Alqur'an adalah Sebaik-baik Kawan

Al-Qur'an, Sebaik-baik Kawan Manusia Dari Anas bin Malik ra. mengatakan, Bersabda Rasulullah saw;

 مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْْرَأُ الْقُرْآنَ مِثْلُ الأُمُرُجَّةِ ׃ رِيْحُهَا طَيِبٌ وَطَعْمُهَا طَيِبٌ ، وَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ ׃ لاَ رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا طَيِبٌ ، وَ مَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي يَقْْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّبِحَانَةِ ׃ رِيْحُهَا طَيِبٌ وَطَعْمُهَا مُرُّ ، وَ مَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي لاَ يَقْْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنَظَلَةِ ׃ َطَعْمُهَا مُرُّ وَلاَ رِمْحَ لَهَا، وَ مَثَلُ الْجَلِيْسَ الصَّالِحِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ، إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْهُ شَيْءٌ أََصَابَكَ مِنْ رِمْحِهِ، وَ مَثَلُ الْجَلِيْسِ السُّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْكِيْرِ ׃ إِنْ لَمْيُصِبْكَ مِنْ سَوَادِهِ أَصَابَكَ مِنْ دُخَانِهِ٠ 

"Perumpamaan orang mukmin yang senantiasa membaca Al-Qur'an adalah seperti buah jeruk. Baunya wangi, rasanya enak. Dan per-umpamaan orang mukmin yang selalu tidak membaca Al-Qur'an adalah seperti buah kurma, tidak punya bau, namun rasanya enak. Perumpamaan orang durhaka yang membaca Al-Qur'an, adalah seperti buah Raihanah. Baunya wangi, namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang durhaka yang tidak membaca Al-Qur'an, seperti buah handzalah, rasanya pahit dan tidak berbau. Dan perumpamaan kawan yang saleh, adalah seperti penjual minyak wangi. Sekalipun engkau tidak kena minyaknya, namun engkau mendapat baunya. Dan perumpamaan kawan jahat, adalah seperti tukang besi. Sekalipun engkau tidak terkena percikan besinya, namun engkau terkena asapnya." (HR. Abu Daud) 

Al-Qur'an, mukmin dan durhaka, rasa dan bau, kawan saleh dan kawan jahat. Kesemuanya adalah tema hadis di atas, dan pokok kajiannya. 

Al-Qur'an adalah asas/tempat berpijak, dan pusat segalanya. Kesemuanya persoalan tertumpu padanya. Negatif dan positif, dekat atau jauh, dialah poros yang segala masalah mengitarinya. 

Berbicara tentang Al-Qur'an wahai pemuda - pemudi bukanlah pembicaraan murahan. Amat panjang dan lebar. 

Sekiranya semua pohon di muka bumi menjadi pena, dan semua samudera menjadi tintanya, niscaya akan habis semua, sebelum kalimatulah habis dibahas. Cukuplah kita sekarang menggali perkataan Nabi saw tentangnya. Beliau mengatakan:

 حَبْلُ اﷲِ الْمَتِيْنِ ، وَالذِّكْرُ الْحَكِيْمُ ، فِيْهِ نَبَأٌ مَاقَبْلَكُمْ وَخَبَرُ مَابَعْدَكُمْ وَحُكْمَ مَابَيْنَكُمْ ٠٠٠مَاتَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ ﴿ إِلاَّ ﴾ قَصَمَهُ اﷲُ ، وَمَنِ أبْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أَضَلَّهُ اﷲُ ، هُوَ الْفَضْلُ لَيْسَ بِالْهَزْلِ ، وَهُوَ الَّذِي لاَتَنْقَضِي عَجَائُبِهُ وَ لاَ يُخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرَّدِّ، وَهُوَ الَّذِي سَمِعَتْهُ الْجِنُّ فَقَالُوا ׃ إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنَا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّابِهِ٠ 

