Dosa Membawa Petaka

Kita kembali kepada pembahasan awal mengenai obat untuk penyakit yang bilamana dibiarkan terus-menerus dapat merusak kehidupan hamba, dunia dan akhiratnya. 

Seyogyanya, hamba mengetahui bahwa segala bentuk dosa dan kemaksiatan itu berbahaya. Tidak diragukan lagi, bahaya dosa dan maksiat bagi hati sama halnya dengan bahaya racun bagi tubuh menurut kadar bahaya yang dikandungnya. Adakah kejahatan dan penyakit di dunia yang tidak dikarenakan tumpukan dosa dan kemaksiatan?! Apa kiranya yang mengeluarkan Adam dan Hawa dan surga, tempat yang penuh dengan kelezatan, kenikmatan, keelokan, dan kesenangan, menuju ke tempat yang penuh dengan penderitaan, kesusahan, dan bencana?! 

Apa gerangan yang mengeluarkan iblis dari kerajaan langit, menolaknya, melaknatnya, mengubah bentuk lahir dan batinnya, menjadikan seburuk-buruk rupa baginya, dan bahkan menjadikan batinnya lebih buruk dari rupanya?! 

Apakah yang mengubah kedekatannya menjadi jauh, rahmat menjadi laknat, elok menjadi buruk, surga menjadi neraka yang menyala-nyala, iman menjadi kekufuran (kafir), lindungan Kekasih Yang Maha Terpuji dan Agung menjadi permusuhan yang hebat, tasbih penyucian dan tahlil menjadi kekufuran, syirik, dusta, kepalsuan, keji, dan beriman menjadi kafir, fasik dan durhaka?! 

Apa juga kiranya yang membuatnya menjadi makhluk paling hina di sisi Allah Swt., paling jatuh derajatnya, dimurkai-Nya hingga ia hancur, dan kemarahan-Nya ditimpakan kepadanya sampai ia celaka, lalu ia pun menjadi pimpinan orang fasik dan pendosa serta dengan senang hati, rela menjudi pimpinan kefasikan dan dosa yang sebelumnya ia adalah pengabdi dan juga berkuasa?! Ya Allah, hanya kepada-Mu kami memohon perlindungan dari melakukan pelanggaran atas perintah-Mu dan larangan-Mu. Serta, apa gerangan yang menenggelamkan seluruh penduduk bumi hingga air meluap naik jauh di atas gunung?! 

Apa juga kiranya yang membuat angin memporak-porandakan kaum 'Ad hingga mereka tercecer mati tergeletak di atas bumi bak pohon kurma yang keropos?! 

Apa pula gerangan yang menyapu rumah- rumah, sawah ladang, tanaman dan hewan ternak mereka agar menjadi pelajaran bagi umat-umat sesudahnya hingga hari kiamat?! 

Apakah gerangan yang menyebabkan dikirimnya petir yang merobek jantung kaum Tsamud sampai mereka mati?! 

Apa pula yang menyebabkan negeri kaum Luth diangkat sampai terdengar oleh malaikat nyalak anjing-anjing mereka yang kemudian dibalik, ditimpakan atas mereka hingga bagian atasnya menjadi bagian bawah dan mereka semua binasa, lalu mereka dihujani batu dari langit?! Ini merupakan hukuman yang belum pernah ditimpakan kepada umat lainnya yang juga ditimpakan kepada saudara-saudara mereka yang semisal, dan pula kepada orang-orang yang berbuat zhalim. 

Kiranya, apa juga yang menyebabkan dikirimkannya awan bencana yang menyelimuti kaum Nabi Syu'aib As., dan ketika awan bencana itu tepat di atas kepala mereka maka diturunkan kepada mereka hujan api yang menyala-nyala?! 

Apa gerangan yang menyebabkan Fir'aun beserta kaumnya ditenggelamkan di laut, lalu nyawa mereka di lempar ke neraka Jahannam, mayat mereka ditenggelamkan dan nyawa mereka dibakar?! 

Apa juga yang menyebabkan Qarun, rumah, harta, dan juga keluarganya dibenamkan ke dalam bumi?! 

Apa pula kiranya yang menyebabkan generasi sesudah Nabi Nuh As. dibinasakan dengan berbagai macam hukuman dan dihancurkan sedemikian rupa?! 

Apa gerangan yang menyebabkan kaum Shahih Yaasiin (kaum yang diceritakan dalam surat Yaasiin) dihancurkan dengan petir yang menyambar hingga mereka saling memadamkan?! 

Sebab apa pula diutus kepada kaum Bani Israil, orang-orang kuat dan bengis yang memasuki kampung-kampung mereka serta membunuh para lelaki mereka, menyandera anak cucu dan istri- istri mereka, dan juga membakar rumah-rumah, merampas harta mereka, lalu diutus lagi kepada mereka yang kedua kalinya untuk menghancurkan semua yang mampu mereka hancurkan serta memporak-porandakan segalanya?! 

