Memilih Kawan, Menjaga Anak dan Keluarga

Bersabda Rasulullah saw:

 اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ ٬ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ يُخَالِلْ ٠ "

Seseorang itu, pasti terpola (sesuai) kepatuhan beragama kawannya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian menyeleksi, siapa yang akan diambil sebagai kawan. (HR. Muslim dan Abu Daud) 

Pemuda pemudi Islam, Banyak komentar yang mengatakan bahwasanya kawan sekolah adalah kawan yang paling kontinyu dan paling besar pengaruhnya bagi manusia dalam berakhlak dan bergaul. 

Komentar semacam ini, memang banyak terbukti pada kenyataan. Sebab masa anak- anak dan remaja adalah masa-masa terpenting dan paling kondusif dalam membentuk karakter seseorang. Masa-masa itulah bisa dibaca masa depan karakteristik kepribadian seseorang. 

Anak-anak, tak ubahnya dahan lunak dan elastis yang mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim. Bumi, udara, struktur tanah, matahari, dan keperluan-keperluan pertumbuhan lainnya. 

Apabila tanah bagus dan subur, matahari dengan kehangatan dan panasnya dermawan mulia, udara tidak panas dan memberontak dan tangan sang petani amat perhatian dan ulet, niscaya dahan mencukupi oleh sebab- sebab yang memungkinkan untuk pertumbuhan, berbunga dan berbuah. 

Namun bila sebaliknya, maka tinggallah angan-angan dan harapan kosong. Karenanya anak-anak pada masa tamyiiz (awalbaligh), hendaklah diajarkan kepadanya perihal keburukan dari kebaikan sekalipun dengan gambaran yang paling sederhana. Seperti telah kita ketahui bersama, untuk mengerti yang baik dari yang buruk, pada masa-masa pertumbuhannya anak masih memerlukan bantuan kedua orang tua dan guru-guru pendidik. 

Saya katakan demikian tentu tanpa meminimalisasi atau bahkan mematikan sama sekali "Muraqabah" (pengawasan) terus-menerus terhadap mereka, toh sekalipun kita ketahui bersama bahwa akal, hati, dan nurani anak cenderung terukur masih dalam keadaan suci (bersih). Pemuda pemudi Islam, Nasihat Nabi pilihan saw bagi kalian ini adalah dasar fundamental dalam memilih kawan atau teman duduk. Sebab hadis ini mengungkap pokok pembicaraan penyeleksian teman dari sub pembahasannya yang amat luas dan penting, yakni aqidah. Di mana beliau menggarisbawahi dengan ucapannya; pasti akan terpola kepatuhan beragama Jika pola kehidupan seseorang baik serius maupun santai mempengaruhi teman, baik atau buruknya, apabila hal ini dibiarkan terus-menerus dan berlangsung lama, memasuki kepribadian seseorang hingga pola pemikirannya mendominasinya, tentu baginya akan menjadi petunjuk atau sebaliknya, menyesatkan. 

Karenanya seoptimal mungkin jauhilah semua kawan laki-laki atau perempuan sesat dan merusak, yang kalian lihat mereka rusak etika atau rusak intelektualnya. 

Pergaulilah semua kawan yang baik yang tidak mendorongmu kecuali di atas jalan kebenaran dan tidak menunjukkan kecuali jalan yang lurus. 

Dikisahkan, ada seseorang suatu hari ingin menerangkan akibat buruk berkawan jahat kepada anaknya. Ia bawakan sekotak apel, lantas ia keluarkan sebuah apel yang terlalu masak dan sedikit berbau, kemudian ia angkat dengan tangannya. Ia kemudian mengembalikan apel tersebut ke tempat semula seraya mengatakan: "Lihat apa yang terjadi pada semua apel ini setelah beberapa hari nanti." Setelah sekian lama, terhirup bau busuk menyengat dari kotak. Maka datanglah si ayah beserta anaknya dan mengangkat tutupnya. Ternyata benar, keseluruhan buah telah membusuk. Maka berkatalah sang ayah: "Beginilah wahai anakku, keadaan orang yang berkawan dengan teman jahat."