 "Al-Qur'an adalah tali Allah yang amat kuat, petunjuk yang bijaksana. Berisi berita orang-orang sebelum dan sesudah kalian. Juga sebagai hukum semua persoalan (yang terjadi) di antara kalian. Siapa meninggalkannya, Allah akan menurunkan padanya bencana, dan siapa yang mencari petunjuk selainnya, Allah akan menyesatkannya. Dia adalah garis pembeda dan bukan senda gurau. Isinya berupa keajaiban-keajaiban yang tiada henti. Ia tidak dicipta dengan ke-raguan. Dialah yang didengar sekawanan jin hingga mereka berkomentar: Kami telah mendengar Al-Qur'an yang maha menakjubkan. Ia menunjuki jalan kebenaran, sehingga kami percaya padanya." 

Al-Qur'an. 

Ia adalah hidangan Allah. Seorang mukmin sejati akan mendatangi dan mengambilnya dengan segala kelezatannya. Enak, bergizi. Gizinya merasuk ke dalam seluruh anggota tubuhnya. Sehingga darah melimpah-ruah pada kulit dan urat nadinya, memancarkan sinar dalam wajah-nya, kedua bola mata dan keningnya memantulkan sinar benderang. 

Al-Qur'an. Hidangan yang selalu siap tersedia. Bukan hidangan musiman yang digelar secara temporal, dan diangkat sewaktu-waktu. Memberi gizi akal dan hati. Dan ia mencetak ahlinya dengan sebuah karakter istimewa. Kemudian menghidupkannya di tengah masyarakat dan seluruh makhluk, dengan sebaik-baik kehidupan, hisa dikenal dengan tanda dan baunya yang semerbak ke sana kemari. Apabila ia melakukan aktivitas-aktivitas kehidupan, bersama-sama hamba Allah lainnya, atau berinteraksi bersama lewat aktivitas yang memerlukan kerjasama, ia sudah dikenal dengan kemanisan berkawan, dan kerinduan bertemu. 

Dan manusia pada keluarga dan masya- rakatnya, akan nampak pada akhlaknya. Bagaimana pendapatmu wahai pemuda pemudi, apabila engkau telah menjadikan Al-Qur'an sebagai sekutu dan kebiasaanmu? lingkau baca, engkau pahami, dan engkau menempuhnya dalam hati nuranimu dengan lurus dan sempurna, dan sebagai pedoman? 

Sesungguhnya pada Rasul dan Nabimu termulia, terdapat suri teladan terbaik untuk kalian. Pernah suatu kali Aisyah ummul mukminin ra. ditanya tentang akhlak Rasul saw. Maka beliaupun menjawab:

 كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنُ ٠ 

Akhlak Nabi saw, adalah Al-Qur'an. 

Kalian wahai pemuda pemudi, janganlah menjadi buah yang enak tetapi tak bisa diidentifikasi kecuali dengan rasa, dan tidak dikenal kecuali setelah dikunyah. Namun jadikanlah pada diri kalian, bau semerbak wangi, muncul dari kalian dan menguatkan kalian. 

Haruslah kalian berkilau. Lebih dari sekedar rasa enak. Sambutlah Al-Qur'an, dengan kau baca, di penghujung malam dan siang. Dengan penuh kekhusyukan, etika dan menerima petuah-petuahnya. Jangan engkau jadikan dia sekedar assesoris yang menghiasi badanmu. Atau sekedar tulisan indah yang menghiasi dinding. 

Orang paling menyesal, adalah mereka yang diberi Alkitab lantas mereka taruh di bilik punggungnya, atau mereka jadikan sebagai obyek penghinaan. Tidak mereka baca dan mereka amalkan. Tak punya bau wangi, dan rasa yang menggiurkan. Lebih mereka utamakan ubup api dan asapnya, debu dan kotorannya daripada wewangian. 

Maka jadikanlah Al-Qur'an sebagai k.iwan di saat menyendiri dan berkumpul. Jadi kanlah pedoman pada keluarga, pribadi, dan sanak saudara. Niscaya namamu akan harum baik dalam pergaulan dan dicintai.