Apa juga yang menyebabkan ditimpakan bermacam-macam siksa dan azab kepada Bani Israil, mereka dibantai, di sandera, negerinya dihancurkan, rajanya dijadikan lalim, diubah menjadi kera dan babi, dan akhirnya, Allah Swt. berjanji: 

"Dan (ingatlah), ketika Tubanmu memberitahukan bahwa sesungguhnya, Dia akan mengirim kepada mereka (orang- orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya, Tuhanmu amat cepat siksa-Nya. Dan, sesung¬guhnya, Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(q.s. Al-A’raaf [7] : 167)" 

 Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari al-Walid bin Muslim, ilari Shafwan bin Umar, dari Abd ar-Rahman bin Jabir bin Nafir, dari ayahnya yang menceritakan, "Saat Cyprus diduduki, penduduknya tercerai-berai dan saling meratapi keadaan. Aku melihat Abu Darda' yang sedang duduk sendiri dan menangis. Kemudian, aku bertanya kepadanya, "Wahai Abu Darda', apa yang menyebabkan kamu menangis di hari Allah Swt. telah memberi kemenangan untuk Islam dan para pengikutnya?" Ia menjawab, "(Celakalah, wahai Jabir, betapa hinanya makhluk di sisi Allah Swt. Jika ia mengabaikan perintah-Nya. Padahal sebelumnya, mereka adulah umat yang kuat perkasa, memiliki kerajaan, namun karena mereka meninggalkan perintah Allah Swt. maka kemudian mereka meniadi seperti yang kamu lihat." 

Ali bin Ja'adz meriwayatkan dari Syu'bah, dari Amr bin Murrah, dari al-Bukhturiy, dari orang yang mendengar dari Nabi Saw. bersabda: "Manusia tidak akan hancur kecuali mereka telah berbuat salah/dosa." 

Dalam Musnad Imam Ahmad, dari Ummu Salamah berkata, "Aku mendengar Nabi Saw. bersabda, "Jika kemaksiatan umatku telah merajalela, Allah Swt. pasti menimpakan atas mereka siksa dari sisi-Nya secara merata." Lalu aku bertanya, "Wahai Rasulullah, tidakkah di antara mereka ada orang-orang yang shalih?" Beliau Saw. menjawab, "Ya." Aku pun bertanya lagi, "Apa yang diperbuat Allah Swt. kepada mereka (yang shalih)?" "Mereka juga terkena bencana sebagaimana yang menimpa semua orang, namun mereka (yang shalih) mendapat ampunan dan keridhaan Allah Swt." 

Dalam kumpulan hadits Mursalal-Hasan, Nabi Saw. bersabda, "Umat ini akan senantiasa dalam kekuasaan dan lindungan Allah Swt. selama para pembaca al-Qur'an tidak menjilat para penguasa, selama orang-orang shalihnya tidak menyucikan orang-orang yang menyeleweng, dan selama orang-orang baiknya tidak menghina golongan yang jahat. Jika itu semua dilakukan maka Allah Swt. tentu melepas perlindungan-Nya dan menguasakan pimpinan yang lalim atas mereka, dan para pemimpin itu akan memberi siksaan yang buruk kepada mereka. Allah Swt. lalu menimpakan kepada mereka kesulitan dan kemiskinan." 

Dalam Musnad Imam Ahmad, dari Tsauban bahwa Rasulullah Saw. bersabda : "Sesungguhnya, orang itu pasti akan terhalang rezekinya sebab dosa yang ia perbuat." 

Dalam Musnad Imam Ahmad juga, dari Tsauban bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Berbagai umat akan segera berkumpul mengerumuni kalian dari segala penjuru laksana orang-orang kelaparan yang berhimpun di sekitar nampan." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ketika itu jumlah kita sedikit?" Beliau Saw. menjawab, "Tidak, ketika itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian ibarat buih air bah. Rasa gentar dicabut dari hati musuh kalian dan ditancapkan di hati kali perasaan wahn." Para sahabat bertanya, "Apa itu wahn? Dijawab oleh beliau oleh beliau 

Masih dalam Musnad Imam Ahmad juga, diriwayatkan dari Anas Ra. bahwa Rasulullah Saw, bersabda, "Ketika aku dimi'rajkan, aku melewati suatu kaum yang kuku-kukunya dari tembaga seraya mencakar-cakar wajah dan dada mereka. Aku lalu bertanya, "Siapakah mereka itu wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Mereka adalah golongan orang yang memakan daging saudaranya sendiri (suka menggunjing orang lain) dan menjatuhkan martabat orang lain (memfitnah)." 

Diriwayatkan dalam Jaami' at-Tirmidzi, dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Kelak di akhir zaman, akan datang kaum yang memburu dunia dengan mengorbankan agama. Mereka mengenakan pakaian dari kulit unta yang lembut, ucapan mereka lebih manis daripada gula, tetapi hati mereka buas seperti serigala. Allah Swt. berfirman, "Apakah kalian menipu-Ku dan berani kepada-Ku. Demi Dzatku, Aku bersumpah, 'Sungguh, Aku akan mengirimkan fitnah kepada orang-orang itu, tentu sebagian dari mereka akan memohon kepada Dzat Yang Maha Santun seraya kebingungan." 

