sebagai berikut, "Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian ada tiga orang yang bermalam di suatu gua. Mereka itu dari kaum Bani Israil. Mereka pergi mencari unta mereka yang tersesat. Ada pula yang mengatakan bahwa yang mereka cari adalah kambing mereka. Ada lagi pendapat yang lain. Kemudian malam membawa mereka ke sebuah gua yang terletak di atas sebuah gunung. Maka masuklah mereka ke gua itu di kegelapan malam karena rumah mereka jauh letaknya. Setelah mereka memasuki gua, Allah menurunkan hujan dari langit. Tiba-tiba sebongkah batu besar dari atas gunung jatuh menggelinding sehingga menutupi pintu gua di tempat yang tak ada teman di situ kecuali Allah, tak ada penjaga kecuali Allah, tak ada yang dekat kecuali Allah, dan tak ada yang memberikan petunjuk kecuali Allah. Mereka terus berusaha memalingkan batu besar itu dari mulut gua, tetapi mereka tak dapat melakukannya. 

"Mereka berada di sebuah padang pasir di mana tidak ada kerabat, tidak ada istri, tidak ada anak, tidak ada saudara, tidak ada teman, dan tidak ada sahabat. Tetapi Allah di atas tujuh langit melihat mereka. Mereka pun duduk saling bertangisan. Salah seorang di antara mereka kemudian berkata, 'Demi Allah, tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian di malam ini kecuali kalian berdoa kepada Allah dengan amal shaleh kalian. Masing-masing yang memiliki amal shaleh atau niat yang baik, hendaklah mengemukakannya pada hari ini. Semoga Allah mengasihi kita dengannya.' 

"Orang yang pertama lalu berkata, 'Ya Allah, wahai Yang Maha Esa. Sesungguhnya Engkau mengetahui aku mempunyai kedua orangtua yang telah sangat tua dan aku tidak mau mendahulukan anakku, istriku, dan tidak pula hartaku dibandingkan keduanya. Suatu ketika aku pergi jauh mencari kayu sehingga aku terlambat pulang. Kemudian aku memerah susu untaku dan mendatangi orang tuaku agar mereka meminumnya. Ternyata aku dapati mereka telah tidur. Aku tetap memegang wadah susu itu. Anak-anakku yang berada dekat kakiku bertangisan karena sangat lapar. Tetapi aku tak mau memberi mereka minum sebelum aku memberikannya kepada orangtuaku. Aku juga tak mau membangunkan mereka karena khawatir mengganggu tidurnya. Sampai terbit fajar aku diam saja dan wadah susu itu totap berada di tanganku Anak - anakku terus menangis di kakiku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan ini karena mengharapkan keridhaan- Mu, maka jauhkanlah dari kami apa yang sedang kami alami.' Maka batu itu pun bergeser sedikit sehingga terbuka suatu celah tetapi mereka belum dapat keluar dari gua itu. 

"Kemudian berdirilah orang yang kedua lalu berkata, Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku mempunyai seorang sepupu yang sangat cantik. Aku pernah menggodanya tetapi ia menolak. Ketika ia dihimpit kemiskinan, aku mendatanginya. Tetapi ia mengingatkanku kepada Allah. Maka aku pun berpaling darinya karena takut kepada-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui bahwa aku melakukan ini karena mengharapkan ke- ridhaan-Mu, maka bukakanlah kesulitan yang sedang kami hadapi.' Maka batu itu pun kembali bergeser, tetapi mereka masih belum dapat keluar. 

"Selanjutnya orang yang ketiga berkata, Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku mempunyai beberapa pem¬bantu yang aku sewa yang bekerja padaku. Aku memberikan kepada mereka upah mereka masing-masing, kecuali satu orang yang ketika aku ingin memberikan upahnya ia marah lalu ia meninggalkan upahnya. Kemudian aku ambil upahnya lalu aku kembangkan sehingga menjadi unta, kambing, sapi, dan berbagai harta yang banyak. Suatu ketika ia datang meminta upahnya kepadaku. Maka aku berkata kepadanya, "Ambillah harta ini." Orang itu menyahut, "Engkau jangan mengejekku." Aku berkata lagi, "Benar, ini harta¬mu." Lalu ia mengambilnya dan tidak meninggalkan sedikit pun untukku. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu karena mengharapkan keridhaan-Mu dan balasan dari sisi-Mu, maka bukakanlah kesulitan yang sedang kami hadapi sekarang. Lalu batu besar itu pun bergeser lagi, sehingga mereka dapat keluar dan terus melanjutkan perjalanan.( Di-takhrij-kan oleh al-Bukhari (nomor 2187) dan oleh Muslim (nomor 6898).)" 

