Dosa Besar Bagi Meninggalkan Sholat

Dosa Besar Bagi Yang Meninggalkan Sholat Berpalingnya seseorang dari masalah ibadah terhadap Tuhannya adalah termasuk dosa bear. Allah akan mengancam pelakunya dengan siksaan yang keras, karena sebelum itu Allah telah melarang kita melakukan hal itu. 

Allah telah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. 40 : 60). 

Manusia dituntut untuk menyembah Tuhan sejak ia berada di bumi ini, sebagai tanda rasa syukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan terhadap mereka. Selain itu, dengan ibadah yang dilakukan manusia berarti meminta tolong kepada-Nya dan memohon petunjuk dari-Nya. Manusia dijadikan oleh Allah dalam keadaan lemah, karenanya, ia sangat membutuhkan pertolongan Allah agar bisa hidup damai. Dengan taat melakukan ibadah, manusia akan tercegah dari perbuatan maksiat yang akan mengakibatkan murkanya Allah. 

Al-Qur’an menyerukan kepada seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah, dan mengingatkan mereka akan segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada mereka: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelumnya bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui”. (QS. 2 : 21 – 22). 

Kewajiban yang prima bagi para Nabi ialah mengingatkan umatnya agar beribadah kepada Allah. Hal ini telah disebutkan oleh Al-Qur’an dalam ayat berikut ini : 

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. 21 : 25). 

Allah memberi wasiat kepada nabi Muhamamd agar menyembah kepada-Nya sampai akhir hayatnya. Untuk itu Allah berfirman : “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini”. (QS. 15 : 99). 

Yang dimaksud dengan yakin pada ayat tadi ialah ajal, karena ajal adalah suatu hal yang sudah yakin dan pasti.

 ويقول النبي صلى الله عليه وسلم : لمعاذبي جبل : اتدرى ما حق الله على العباد؟ قال, الله ورسوله أعلم, قال النبي : أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا, اتدرى ما حقهم عليه؟ قال: الله ورسوله أعلم, قال النبي : ان لا يعذبهم (رواه البخارى

Rasulullah bersabda pada sahabat Mu’adz ibnu Jabal: “Tahukah engkau, apa hak manusia terhadap Yang menciptakannya?”. Mu’adz menjawab : “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasul berkata: “Mereka harus menyembah-Nya dan janganlah sekali-kali menyekutukan-Nya”. Kemudian Rasulullah bertanya lagi kepadanya: “Tahukah apa hak Allah pada mereka?”. Muadz menjawab : “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasulullah SAW bersabda : “Tidak menyiksa mereka (Hadits riwayat Bukhari)”.