Ibnu Abi ad-Dunya meriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, "Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana Islam hanya tinggal namanya saja, al-Qur'an tinggal tulisannya saja, masjid- masjidnya ramai tapi jauh dari petunjuk, dan para ulama-nya menjadi orang terjahat di muka bumi, dari mereka muncul fitnah yang juga kembali kepada mereka lagi." 

Diriwayatkan dari Sammak bin Harb, dari Abd ar-Rahman bin Abdullah bin Mas'ud, dari ayahnya, "Jika riba dan perzinaan lelah merajalela di suatu daerah, Allah Swt. tentu merelakan kehancurannya." Dalam kumpulan hadits Mursal al-Hasan, disebutkan, "Jika manusia menampakkan ilmunya dan menyia-nyiakan amal, saling mengasihi dalam ucapan dan saling membenci dalam hati, serta saling memutuskan tali persaudaraan, Allah Swt. pasti melaknat mereka hingga menjadikan mereka tuli pendengarannya dan buta penglihatannya." 

Diriwayatkat dalam Sunan Ibnu Majah, dari Abdullah bin Umar bin Khathab Ra. Berkata: “Aku adalah yang kesepuluh dari sepuluh kelompok orang-orang yang berhijrah pada masa Rasulullah Saw. Beliau Saw. lalu mendatangi kami seraya bersabda, "Wahai para Muhajirin, ada lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak mendapatinya: 

1) Tidaklah kekejian itu merajalela hingga dilakukan secara terang-terangan oleh suatu kaum kecuali mereka akan tertimpa wabah dan penyakit yang belum pernah ada sebelumnya. 

2) Tidaklah suatu kaum itu mengurangi takaran dan timbangan kecuali diturunkan kepada mereka krisis, kesulitan nafkah hidup, dan penguasa yang lalim. 

3) Tidaklah suatu kaum itu enggan mengeluarkan zakat dari hartanya kecuali hujan tak akan tertahan di langit, dan andai saja bukan karena binatang, tentu hujan tidak akan diturunkan. 

4) Tidaklah suatu kaum melanggar janji mereka, kecuali Allah mengutuskan musuh bagi mereka dari golongan lain yang mengambil sebagian kekayaan mereka.

5) Tidaklah para imam mereka melanggar apa- apa yang diturunkan oleh Allah dalam kitab-Nya kecuali Allah menjadikan penderitaan di antara mereka." 

Dalam Musnad Imam Ahmad dan Sunan Ibnu Majah liriwayatkan dari Amr bin Murrah, dari Salim bin al-Ja'd, dari Vbu Ubaidah bin Abdullah bin Mas'ud Ra., dari ayahnya bahwa Lasulullah Saw. bersabda, "Generasi sebelum kalian, jika ada yang telah berbuat kesalahan, datanglah seseorang yang memberinya peringatan seraya bertutur, 'Wahai saudaraku, takutlah kepada Allah!' Keesokan harinya, orang yang mengingatkan tadi menjadi sahabat yang diingatkan dan bahkan menjadi teman minum bersama (akrab), seolah-olah ia tidak melihat saudaranya itu telah berbuat salah di hari kemarin. Ketika Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung menyaksikan hal itu, Dia mengadu domba hati mereka lalu melaknat mereka melalui lisan Nabi mereka, Daud dan Isa bin Maryam. Itu adalah akibat dari perbuatan mereka yang telah melampaui batas. Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, hendaklah kalian perintahkan kebaikan dan laranglah kemungkaran, bimbinglah orang yang bodoh dan antarkanlah ia kepada yang benar, atau Allah Swt akan melaknat kalian sebagaimana Dia telah melaknat mereka."

 Ibnu Abi ad-Dunya menuturkan dari Ibrahim bin Amr ash-Shan’aniy bahwa “Allah Swt. Mewahyukan kepada Yusya’ bin Nun, 'Aku akan membinasakan empat puluh ribu orang baik dan enam puluh ribu orang jahat di antara kaummu.' Yusya' lalu bertanya, 'Wahai Tuhanku, jika yang binasa adalah golongan yang jahat maka wajar, tetapi kenapa mereka yang baik diikutsertakan juga?' Allah Swt. menjawab, 'Sebab, mereka tidak pernah marah karena kemarahan-Ku dan mereka malah bersahabat dan minum bersama (akrab) dengan orang-orang jahat itu." 

Abu Umar bin Abd al-Barr menuturkan, dari Abu 'Imran bahwa "Allah Swt. mengutus dua malaikat ke suatu daerah un- uik menghancurkannya dan juga penduduknya. Kedua malaikat itu melihat orang yang sedang mendirikan shalat di masjid maka keduanya melapor kepada Allah Swt., "Wahai Tuhanku, sesung¬guhnya, di daerah itu ada hamba-Mu yang sedang shalat." Allah lalu menjawab, "Hancurkan daerah itu dan binasakaniah orang yang sedang shalat itu bersama mereka semua!. Sesungguhnya, ia (yang sedang shalat) tidak pernah menampakkan kemarahan wajahnya di jalan-Ku." 