Di dalam riwayat tersebut terdapat petunjuk bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan seorang hamba kecuali amal shaleh dan Allah tidak memeliharanya kecuali dengan amal shaleh. Ini membenarkan sabda Rasulullah saw, "Peliharalah Allah (yakni dengan mengerjakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya), niscaya Ia akan memeliharamu, peliharalah Allah, niscaya engkau dapati Ia berada di hadapanmu (selalu menolongmu dan menjagamu); kenallah ke¬pada Allah ketika engkau berada dalam kesenangan, niscaya Ia akan mengenalmu ketika engkau berada dalam kesulitan. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada-Nya. Ketahuilah, bahwa seandainya semua makhluk berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tak dapat memberikan man¬faat sedikit pun kepadamu kecuali apa yang telah Allah tentukan bagimu, dan seandainya semua makhluk berkumpul untuk mem¬berikan mudharat kepadamu, niscaya mereka tak dapat memberi¬kan mudarat sedikit pun kepadamu kecuali apa yang telah Allah tentukan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (Artinya, segala sesuatu telah ditakdirkan sehingga tak dapat diubah.)( Hadits shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (nomor 2566), oleh Ahmad (nomor 2672, 2766).)" 

Di dalam hadits shahih disebutkan bahwa Nabi saw bersabda, "Seorang laki-laki dari Bani Israil memperhatikan dirinya dalam hal kesalahan dan dosa yang pernah dilakukannya. Ketika maut menjelang, ia berkata kepada anak-anaknya, 'Jika aku mati, kum¬pulkanlah kayu bakar lalu bakarlah aku dengan api. Kemudian hancurkanlah aku dan tebarkanlah aku di udara. Mudah-mudah¬an angin akan membawaku pergi ke segala tempat." Subhanallah! Ia menyangka bahwa Allah tidak dapat menghidupkannya sebagai¬mana menciptakannya untuk pertama kali. Allah SWT berfirman, "Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Se¬sungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya [dengan perintah dan larangan], karena itu Kami jadikan dia mendengar dan me¬lihat." (QS. al-Insan: 1-2) Dalam ayat lain dikatakan, "Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan dia lupa kepada kejadi¬annya; ia berkata, 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?'Katakanlah, 'Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk." (QS. Yasin: 78-79) 

Ketika orang itu mati, anak-anaknya mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya dengan api, lalu mereka menyalakan jasadnya dengan kobaran api itu. Setelah itu mereka menebarkan- nya di udara, dan kemudian angin membawanya pergi ke segala tempat. Lalu Allah berkata kepadanya, "Bangunlah." Maka jadilah ia kembali sebagai seorang laki-laki seperti semula. Di dalam Al-Qur'an dikatakan, "Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia meng¬hendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah!' maka terjadilah ia." (QS. Yasin: 82) 

Kemudian Allah bertanya kepadanya, "Wahai hamba-Ku, apa yang membuatmu melakukan perbuatan itu?" 

"Tuhanku, aku takut kepada-Mu dan aku mengkhawatirkan dosa-dosaku," jawabnya. Lalu Allah berkata, "Wahai para malaikat- Ku, Aku persaksikan kepada kalian bahwasanya Aku telah meng¬ampuni dia dan memasukkannya ke dalam surga.( Diriwayatkan oleh al-Bukhari (nomor 3403))" 

Wahai manusia, bertobatlah, bertobatlah! Memohon ampunlah, memohon ampunlah kepada Allah Yang Maha Esa! Sesungguhnya tak ada orang yang ditentukan celaka, melainkan akan celaka dan sesungguhnya penghapus-penghapus dosa itu banyak Kami me¬mohon kepada Allah untuk kita semua agar Ia mengampuni dosa- dosa dan kesalahan-kesalahan. Karena, tak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Dia dan tak ada yang menutup segala aib kecuali Dia pula. 

Wallahu a'lam.