Shalat adalah Jalan Menuju Kebahagiaan

Seorang muslim yang melakukan shalat tepat pada waktunya, ia hidup penuh dengan kesadaran, merasakan saat-saat yang dilewatinya. Ia selalu mengingat tanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dilakukan serta umur yang ia habiskan. Nasib paling jelek yang menimpa seseorang ialah apabila ia lupa pada kewajibannya, dan menghabiskan umurnya untuk perbuatan yang tak berguna sama sekali. Ia tidak menyadari bahwa hidup di dunia adalah satu-satunya kesempatan untuk mengejar kebahagiaan abadi. Apabila ia masih tetap lalai, maka ia menjadi orang yang rugi. 

Waktu-waktu shalat yang sudah diatur itu merupakan peringatan bagi kaum muslimin agar dalam hidupnya berlaku disiplin dan menghargai waktu serta tidak menyia-nyiakan untuk perbuatan yang tak berguna. Oleh karena itu, salah satu panggilan shalat ialah “Marilah kita menuju kepada kebahagiaan” (Hayya ‘ala al Falah). 

Permainan yang amat membahayakan dan menghambur-hamburkan waktu yang sekaligus menyuramkan masa depan, ialah berjudi dan minum khamar. Kedua perbuatan ini telah ditegaskan oleh Allah sebagai suatu perbuatan yang dapat memalingkan seseorang dari shalat. Sedangkan shalat akan mendidik seseorang untuk menghargai waktu dan melatih diri agar tidak menuruti kemauan hawa nafsu. 

Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an : “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghargai kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”. (QS. 5 : 91).