Al-Humaidi meriwayatkan dari Sufyan bin Uyainan, dari Usman bin Sa'id, dari Mas'ar bahwa "Seorang malaikat diutus untuk menghancurkan suatu desa. Ia lalu melapor, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya, di desa itu ada fulan yang ahli ibadah." Allah Swt. mewahyukan kepadanya, "Mulailah dari dia karena sesungguhnya, ia tak pernah menampakkan kemarahan wajahnya di jalan-Ku sesaat pun." 

Ibnu Abi ad-Dunya menuturkan dari Wahab bin Munabbih bahwa "Ketika Nabi Daud As. melakukan kesalahan, dia berdoa, 'Tuhanku, ampunilah aku.' Allah Swt. menjawab, 'Aku telah mengampunimu, dan keburukan itu Aku tetapkan pada Bani Israil.' Nabi Daud lalu bertanya, 'Wahai Tuhanku, bagaimana bisa demikian, padahal Engkau adalah Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Adil yang tidak akan berbuat aniaya kepada siapa pun. Aku yang melakukan kesalahan, tetapi Engkau membebankannya kepada selainku?' Allah Swt. lalu mewahyukan kepadanya, 'Sesungguhnya, ketika kamu berbuat kesalahan mereka berpaling membiarkanmu." 

Ibnu Abi ad-Dunya menceritakan dari Anas bin Malik Ra. Bahwa ia bersama seorang laki-laki mendatangi Aisyah. Laki - laki itu berkata kepada Aisyah, "Wahai Ummu al-Mukminin, jelaskanlah kepada kami mengenai hakikat gempa!" Aisyah Ra. menjawab, "Tatkala orang-orang telah menghalalkan zina, minum minuman keras, dan bermain musik maka di langit, Allah Azza wa Jalla menjadi cemburu (marah). Dia Swt. bertitah kepada bumi, "Guncangkan mereka!" Jika mereka masih tidak mau bertaubat dan meninggalkan dosa, gempa itu akan membinasakan mereka." Laki-laki itu lalu bertanya, "Wahai Ummu al-Mukminin, apakah itu azab (siksa) bagi mereka?" "Ya, itu adalah peringatan (nasihat) dan rahmat bagi orang-orang mukmin, namun, bencana, siksa, dan kemurkaan Allah atas orang-orang kafir," jawab Aisyah. Sahabat Anas Ra. berkata, "Sepeninggal Rasulullah Saw., aku belum pernah mendengar penjelasan yang lebih menyenangkan bagiku daripada penjelasan ini." 

Ibnu Abi ad-Dunya meriwayatkan sebuah hadits mursal, "Pada masa Rasulullah Saw., pernah terjadi gempa bumi, lalu beliau Saw. meletakkan tangan di atas bumi dan bersabda, "Tenanglah! belum tiba saatnya bagimu." Kemudian, beliau Saw. menoleh kepada para sahabatnya dan bersabda: "Sesungguhnya, Tuhan kalian ingin agar kalian rela, lalu Dia pun mengujinya." 

Gempa bumi juga terjadi pada masa Umar bin Khathab Ra. Ia berucap: "Wahai manusia, gempa ini tidak akan terjadi, kecuali sebab sesuatu yang telah kalian perbuat. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika gempa ini terjadi lagi, aku pasti enggan tinggal di sini bersama kalian selamanya." 

Dalam kitab Manaaqib Umar bin Khathab Ra. karya Ibnu Abi ad-Dunya, disebutkan, "Sesungguhnya, saat terjadi gempa bumi pada masa Umar, ia lalu memukulkan tangannya ke bumi seraya berkata, 'Kenapa kamu? Kenapa kamu?' Dan, ketika kiamat telah menceritakan berbagai kejadiannya, aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Jika hari kiamat telah tiba, tangan dan perawakan semuanya berbieara." 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Shafiyyah yang menceritakan, "Gempa terjadi pada masa Umar. Ia kemudian berkata, 'Wahai manusia, alangkah begitu cepatnya sanksi dari apa apa yang telah kalian lakukan! Jika gempa kembali terulang lagi, sungguh, aku tidak akan bersama kalian lagi di sini.” 

Ka'b berkata: "Terjadinya gempa bumi disebabkan kemaksi¬atan kemaksiatan yang telah dikerjakan. Bumi berguncang karena ia takut akan dihadapkan kepada Allah Azza wa Jalla." 

Umar bin Abdul Aziz menulis surat lalu mengirimkannya ke beberapa kota, yang isinya, "Sesungguhnya, gempa ini adalah teguran dari Allah Azza wa Jalla terhadap para hamba-Nya. Telah aku kirimkan surat ke beberapa kota agar para penduduknya segera keluar pada hari yang ditentukan dan bulan yang ditentukan. Barang siapa yang memiliki sesuatu, hendaknya ia menyedekahkannya." Sesungguhnya, Allah Azza wa Jalla telah berfirman: 

"Sesungguhnya, beruntunglah orang yang membersihkan diri {dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia melaksanakan shalat.(Q.S. Al-A’laa [87]: 14-15) "

Berdoalah sebagaimana doa Nabi Adam As.: 

"... Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.(q.s. Al-A’raaf [7]: 23)" 

Dan, berdoalah sebagaimana doa Nabi Nuh As.:

''Ya Tuhanku, sesungguhnya, Aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) tiya. dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.(q.s. Hud [11] : 47 )" 

Berdoalah juga sebagaimana doa Nabi Yunus As.:

'Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesung¬guhnya, aku adalah tennasuk orang-orang yang zhalim.(Q.S. Al-Anbiyaa [21]: 87)” 

 Imam Ahmad meriwayatkan dari Aswad bin Amir, dari Abu Bakar, dari al-A'masy, dari Atho' bin Abu Rabah, dari Ibnu Umar bercerita, "Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, 'Apabila manusia telah kikir harta, berjualan secara kredit dengan bunga pembayaran, selalu memikirkan ternak dan pertanian, lalu meninggalkan jihad di jalan Allah maka Allah tentu menimpakan bencana kepada mereka yang tidak akan dilepaskan sampai mereka kembali kepada agama." Abu Dawud meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang hasan. 

Ibnu Abi ad-Dunya meriwayatkan dari Ibnu Umar yang berkata, "Menurutku, tiada seorang pun yang lebih berhak atas hartanya daripada saudaranya sesama muslim. Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Jika manusia telah kikir harta, berjualan secara kredit dengan bunga pembayaran, meninggalkan jihad di jalan Allah, serta mereka selalu memikirkan ternak dan pertanian maka Allah pasti menurunkan bencana dari langit kepada mereka yang tidak akan dihentikan hingga mereka kembali kepada agama." 

Al-Hasan bertutur: "Sesungguhnya, kredit memakai bunga, demi Allah, itu tidak lain merupakan ujian dari Allah Azza wa Jalla kepada manusia." 

Sebagian nabi kaum Bani Israil memperhatikan apa yang dilakukan Bukhtanashar. Sang nabi berkata, "Sebab perbuatan kami, Engkau menguasakan atas kami orang yang tidak mengenal- Mu dan juga tidak mengasihi kami." Bukhtanashar bertanya, "Apa gerangan yang membuatku berkuasa atas kaummu?" Ia menjawab, "Itu disebabkan begitu banyaknya dosa kesalahanmu dan kezhaliman kaumku atas diri mereka." 

Ibnu Abi ad-Dunya meriwayatkan dari Ammar bin Yasir Ra. Dan Khudzaifah Ra. Bahwa Nabi Saw. bersabda: sesungguhnya Allah Azza wa Jalla hendak menimpakan bencana, Dia menggugurkan bayi-bayi dan memandulkan rahim para wanita, l.iln turunlah bencana tanpa ada yang dirahmati." 

Malik bin Dinar menuturkan, "Aku membaca firman Allah Azza wa Jalla, 'Aku adalah Allah, Raja dari para raja. Hati para raja berada dalam genggaman-Ku. Barang siapa yang taat kepadaku maka Aku merahmatinya, dan barang siapa durhaka kepada-ku maka Aku pasti menyiksanya. Oleh sebab itu, janganlah sibuk mencela para penguasa! Tapi, bertaubatlah kepada-Ku, pasti Aku menjadikan mereka asih terhadap kalian." 

Dalam kumpulan hadist Mursal al-Hasan disebutkan, "Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap suatu kaum maka Dia serahkan urusan mereka kepada orang-orang yang santun dan mengumpulkan mereka bersama orang-orang yang ramah. Dan, apabila Dia menghendaki keburukan bagi suatu kaum, Dia serahkan urusan mereka kepada orang-orang yang bodoh dan Dia kumpulkan mereka bersama orang-orang yang bakhil (pelit).” 

Imam Ahmad dan selainnya meriwayatkan dari Qatadah bahwa Nabi Yunus As. bertanya kepada Allah, "Wahai Tuhan, Engkau di langit, sedangkan kami di bumi maka apakah tanda murka-Mu dan ridha-Mu?" Dijawab oleh Allah, "Jika Aku menjadikan orang-orang baik di antara kalian sebagai pemimpin bagi kalian, itu pertanda keridhaan-Ku. Dan, bila Aku mengangkat orang- orang jahat di antara kalian sebagai pemimpin bagi kalian, tentu ku adalah tanda murka-Ku kepada kalian." 

Ibnu Abi ad-Dunya meriwayatkan dari al-Fudhail bin Iyadh bahwa Allah Swt. mewahyukan kepada sebagian para nabi- Nya, "Jika orang yang mengenal-Ku durhaka kepada-Ku, Aku kuasakan atas mereka pemimpin yang tidak mengenal-Ku." 

Ia juga meriwayatkan sebuah hadits marfu dari Ibnu Umar, Demi Dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, hari kiamat tidak akan tiba sebelum Allah memunculkan para penguasa yang pendusta, para menteri yang banyak menyeleweng, para pembantu yang berkhianat, para alim yang zhalim, para ahli al-Qur'an yang fasik. Penampilan mereka seperti para rahib, namun hati mereka lebih busuk di banding bangkai. Ambisi mereka bermacam-macam, lalu Allah menimpakan bencana yang gelap mencekap kepada mereka hingga mereka hancur binasa di dalamnya. Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, Islam akan hancur sedikit demi sedikit hingga nama Allah tidak lagi disebut. Hendaklah kal ian memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau Allah akan menguasakan atas kalian pemimpin terjahat yang menyiksa kalian dengan siksa yang buruk, lalu orang-orang yang baik pun berdoa, namun doanya tidak dikabulkan. Perintahkanlah yang baik dan cegahlah yang mungkar, atau Allah tentu akan mengutus atas kalian orang yang tidak mempunyai rasa belas asih terhadap yang lebih muda dan tidak memiliki rasa hormat terhadap yang lebih tua." 

Dalam Mujam ath-Thabrani dan selainnya, diriwayatkan dari Sa'id bin Jabir, dan Abbas bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Tidaklah suatu kaum itu mengurangi takaran dan mencurangi timbangan, kecuali Allah mencegah turunnya hujan. Tidaklah zina itu merajalela di suatu kaum kecuali kematian pasti merebak di antara mereka. Tidaklah riba merajalela pada suatu kaum, kecuali Allah pasti mewabahkan atas mereka penyakit gila. 

Tidaklah pembunuhan merajalela di suatu kaum hingga mereka saling bunuh, kecuali Allah menjadikan musuh mereka sebagai penguasa atas mereka. Tidaklah perbuatan kaum Nabi Luth (homoseksual) merajalela pada suatu kaum, kecuali mereka akan dibenamkan. Tidaklah suatu kaum itu meninggalkan amar ma'ruf dan nabi mungkar (memerintah kebaikan dan mencegah kemungkaran), kecuali semua amal mereka tidak akan diterima dan doa mereka tidak akan didengar oleh Allah.( Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dari Ibrahim bin al-Asy’ats, dari Abd ar-Rahman bin Zaid, dari bapaknya, dari sa’id.)" 

Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad dan lainnya, dari Urwah, dari Aisyah Ra. Berkata: "Rasulullah Saw. datang padaku dalam keadaan gelisah, aku tahu dari wajah beliau yang tampak resah memikirkan suatu hal. Beliau Saw. tidak berbicara sama sekali hingga beliau berwudhu dan kemudian keluar, sedangkan aku tetap berada di kamar. Beliau Saw. lalu naik ke atas mimbar dan memuji Allah. Setelah itu, beliau Saw. bersabda, 'Wahai para manusia, bertakwalah kalian kepada Tuhan! Sesungguhnya, Allah S w t. berfirman kepada kalian, 'Perintahlah kepada kebaikan dan cegahlah perbuatan mungkar sebelum kalian berdoa kepada-Ku, sementara Aku tidak akan mengabulkannya, dan kalian pada memohon pertolongan-Ku, namun Aku tidak akan menolong kalian, dan kalian meminta kepada-Ku, tetapi tidak akan Aku beri." 

Seorang yang ahli zuhud, al-Umari, berkata: "Di antara kelakuanmu pada dirimu dan berpalingnya i dirimu dari Allah adalah karena kamu melihat sesuatu yang dimurkai Allah, lalu kamu membiarkannya, kamu tidak memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran karena takut kepada orang yang sebenarnya tidak bisa mendatangkan bahaya maupun manfaat ! bagi dirinya sendiri." Ia juga bertutur, "Barang siapa meninggalkan untuk memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkinan sebab takut terhadap makhluk maka dicabutlah ketaatan kepadanya. Andai ia memerintahkan anaknya atau para budaknya maka perintahnya akan diremehkan." 

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya, dari Qais bin Abi Hazim bahwa Abu Bakar Al-Shiddiq Ra. berkata, "Wahai manusia, kalian membaca ayat ini, tetapi kalian tidak menempatkannya dengan benar: 

"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan(Q.S. Al-Ma’idah [5] : 105).” 

 Sesungguhnya, aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: 

“Sesungguhnya manusia, tatkala mereka melihat orang yang zhalim, lalu tidak mencegahnya dalam riwayat lain tatkala mereka melihat kemungkaran, lalu tidak mengubahnya maka tidak lama kemudian Allah tentu akan menimpakan siksa dari sisi-Nya kepada mereka secara merata." 

Al-Auza'i meriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abi Salmah, dari Abi Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Jika kesalahan itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak akan mendatangkan bahaya kecuali terhadap pelakunya sendiri. Apabila kesalahan itu dilakukan secara terang-terangan, dapat mendatangkan bahaya bagi semua orang." 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar bin Khathab Ra. bahwa "Negeri-negeri akan segera dibinasakan walaupun keadaannya makmur." Ditanyakan, "Bagaimana bisa negeri-negeri itu dibina¬sakan, padahal keadaannya makmur?" Lalu dijawab, "Jika orang- orang yang menyimpang lebih dominan dibanding orang-orang baik dan jika orang munafik telah menjadi pemimpin umat." 

Al-auza'i meriwayatkan dari Hassan bin Abi Athiyyah bahwa Nabi Saw. bersabda: "Suatu saat, akan muncul orang-orang buruk dari umatku yang merajalela mengalahkan orang-orang baiknya sehingga orang mukmin bersembunyi di antara mereka sebagaimana orang-orang munafik yang bersembunyi di antara kita sekarang." 

Ibnu Abi ad-Dunya meriwayatkan dari Ibnu Abbas sebuah hadits marfu, "Akan datang suatu masa di mana hati orang mukmin melebur bagaikan garam yang larut dalam air." Ada yang bertanya, "Mengapa demikian wahai Rasulullah?" Beliau Saw. menjawab, "Sebab, ia melihat kemungkaran, namun ia tidak berusaha mengubahnya." 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Jarir bahwa Nabi Saw. bersabda : "Tidaklah berbagai kemaksiatan terjadi di tengah- tengah suatu kaum yang mereka lebih kuat dan lebih banyak jumlahnya, namun mereka tidak mau mengubahnya, melainkan Allah menimpakan siksa secara merata kepada mereka." 

Dalam Shahih al-Bukhari, diriwayatkan dari Usamah bin Zaid berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Pada hari kiamat nanti, seseorang didatangkan, kemudian dilemparkan ke neraka hingga usus-ususnya terberai. Ia berputar seperti keledai yang memutari penggilingan. Lalu berkumpullah penghuni neraka mengitarinya seraya berkata, Hai Fulan, kenapa kamu? Tidakkah kamu memerintahkan kami berbuat baik dan mencegah kami dari kemungkaran?' Ia menjawab, 'Aku memerintahkan kalian berbuat baik, tapi aku sendiri tidak melakukannya, dan aku cegah kalian dari kemungkaran, namun aku malah melakukannya." 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Malik bin Dinar yang bercerita, Ada orang shalih dari kaum Bani Israil yang rumahnya banyak didatangi tamu laki-laki dan perempuan. Orang shalih itu menasihati dan memberi peringatan tentang hari kiamat kepada mereka. Pada suatu hari, ia melihat salah satu anak laki-lakinya tengah mencumbu wanita. Ia lalu berkata: 'Tundalah dulu, wahai anakku!' Kemudian, ia pun langsung terjatuh dari ranjangnya, urat saraf tulang punggungnya putus, wanita itu keguguran, dan anak laki-lakinya mati. Allah kemudian mewahyukan kepada nabi mereka, 'Kabarkan kepada orang shalih itu, 'Aku tidak akan memberinya anak yang jujur selamanya, sebab murkamu karena- Ku hanya sebatas ucapanmu, 'Tundalah dulu, wahai anakku! 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Jauhilah dosa-dosa kecil! jika dosa-dosa kecil itu menumpuk pada seseorang, pasti akan membinasakannya." Kemudian, Rasulullah Saw. membuat per-umpamaan dosa-dosa kecil itu, "Ibarat suatu kaum yang tinggal di padang tandus. Orang-orang kaum itu datang dan pergi silih berganti sambil membawa kayu hingga terkumpul banyak. Mereka lalu menyalakan api dengan tumpukan kayu itu hingga apapun yang dlemparkan ke dalamnya bsa matang.” 

Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. "Kalian melakukan perbuatan-perbuatan yang lebih kecil daripada rambut, dalam pandangan kalian, sedangkan kami dahulu di masa Rasulullah Saw., menganggapnya sebagai sesuatu yang dapat membinasakan." 

Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin IJmar bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Seorang wanita disiksa di neraka sebab ia telah mengurung seekor kucing .ampai mati. Ia tidak memberinya makan dan minum, bahkan juga tidak membiarkannya makan serangga sekali pun.” 

Dalam kitab al-liilyah karya Abu Na'im disebutkan suatu riwayat dari Hudzaifah Ra., ia ditanya, "Apakah Bani Israil telah meninggalkan agama mereka?" "Tidak, akan tetapi, apabila mereka diperintah untuk mengerjakan sesuatu, mereka meninggalkannya, dan apabila mereka dilarang dari mengerjakan sesuatu, mereka malah mengerjakannya hingga mereka terlepas dari agama mereka bagaikan seseorang yang terlepas dari pakaiannya." 

Sebagian ulama salaf mengatakan, "Kemaksiatan itu menjurus kepada kekufuran sebagaimana ciuman itu menjurus kepada persetubuhan, nyanyian menjurus kepada perzinaan, pandangan menjurus kepada cinta, dan sakit menjurus kepada kematian." 

Dalam kitab al-Hilyah juga, Ibnu Abbas Ra. berkata, "Wahai pelaku dosa, janganlah engkau merasa aman dari bahaya dosa dan akibat buruknya! Dosa yang diiringi dosa lain lebih berat daripada dosa itu sendiri. Jika kamu gemar melakukan dosa tanpa menghiraukan orang yang berada di kanan kirimu, itu lebih berat daripada dosa itu sendiri. Ketawamu tanpa mengetahui apa yang akan Allah perbuat kepadamu itu lebih berat daripada dosa itu sendiri. Kegembiraanmu dengan dosa yang telah kamu lakukan itu lebih berat daripada dosa itu sendiri. Kesedihanmu karena dosa yang tak dapat kamu lakukan itu lebih berat daripada dosa itu sendiri. Rasa khawatirmu terhadap hembusan angin di kala kamu menutup pintu saat berbuat dosa tanpa rasa takut atas pandangan Allah itu lebih berat daripada dosa itu sendiri. Celakalah kamu! Apakah kamu tahu dosa apa yang telah dikerjakan Nabi Ayyub As. hingga Allah mengujinya dengan penyakit di tubuhnya dan kehilangan harta? Seorang yang miskin meminta pertolongan kepadanya untuk menolak kejahatan orang zhalim, namun ia tidak membantunya dan tidak mencegah perbuatan aniaya orang zhalim tersebut. Sebab itulah, Allah mengujinya." 

Imam Ahmad meriwayatkan dari al-Walid, dari al-Auzaa'iy,dari Hilal bn Sa’d berkata: "Janganlah kamu melihat kecilnya kesalahan, tetapi lihatlah kepada siapa kamu telah durhaka!" 

Al-Fudhail bin Iyadh berkata: "Semakin kecil dosa dalam pandanganmu, semakin besar ia dalam pandangan Allah, dan semakin besar dosa dalam pandanganmu, semakin kecil ia dalam pandangan-Nya. 

Dikatakan bahwa Allah mewahyukan kepada Nabi Musa As., "Sesungguhnya, makhluk-Ku yang pertama kali mati adalah iblis. Hal itu di sebabkan karena dialah yang pertama kali durhaka kepada-Ku. Aku menganggap orang yang telah durhaka kepada- Ku termasuk makhluk mati." 

Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad dan Jaami' at- Tirmidzi, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya, jika orang mukmin telah berbuat dosa, tertoreh satu titik hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, menyesal, dan memohon ampun maka hatinya bersih kembali. Apabila dosanya bertambah, titik hitam itu pun bertambah hingga menyelimuti hatinya. Itulah "kotoran/karat", sebagaimana dalam lu man Allah Azza wa Jalla: 

"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.(Q.S. Al-Muthaffifin [83] : 14)" 

At-Tirmidzi menyatakan bahwa hadits ini shahih. 

Khudzaifah berkata: "Jika seorang hamba berbuat dosa maka tertoreh satu titik hitam di hatinya hingga hatinya seperti biri-biri yang menjijikkan."

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ya'qub, dari Ubaiy, dari Shalih, dari Ibnu Syihab, dari Abdullah bin Ubaidillah bin Utbah, dari Abdullah bin Mas'ud Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Wahai kaum Quraisy, sesungguhnya, kalian pantas untuk menjadi pemimpin selama kalian tidak bermaksiat kepada Allah. Apabila kalian bermaksiat kepada-Nya, Dia pasti mengutus seseorang yang akan menguliti kalian sebagaimana pedang tajam d.il.im genggaman tangan yang diasah dengan pedang lain sampai menjadi putih mengkilap." 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Wahb yang berkata:”Di antara firman Allah Azza wa Jalla kepada Bani Israil, 'Jika Aku ditaati, Aku meridhai. Jika Aku telah ridha, Aku pasti memberkahi, dan limpahan berkah-Ku itu tidaklah terbatas. Jika Aku didurhakai, Aku pasti murka. Jika Aku telah murka, Aku pasti melaknat, dan laknat-Ku sampai tujuh turunan." 

Diriwayatkan oleh Waki', dari Zakariyya, dari Amir yang berkata, "Aisyah Ra. menulis surat kepada Mu'awiyah, yang isinya, 'Sesungguhnya, jika hamba bermaksiat kepada Allah maka orang yang dulu memujinya berubah mencelanya." 

Abu Nu'aim meriwayatkan dari Salim bin Abu al-Ja'd bahwa Abu Darda' berkata, "Setiap orang hendaklah waspada, jika hati orang-orang mukmin melaknatnya tanpa ia sadari." "Tahukah engkau kenapa aku mengatakannya?" "Tidak," jawab Salim. "Sesungguhnya, kala hamba bermaksiat kepada Allah maka Dia menurunkan kebencian-Nya di hati orang-orang mukmin dengan tanpa disadarinya."